FF FANATIC PART 5

image

Title: FANATIC
Author: @vhyra_pabbo
Genre: Romance, drama, family, etc.
Main Cast: Kim Myungsoo, Bae Suzy, Choi Minho
Sub Cast: Jung Soojung, Park Jiyeon, Kim Jong In, Yoo Seungho, Choi Sulli, OC’s, etc.
Length: Chaptered

Warning: Ini adalah cerita yang saya buat murni dari pikiran saya. Cerita ini hanya fiktif belaka. kalau ada kesamaan tokoh, tempat, dan cerita itu merupakan bukan kesengajaan. Ghamsahamnida~ Bow

Happy Reading!

***

Previous Part:

“Tak apa.. aku akan membicarakan ini pada sajangnim. Lagipula, dramanya juga belum tayang kan?” sela Suzy cepat mencoba meredam suasana yang panas. Myungsoo menyunggingkan bibirnya ke samping.

Minho membulatkan matanya tak percaya

“Gherom, suzy-ah.. persiapkanlah dirimu besok. Kita akan berangkat pagi pagi. Aku akan menjemputmu di apartment mu. Arra?” Ucap myungsoo. Suzy hanya bisa menghembuskan nafasnya berat.

‘Apa yang akan namja ini lakukan eoh?’ Batinnya.

***PART 5***

Pagi pagi sekali, namja bermata tajam itu telah selesai mem-packing barang barangnya. Ia tersenyum puas ketika melihat semua persiapannya sudah lengkap.

Ia lalu melirik soojung yang tengah terlelap di kasurnya. Ia lantas menghampiri yeoja itu.

Myungsoo tersenyum memperhatikan wajah lucu soojung yang pulas.

“Nan kkayo soojung-ah.. aku harap kau bisa berbaur dengan jong in” gumamnya.

Myungsoo lalu bergegas mengangkat barang barangnya ke dalam mobil.

Soojung membuka matanya lebar. Ia sudah terbangun dari tadi. Bahkan sebelum myungsoo terbangun. Ia lalu beranjak dari tempat tidurnya menuju meja rias.

“Oppa.. aku tak akan menyerah..” gumamnya sambil menyisir rambutnya yang berantakan.

Suara klakson mobil membahana di luar rumah soojung

Soojung lalu berbalik ke arah sumber suara itu dan berlari ke arah pintu.

Diintipnya sang empunya mobil.

“Kim.jong.in” Gumamnya pelan

***

“Eonnie! Ireonna!” Teriak yerin dari luar kamar suzy.

“Hoamm.. ne” suzy mengusap usap matanya pelan. Ia lalu melirik jam weker yang terletak di meja samping tempat tidurnya

“MWO?!” pekiknya. Ia lalu bergegas menuju kamar mandinya sampai seseorang mengetuk pintu kamarnya. Ia lalu memberhentikan langkahnya.

“Mwoya yerin-ah?” Pekik suzy spontan tanpa mengetahui si pengetuk pintu itu

“Ppalli chagi-ah.. aku menunggumu ne?” Balas orang itu pelan dan lembut

Suzy membulatkan matanya

“N-ne.. myungsoo-ah” balas suzy lalu bergegas menuju kamar mandinya.

Myungsoo lalu berjalan menuju dapur. Terlihat, disana telah tersedia sarapan yang telah dibuat oleh yerin. Aroma gosong yang berbaur dengan roti seketika menyengat indera penciuman namja yang disapa myungsoo itu. Ia tak melihat yerin di sana.

“Yerin-ah.. eoddiya?” Panggil myungsoo sembari mengecek ke dapur. Diliatnya yerin tengah sibuk dengan wajan dan kompornya.

“Yerin-ah..” yerin berbalik menghadap sumber suara itu. Diliatnya myungsoo tengah mengunyah roti hangus buatannya.

“Mian oppa.. aku tak bisa memasak” ucap yerin kecewa. Ia memakai apron dan tengah memasak sup rumput laut untuk eonninya. Ia sudah berjanji akan memasakkan sesuatu untuk suzy setiap hari libur sekolah.

“Mana pembantumu?”

“Kami.. tidak menggunakan pembantu. Eonnie.. tidak suka ada orang lain yang mengganggu hidupnya. Ia takut, terjadi apa apa pada karirnya jika pembantu itu mengetahui sesuatu” yerin menggigit bibir bawahnya. Ia juga sebenarnya tak tau sebab dari hal itu. Tapi, ia mencoba untuk mengerti.

Myungsoo mengangguk paham.

“Aku akan menghabiskan rotimu. Tidak masalah kan?” Ucap myungsoo kemudian

Yerin mengembangkan senyumannya lalu mengangguk senang. Ia lalu melanjutkan eksperiment rumput lautnya yang tertunda.

Myungsoo kembali ke ruang makan. Diliatnya suzy tengah mengunyah roti gosong itu tenang.

“Kau sudah packing?” Tanya myungsoo sembari merapatkan dirinya di atas kursi tersebut.

Suzy menggeleng. Ia masih mengenakan baju santai dengan sendal berbentuk kelincinya.

“Apa kau akan berangkat dengan gaya seperti ini?” Myungsoo memperhatikan suzy dari atas sampai bawah. Terlihat rambutnya masih ditutupi oleh handuk.

“Aniya..” sergah suzy cepat

“Mogoyo” ucap yerin tiba tiba muncul dengan membawa tiga mangkuk sup rumput laut

“Gomawo yerin-ah.. kau menepati janjimu” suzy tersenyum senang melihat perkembangan adiknya setelah myungsoo mengajaknya bertemu itu hari. Yerin menjadi lebih sopan dan patuh padanya. Entah sihir apa yang digunakan myungsoo itu. Ia tersenyum membayangkan hal itu.

“Mogoyo suzy-ah. Aku akan mempacking barang barangmu” ucapan myungsoo membuyarkan lamunan suzy.

“Yak apa kau tahu apa yang akan kubawa huh?” Pekik suzy tak terima.

“Jinjja.. mogosoyo chagi-ah.. nan arrayo. Aku adalah fans mu. Mungkin.. aku tau segalanya tentangmu” ucap myungsoo sengaja di pelan pelankan. Suzy mendecak. Ia lalu melahap sup nya rakus.

Myungsoo lalu menuju kamar suzy, ia menyortir semua pakaian yang akan dikenakan suzy nanti. Sesekali ia tersenyum simpul melihat pakaian suzy yang berjumlah sangat banyak dan beraneka ragam bentuk.

Ia lalu memanggil yerin untuk membantunya

“Kau bantu aku mengepack barang barang pribadi suzy ne” yerin mengangguk pasti.

***

Suzy masih sibuk dengan kunyahannya terakhirnya sampai myungsoo muncul dengan membawa koper menuju dapur.

“Bungkus saja semunya. Kita akan makan  di beberapa tempat singgah dengan bekal yerin saja” ucap myungsoo kemudian. Ia lalu mencomot roti itu lalu menjepitnya di mulutnya sambil menenteng koper suzy.

“Kkaja!” Ajaknya kemudian.

***

Suzy terlihat menutup matanya damai sembari mendengarkan musik dari ipodnya. Myungsoo sedari tadi selalu mencuri pandang melihat suzy yang dengan kedamaiannya tanpa sedikit pun melirik ke arah myungsoo.

“Kau bosan?” Gumam myungsoo pelan tapi mungkin tak didengar oleh suzy. Suzy masih asyik memejamkan matanya

“Aku melihat beritamu di artikel pagi ini” gumamnya lagi.

“Mereka membicarakan kita” sambungnya

“Kheundae.. mereka hanya menganggap berita itu adalah berita tentang ikatan kekeluargaan. Padahal..”

“Kenyataannya.. semuanya adalah palsu”

Suzy masih asyik dengan ipodnya

“Kheundae.. sebenarnya aku ingin berita itu menjadi berita kencan selebriti” ungkapnya.

Suzy mendengar semuanya. Ponselnya sebenarnya sudah low battery dari tadi. Namun ia tetap berpura pura mendengarkan musik.

***

Mobil putih gading itu terparkir jelas di sebuah halaman yang cukup luas. Mereka telah sampai di gwangju.

Namun mereka memilih untuk menginap di villa terdekat dari pantai.

Suzy dan myungsoo lalu bergegas turun dari mobilnya menuju tempat penginapan.

Terlihat di belakang mobil myungsoo diparkir, terdapat satu mobil hitam mewah yang sang empunyanya masih berada di dalamnya. Ia tengah menatap kedua insan itu tajam

‘Tak akan kubiarkan’ batinnya sembari meremas stir mobilnya geram.

***

“Di sini sangat sepi” ucap suzy setelah menghamburkan dirinya di sofa. Ia sangat kelelahan dalam perjalanan. Ia lalu menutup matanya damai

“Ne. Hanya ada kita berdua. Bahkan di pantai ini” balas myungsoo sambil menghampiri suzy yang mencoba terlelap. Suzy sontak membuka matanya.

“Mwo?!” Pekiknya

“Kau tau apa yang akan kulakukan di sini huh?” Myungsoo menyunggingkan bibirnya ke samping

“Mwo?” Tantang suzy tak takut

“Berlibur” myungsoo lalu berlalu begitu saja dari hadapan suzy menuju dapur. Suzy mendecak kesal.

‘Apa apaan namja itu eoh? Jinjja’ batinnya.

“Kau ke sini hanya untuk berlibur? Tak ada maksud lain?” Tanya suzy penaran sembari mengekori myungsoo yang tengah memasak di dapur

“Ne. Aku ingin berlibur bersamamu sebelum aku trainee. Mungkin aku akan lama bertemu denganmu” myungsoo masih sibuk berkutat dengan masakannya.

Suzy hanya memandang myungsoo datar lalu kembali ke ruang tv.

***

Aroma daging semur menusuk indera penciuman suzy. Matanya yang tadinya tertutup seketika terbuka sempurna. Di hadapannya kini telah tersaji semangkuk daging semur korea.

“Mogo” ucap myungsoo tiba tiba

“Apa yang..kau lakukan dari tadi huh?” Tanya suzy bingung. Suzy tengah tertidur di atas sofa dan myungsoo tiba tiba muncul di hadapnnya.

“Aku sedari tadi memperhatikanmu”

Lagi lagi suzy hanya menatap myungsoo datar. Tanpa babibu lagi, ia lantas menikmati semur itu sendirian. Tanpa memperdulikan myungsoo yang tengah memandanginya.

“Mashitta! Ternyata kau pandai memasak. Tak salah jika kelak jadi suamiku” ucapnya refleks sambil mengeluarkan eyesmile nya. Myungsoo lantas membulatkan matanya tak percaya

“Aku akan segera mendapatkanmu” ucap myungsoo kemudian. Suzy tersenyum

“Jangan terlalu percaya diri. Aku tadi hanya bercanda. Kau belum tau siapa aku kan?” suzy lalu berjalan meninggalkan myungsoo menuju kamarnya setelah selesai dengan ritual makannya. Namun, belum sempat ia berjalan myungsoo langsung menahan tangannya cepat.

“Mungkin ada yang aku tak tahu tentangmu. Apa itu masa lalumu?” Tanyanya

“Tsk.. Aku sangat berbahaya. Jadi jangan berani mendekati makhluk berbahaya sepertiku. Itu sedikit tentangku yang kau tak tau kan?”

“Akan ku jinakkan” suzy mendecak. Ia lalu menghempaskan tangan myungsoo dan bergegas menuju kamarnya.

‘Catatan untuk bae suzy semuanya akan tercentang nantinya’ batinnya sambil tersenyum.

***

Sepasang manusia itu berjalan lurus ke arah pantai. Mereka lalu berhenti di batu besar dekat laut.

Biru laut menjadi saksi percakapan mereka pagi itu. Tak terkecuali seorang namja berpakaian kasual itu. Ia juga sedari tadi menangkap adegan kedua insan itu dari kejauhan. Matanya menatap tajam bak mata elang.

Jari jarinya meremas geram tak sabar melayangkan bogem mentah ke arah si namja di samping yeoja yang dicintainya.

Namun, ia hanya bisa berkhayal. Dia tak mungkin melakukan aksinya itu dihadapan sang yeoja.

Ia hanya berusaha menjaga si yeoja dari hal hal yang mungkin akan terjadi antara kedua manusia itu.

Namja bermata besar itu adalah minho. Ia yang kemarin membuntuti suzy sampai ke gwangju. Sampai ke villa terpencil itu. Ia juga sengaja memesan villa dekat pantai itu. Walaupun sang empunya villa telah menolak karena semua villanya telah di sewa oleh myungsoo untuk alasan privasi, namun minho tetap memaksa untuk menyewanya dengan membayar mahal villa tersebut.

“Suzy-ah.. jika suatu saat nanti aku terkenal, apakah jika aku melamarmu.. kau akan menerimaku?”

Suzy masih asyik menatap lurus ke arah laut. Sesekali menyibakkan air dengan kakinya yang menggantung.

“Nan mollayo” balasnya datar

“Waeyo? Kukira kau akan menyukaiku jika aku terkenal” kening myungsoo mengkerut

“Nan mollayo”

Myungsoo berbalik menghadap suzy. Ia menatap wajah suzy dari samping dengan tatapan tajam menusuk

“Neo.. molla?”

“Apa karena minho?”

“Apa kau menyukainya?”

“Gheurae.. berita itu benar?”

“Gheurae.. perjuanganku selama ini sia sia belaka huh?” Tanyanya bertubi tubi. Suzy memilih diam sambil memandangi pantai yang membiru indah

“Baiklah.. jika kau ingin diam. Diamlah..” ucapnya lagi. Ia lalu menyandarkan kepalanya di pundak suzy. Suzy tersentak lalu segera rileks kembali. Ia juga melakukan hal yang sama terhadap myungsoo. Bibir myungsoo tersungging ke atas.

‘Bolehkah aku tak menyerah jika kau menyuruhku menyerah?’ Batinnya.

Minho mengepalkan tangannya melihat adegan itu.

“Myungsoo-ah..” suzy akhirnya bersuara setelah satu jam berdiam diri

“hmm?”

“Kau menyerah saja. Aku takut kau akan menyesal nantinya”

“Shireo. Aku akan mengabulkan semua keinginanmu, kecuali hal itu”

Suzy menghembuskan nafasnya berat

“Berhentilah menjadi fansku. Hiduplah layaknya manusia biasa”

Myungsoo tersentak dari sandarannya. Hampir saja suzy terhuyung ke bawah.

“Shireo” balasnya kemudian

“Kau sendiri yang bilang tadi, kalau kau akan mengabulkan semua keinginanku kecuali hal pertama tadi. Gheurae, kau harus mengabulkan keinginanku yang itu” ujar suzy tak kalah debat

“Sama saja suzy-ah.. kau menyuruhku menyerah”

Suzy terdiam.

Myungsoo mengambil wajah suzy lalu melumat bibirnya lembut. Suzy membulatkan matanya tak percaya.

Ia lalu berusaha melepaskan tautan itu. Ia mendorong myungsoo hingga tak sengaja terjatuh ke dalam laut.

Mereka tengah berada di atas batu yang di bawahnya merupakan posisi laut agak dalam.

Suzy sontak panik. Ia tak bisa berenang. Ia juga tak tahu kalau myungsoo tak bisa berenang.

“MYUNGSOO-AH!” pekiknya panik. Ia tak melihat myungsoo muncul ke permukaan

‘Apa dia tak bisa berenang huh?’ Batinnya tambah panik

“DEOWAJUSSEYO! DEOWAJUSSEYO!” suzy berteriak ke sana kemari seperti kesetanan. Ia tak bisa berbuat apa apa selain berteriak minta tolong.

Suzy tak melihat seorang pun di pantai nan luas itu.

Minho yang bersembunyi di balik pohon kelapa seketika mengerutkan keningnya bingung.

‘Kemana myungsoo? Kenapa suzy kelihatan panik?’ Batinnya. Sesegera mungkin ia berlari ke arah suzy yang mulai memucat.

“Waeyo suzy-ah?” Tanya minho panik secara tiba tiba

“Min..min..ho-ah.. deowajusseyo..” suara suzy bergetar. Kristal bening itu tak sungkan lagi terjatuh dari pelupuk matanya.

“Waeyo?” Minho mengguncang guncangkan tubuh suzy panik

“Myungsoo tenggelam..” lirihnya.

Minho sukses membelalakkan matanya sempurna. Tanpa basa basi lagi ia lalu menyeburkan dirinya ke dalam laut berniat mencari myungsoo di seberang sana.

Seluruh tubuh suzy bergetar. Ia menggigit jari jarinya takut.

Air matanya sedari tadi mengalir deras tanpa terisak.

Beberapa saat kemudian minho muncul ke permukaan bersama myungsoo yang terlihat tak berdaya.

Minho mencoba memberikan pertolongan pertama. Ia menekan nekan dada myungsoo. Mencoba memberikan pasokan udara ke paru parunya.

Suzy hanya terdiam mematung melihat myungsoo terkapar tak berdaya. Ia sangat shock.

“Telepon ambulance! Ppali!” Pekik minho kemudian. Suzy membulatkan matanya.

Ia menekan digit angka dengan gemetar. Air matanya terus menerus mengalir tanpa pantauan.

Titt.. teleponnya tersambung

“Deowajusseyo.. Villa Myungjung dekat pantai” ucap suzy pelan

“Ne. Kami segera ke sana”

“PPALLI!!!” teriaknya kencang

“N-ne agassi”

tuttt..

Suzy mengeraskan suaranya. Ia menutup mulutnya tak percaya sembari jatuh bersimpuh.

Ia lalu menutup matanya lama. Angin pantai menerpa tubuhnya pelan.

“Apa dia masih hidup?” Tanya suzy tanpa menatap minho yang tengah menatapnya sendu

“Ne. Kheundae, kalau terlambat dia bi..”

“Syukurlah..” sergah suzy cepat seolah tak ingin mendengarkan kelanjutan dari ucapan minho

Bunyi sirene ambulance memecah kesunyian di pantai itu. Sesegera mungkin myungsoo dimasukkan ke dalam ambulance itu diikuti oleh suzy dan minho.

Setelah selesai, ambulance itu lalu meninggalkan pantai kelam itu. Suasana mencekam mulai terasa lagi.

***

“Gwaenchana?” Tanya suzy pelan kepada sosok namja tampan di hadapannya.

“Ne” balasnya pelan. Ia terlihat tak bertenaga

“Neo arra.. kau ternyata sangat.. lemah” ucap suzy lagi sambil menatap namja itu remeh

“Aku tak bisa berenang pabbo” balasnya

Minho hanya dapat melihat adegan itu lagi. Ia lalu melangkahkan kakinya ke luar dari rumah sakit itu.

“Kau harus berterima kasih pada minho”

“Ne. Gomawo. Sampaikan padanya” Suzy mengangguk

“Kalau bukan karena dia.. mungkin aku sudah..”

Suzy menyandarkan kepalanya tepat di bantal myungsoo.

“Hajima..” ucap suzy pelan

“Tak kusangka, ternyata namja ambisius itu baik juga” suzy berdehem pelam

“Suzy-ah.. mianhae.. tadi.. aku mencium mu paksa” ucap myungsoo kemudian

Suzy berdehem lagi

“Lain kali, aku akan membebaskanmu memciumku duluan. Aku akan meminta izin padamu jika aku ingin melakukannya duluan, eotthae?”

Suzy bangkit dari sandarannya. Ia lantas menatap myungsoo tajam

“Yak.. kau pikir kau adalah namjachinguku huh? Jangan berbicara seenaknya”

Myungsoo tersenyum sendu

“Apa boleh aku menjadi namjachingu mu huh?”

Suzy terdiam menatap myungsoo bingung

“Aniya. Kau menyerahlah”

Myungsoo mengangguk sambil tersenyum terpaksa

“Kalau aku menjawab iya, apakah kau akan senang huh?”

Suzy terdiam lagi. Ia tak tahu harus berkata apa. Ia tahu bahwa dialah yang menyuruh myungsoo untuk menyerah terhadap dirinya. Tetapi, entah mengapa ia mulai ragu sekarang.

“Tadinya, aku akan menjawab shireo sampai selesai. Kheundae.. pikiranku mulai terbuka” ujar myungsoo tanpa menatap suzy

“Seorang bae suzy harus memiliki pendamping yang seperti seorang bae suzy. Kim myungsoo harus memiliki pendamping seperti seorang kim myungsoo” lanjutnya

“Gheurae.. apakah kau berpikir bahwa bae suzy dan kim myungsoo memang ditakdirkan untuk tidak bersatu huh?”

Suzy masih terdiam membisu. Ia tengah mencoba mencerna semua ucapan myungsoo.

“Neo arra.. setelah kau muncul menjadi artis di televisi, saat itulah aku mulai ber ambisi untuk melakukan banyak hal bersamamu. Menjadi fansmu. Menulis catatan tentang hal hal yang akan kulakukan padamu nanti. Mengikutimu beritamu setiap waktu. Menjadi wartawan agar aku bisa mendapatkan semua info mu langsung”

“Neo arra.. dulu aku tak pernah bercita cita menjadi wartawan. Bahkan aku sangat mengutuk pekerjaan itu. Aku berpikir bahwa mereka adalah pencari berita bodoh yang kerjanya hanya mencari berita tak penting”

“Kheundae.. setelah seorang bae suzy muncul di televisi untuk pertama kali. Entah mengapa hatiku mulai tergerak untuk melakukan apapun untuk bisa mendekati bae suzy” tuturnya panjang lebar.

“Bodoh memang. Kheundae, setelah apa yang semua kulakukan untuk mencapai puncak ini. Bisa melihatmu sedekat ini. Membelaimu. Mengajakmu. Melakukan sesuatu untukmu. Apakah kau berpikir untuk menyuruhku menyerah?”

“Tak adakah sedikitpun tempat kim myungsoo di hati seorang bae suzy huh?”

Suzy tak bergeming. Ia meremas bajunya kuat.

“Baiklah.. sekarang aku akan menyuruhmu memilih. Aku tak akan berkata shireo lagi kali ini. Silahkan kau menyuruhku apapun yang kau mau. Aku tak akan berkata shireo lagi”

Myungsoo lalu memandang suzy lirih. Mereka saling pandang kali ini.

“Apakah tak ada wartawan di sini?” Suzy mencoba mengalihkan pembicaran myungsoo barusan. Ia lalu merenggangkan semua otot ototnya yang sedari tadi kaku.

Myungsoo terdiam

“Kau istirahatlah. Aku mau menemui minho dulu” ucap suzy kemudian

Suzy lalu bangkit dari duduknya namun tangan myungsoo dengan cekatan menahan tangan suzy

“Kesempatanmu tinggal satu kali. Apakah.. kau menyuruhku menyerah kali ini?”

Suzy terdiam sejenak. Ia menatap lurus ke dalam manik mata myungsoo. Tatapannya tak dapat diartikan dengan kata kata.

“Ne. Kkaba.. hiduplah dengan normal. Tinggalkan semua pekerjaan yang membebanimu selama ini hanya karena aku. Lakukan apa yang kau inginkan sebelum kau melihatku” mata suzy berkaca kaca. Badannya terguncang.

Myungsoo lantas membulatkan matanya tak percaya. Tangannya lemas hingga melepaskan genggamannya.

“Aku kira.. tadi.. kau.. ternyata..” sendi sendinya terasa tak terasa lagi.

“Kalau aku membiarkanmu terlalu jauh, aku takut kau akan tersakiti sendiri. Kau belum mengetahuiku dengan baik kan? Gheurae.. mulai sekarang, jadilah dirimu sendiri. Aku membebaskanmu sekarang”

Myungsoo menutup matanya rapat rapat. Ia berharap itu hanya mimpi buruk.

“nan kkayo” ucap suzy kemudian berlalu dari ruangan itu. Myungsoo kembali membuka matanya.

Myungsoo hanya bisa menatap lurus ke depan. Seakan seluruh sarafnya tak berfungsi.

‘Apa aku telah melakukan kesalahan eoh? Apa aku egois? Apa yang telah kukatakan eoh?’ Batinnya. Air matanya lolos keluar

‘Banci’ batinnya merujuk pada dirinya sendiri.

***

“Oppa!” Pekik soojung tak terima melihat rumahnya berantakan akibat botol minuman jong in yang bertebaran serta pembungkus makanannya yang bak gunung banyaknya.

“Ne?” Balas jong in linglung. Ia tengah mabuk

“Kenapa kau minum terus setiap hari huh?” Soojung lalu ikut ikutan terduduk di lantai.

“Taemune.. aku sedang patah hati” ucapnya asal sembari meneguk minumannya lagi. Soojung sontak mencegahnya. Ia mengambil botol itu dan meneguknya hingga setengah. Mata jong in membulat sempurna

“Yak! Anak kecil tak boleh mabuk!” Pekik jong in panik. Ia di tugaskan untuk menjaga soojung malah ia sendiri yang menjerumuskan soojung ke perkara minuman beralkohol itu.

“Aku juga sedang sakit hati oppa. Jadi wajar saja kalau aku harus minum ini” ucapnya cengengesan sembari menunjuk botol itu.

“Jinjja..” jong in meremas kepalanya yang sakit

“Aku akan mengajakmu jalan jalan untuk mengobati sakit hatimu. Eotthae? Kheundae jangan minum seperti ini. Eotthae?” Tawarnya saat pikirannya mulai membaik dari mabuknya.

Soojung mengangguk patuh. Ia lalu membuang minuman yang masih setengah itu ke lantai.

Bunyi hentakan kaca dan lantai berbaur menjadi satu menciptakan suara bising yang memekikkan telinga.

“Kkaja oppa! Kita jalan jalan!” Ajak soojung antusias

“Lima menit lagi ne. Kepalaku masih pusing karena mabuk”

“Oke bos!” Soojung tersenyum senang.

***

“Minho-ah!” Sapa suzy dari kejauhan ketika melihat minho tengah duduk duduk di taman. Suzy lalu berlari menghampiri minho yang tengah terdiam sambil mendengarkan lagu dari ponselnya

“Gomawo” suzy menghamburkan dirinya di bangku taman itu. Ia mencoba menghirup udara gwangju yang masih asri dan bebas polusi. Tak lupa ia menutup matanya damai. Meresapi kesejukan alam gwangju yang belum terjamah polusi pabrik.

Minho memandang suzy sejenak lalu melepaskan earphonenya dan mengenakannya di telinga kanan suzy.

Suzy sempat tersentak lalu kembali merilekskan diri dengan lagu lagu ballad yang minho putar.

Sesekali kedua insan itu bersenandung menyanyikan lagu yang terputar.

“Gomawo minho-ah.. kau telah menyelamatkan myungsoo. Kalau tidak ada kau.. mungkin..”

“gwaenchana..” sela minho pelan

“Aku akan pulang ke seoul sebentar malam. Bagaimana denganmu?” Tanya suzy kemudian

“Kenapa kau tak bertanya kenapa aku bisa berada di sini huh?” Selanya lagi masih asyik mendengarkan musiknya

“Apakah aku pantas menanyakannya setelah apa yang kau lakukan huh?”

“Ohh.. Guyeo. Kheundae, aku lebih suka kau bertanya seperti itu”

“Waeyo?”

“Taemune, aku ingin kau tau bahwa aku sangat peduli denganmu. Bahkan saat kau membawa namja lain ke kota kelahiranmu” minho menghela nafasnya panjang

“Walaupun aku bukanlah siapa siapa bagimu. kheundae, sebagai seseorang yang pernah mengatakan cintanya padamu pada usia belasan tahun, apakah itu belum cukup?”

“Kau memiliki arti bagiku minho-ah..” balas suzy sembari tersenyum simpul. Minho sontak membalikkan wajahnya ke arah suzy

“Kau adalah malaikat penyelamat bagiku” lanjutnya

“Gheurae.. kau juga menyukaiku?” Tanyanya tak percaya

Suzy terdiam sambil terus memandang mata minho dalam.

Ia lalu menyunggingkan bibirnya ke samping.

“Nan..

***TBC***

Annyeong readers! Entahlah ada yang baca atau tidak soalnya aku nge post nya kelamaan smpe WP ku lumutan dan berdebu *plakk

Mianhae..mianhae..mianhae..
Soalnya lagi sibuk sibuknya si maba ini *lah gua*. Gimana banyaknya tugas maba dan lain lain sebagainya yang membuat otakku pergi dari tanah kelahirannya. Ia merantau ke kepala lain *eh lah kok ngaco ini* hehehe

Mian lagi karena part ini dan part part lainnya malah makin gak jelas dan amburadul dan.. dan.. nge-boringin *pohon beringin? Angker dong* pokoknya ngebosenin gitu. Mian juga soal typo yang bertebaran dan sekali lagi mian atas ff yang kurang ajar ini. Aku tidak merocemmend kalian untuk nge bacanya cause sangat kacau balau nan cap cay *skip bacot gak mutu ini*

sekian. Aku tunggu RCL nya yah readers kalo ada yang mau baca!!! Karena kalianlah pengobat hatiku saat gundah gulana ngelirik tugas bejibun *ceileh syahdu hahaha piss*

Gomapta Bow 😀

Posted from WordPress for Android

92 thoughts on “FF FANATIC PART 5

  1. kasihanan myungsoo
    ayolah masak iya setelah perjuangannya sampek senekat itu trus diamau nyerah gitu aja..
    duh suzy mau bilang apa tuh…?

    next next next

  2. Hoh ada untungnya jg minho ngikutin mereka sampe ke gwangju. Bener2 malaikat penjaganya suzy. Selalu ada disaat suzy butuh pertolongan. Kira2 itu myungsoo bakalan nyerah beneran nggak ?

  3. part yg menyenth bgt.. klo diliat sebenrnya suzy sdh ada rsa sm myungsoo, tp dia takut myung tdk dapat menerima msa lalunya….

  4. Hhhmmm.minho bener bener malaikat pelindung suzy..
    Tapi kasian juga ya perjuangan myungsoo…ayo lah suzy kasih myungsoo kesempatan lagi…mungkin suzy masih kebayang2 masa lalu nya

  5. Sedihnya jadi myungsoo… dia udah ngelakuin apa aja buat suzy ampe dia nyewa villa n pantai.. tapi sayang. Suzy menolak dia… emang sih.. suzy gak mau myungsoo merasa menyesal pas udah mereka berhubungan.. tapi kan apa salahnya kalo di coba dan suzy erbuka ke si myungsoo… hwuaaaa.. part ini fix menyedihkan…

    Aku baca lanjutan ff ini ya eon.. hihihi

    Keep writing and fighting

  6. andwe…jebal 😥 myungppa jangan nyerah gitu aja dong..zyeonn jangan tega gitu atuh,kasian myungppa pengorbanan yg dia lakuin udah sejauh itu masa sia sia..
    part ini menguras emosi, sedih jadinya

Tinggalkan Balasan ke hikma Batalkan balasan