FF JAIL PART 4

image

Title: JAIL
Author: @vhyra_pabbo
Genre: Romance, drama, family, friendship, mystery (maybe), etc.
Main Cast: Bae Suzy, Kim Myungsoo, Choi Minho
Sub Cast: Krystal jung, Lee Jieun, Park Jiyeon, Kim sunggyu, Yang Yoseob, OC’s and etc (SubCast dapat berubah sewaktu-waktu)
Length: Chaptered

Warning: Ini adalah cerita yang saya buat murni dari pikiran saya. Cerita ini hanya fiktif belaka. kalau ada kesamaan tokoh, tempat, dan cerita itu merupakan bukan kesengajaan. Ghamsahamnida~ Bow

Happy Reading!


***

Previous Part:

“Anda dibebaskan” ucap sipir itu setelah mereka sudah keluar dari sel.

“MWO?!” Mata suzy membulat.

‘Ada apa ini?’

***PART 4***

Suzy melangkahkan kakinya keluar dari penjara itu dengan perasaan yang campur aduk. Yang pasti, ia merasa tidak terlalu senang. Ia seperti kembali ke neraka. Suzy akan mengutuk orang yang telah membebaskannya. Pasti.

Langkah yeoja itu terhenti tatkala sepasang kaki menghalangi jalannya. Wajahnya lalu terangkat mencoba melihat wajah sang empunya kaki tersebut.

“Kim myungsoo?” Gumam suzy heran.

Namja itu lalu menarik tangan suzy tanpa harus menjawab pertanyaan tadi.

“Yak! Kenapa kau..” suzy kehilangan kata katanya ketika ia telah sampai di depan mobil mewah dan namja itu—myungsoo nampak membuka pintu mobil itu dan mempersilahkan suzy masuk, bak tuan putri.

“Masuklah..” myungsoo menarik suzy masuk.

“Yak!” Myungsoo langsung membungkam mulut suzy dengan telapak tangannya.

“Jalan pak!” Pintah myungsoo kepada supir di depan dan mobil itu langsung melesat meninggalkan rumah tahanan yang penuh cerita itu.

‘Awas kau kim myungsoo! Setelah ini kau akan berurusan denganku!’ Pekiknya dalam hati. Ia dongkol setengah mati. Rasanya ia ingin meremukkan sesuatu.

***

“Berhenti pak! Aku ingin singgah makan dulu!” Pintah suzy namun myungsoo menyuruh supir itu agar tetap jalan. Suzy mendengus kesal.

“Nuguneo? Apa urusanmu dengan urusanku? Kenapa kau bisa mengenal orang di depan itu? Kenapa kau dengan seenaknya MELARANGKU?!” Pekiknya pada akhirnya. Nafasnya naik turun.

“Kim myungsoo. Ak..”

“Ne aku tau kau kim myungsoo! Kheundae..” sanggah suzy

“Aku adalah tangan kanan tuan bae” sambungnya datar tanpa menoleh ke arah suzy.

“Mwo? Mwo?!” Suzy membulatkan matanya.

“Tangan kanan appamu. Tuan bae” kali ini mata myungsoo menatap sosok ambisius di sampingnya itu.

Suzy mendecak.

“Jadi, kau kerja part-time atau apa huh? Aku-sangat-bingung” Suzy menghembuskan nafasnya berat. Bingung dengan kemauan tua bangka itu—appanya.

“Aku hanya dipindahtugaskan ke penjara itu”

“Mwo?! Memangnya penjara itu milik tua bangka itu huh? Dengan seenaknya memenjarakan orang, menyuruh orang bekerja, cish.. dasar..” celotehnya.

“Tuan bae memiliki banyak jaringan dan berkuasa. Kau.. sangat beruntung memiliki ayah seperti tuan bae sung moon” datarnya.

“Mwo? Apakah aku tidak salah dengar huh? Bangga?” Ucap suzy sarkatis.

Myungsoo mengangguk.

“Bangga dengan mafia sekaligus penipu seperti dia?! Apakah aku harus bangga?!” Suzy mengencangkan suaranya. Ia muak.

“Kheundae, dia sangat mencintai keluarganya. Terutama kau. Anaknya”

Suzy mendecak.

“Dibayar berapa kau dengan penjahat seperti dia huh?! Sepertinya cukup untuk menghidupi keluargamu tujuh turunan” Suzy mengamati myungsoo dengan tatapan remeh.

Myungsoo sontak mengambil tangan suzy dan mencengkramnya erat.

“Cukup kau menjelek-jelekkan appamu sendiri!” Bentak myungsoo. Suzy tersentak dan berusaha melepaskan genggaman itu.

“Yak! Memang apa bagusnya tua bangka itu?!” Balasnya tak mau kalah.

“Dia.. menyuruhku menjagamu dipenjara itu. Aku sangat senang, karena akhirnya aku bisa kembali ke sana lagi. Melihat hamparan mawar itu lagi” ucap myungsoo tiba tiba dengan nada serius. Genggamannya melemas.

“Dan akhirnya aku mengetahui bahwa yeoja yang kucari cari selama ini telah meninggal. Aku jadi memahami beberapa hal. Aku sangat berterima kasih dengan tuan bae karena telah memperkerjakanku di tempatnya” lanjutnya. Suzy menyimak walaupun wajahnya menoleh ke arah jendela.

‘Untuk apa dia mencengkram tanganku? Dasar!’ Gerutunya dalam hati.

“Tuan bae.. telah banyak membantuku. Eommaku.. dia hampir saja meninggal kalau saja tuan bae tidak menolongnya waktu itu” terang myungsoo seraya mengepalkan tangannya.

“Dan karena tuan bae jugalah.. aku akhirnya mengenal putrinya yang cantik. Walaupun selama ini aku sering melihatmu kheundae, kau tak mengenaliku sama sekali kan?”

“Gheurae? Kenapa kalau akhirnya kita berkenalan? Apakah kita akan jadi sepasang kekasih?” Ucap suzy sarkasme disertai senyum remehnya.

“Aniya. Aku jadi tahu, kalau ternyata kau mengenal jiyeon”

Suzy mendecak lalu memilih bungkam.

***

“Appa!” Suara suzy menggema di ruangan nan luas itu.

“Dia sedang bertugas” sahut seorang yeoja yang tiba tiba muncul dari dapur.

“Appa!” Suzy nampak tak peduli dengan kehadiran yeoja itu.

“Suzy-ah.. urrimmani.. nan bogossippo..” yeoja itu berlari menghampiri suzy berniat memeluknya.

“Berhenti! Jangan berani berani kau menyentuhku!” Teriak suzy tepat dihadapan yeoja itu.

Yeoja itu mengambil tangan suzy namun dengan cepat suzy menepisnya.

“Yak krystal-ssi! Aku sudah memperingatkanmu!” Bentaknya lebih keras.

Krystal lalu mengalihkan pandangannya ke arah myungsoo yang tengah membawa barang suzy yang tidak terlalu banyak itu. Hanya satu kantung kecil berisi barang barang pokoknya selama di penjara.

“Gomawo myungsoo-ssi. Kau mau minum dulu?” Tawar krystal ramah.

“Aniya. Gomawo. Saya harus segera ke kantor” tolaknya halus. Myungsoo lalu menunduk tanda salam dan bergegas meninggalkan rumah itu. Sedangkan suzy langsung melesat menuju kamarnya.

“Suzy!” Panggil krystal. Namun suzy nampak tak peduli.

Krystal mendesah kecewa. Ia sangat kecewa dengan sikap suzy sejak appanya dan krystal menikah.

***

“Suzy-ah.. aku membuatkanmu sup tulang lunak..” ucap krystal lembut seraya membawa nampan di depan pintu kamar suzy.

Pintu itu terbuka.

“Aku mau tanya” ucap suzy to do point

“Hmm?” Kening krystal mengerut.

“Siapa yang membebaskanku?” Ucapnya ketus.

“Aku menyuruh appamu untuk segera membebaskanmu setelah tahu bahwa penjara tak cocok untukmu karenanya kau sakit. Aku..”

“Kau? Kau yang menyuruhnya mengembalikanku ke neraka ini lagi huh?!” Potongnya ketus.

“N-ne. Sepertinya penjara tak membuat sifatmu berubah dan malah membuatmu sakit. Aku memberitahukannya kalau kau sakit dan..”

“Sialan!” Gumam suzy kesal. Lagi lagi ia memotong ucapan krystal. Ia lalu menutup pintu itu keras sehingga membuat krystal tersentak. Hampir saja makanan itu tumpah.

Tangannya bergetar.

“A-aku t-tunggu d-dibawah n-ne?” Ucap krystal parau. Airmatanya menetes sedikit demi sedikit. Ia lalu berjalan meninggalkan tempat itu.

***

“Kenapa appa membebaskanku?!” Bentak suzy tepat dihadapan ayahnya. Sebenarnya myungsoo yang berada di situ ingin sekali melerainya namun kode tuan bae membatalkan niatnya.

“Appa sangat rindu padamu..”

“Yak! Bae sung moon-ssi!” Suzy menghentakkan meja di hadapannya.

“Suzy-ah.. sopan sedikit..” bisik myungsoo geram. Suzy tak peduli dengan larangan itu.

“Tuan bae yang terhormat! Aku sudah menyuruh anda menuntut saya atas kasus pembunuhan selama 2 tahun penjara. Kenapa malah membolak balikkan fakta menjadi kasus narkoba. Dan lagi, kenapa hanya satu bulan huh?!” Suzy menghentakkan meja itu lagi.

Tuan bae tertawa renyah.

“Aku tak tega padamu.. memangnya apa salahmu? Kau tak mengkonsumsi obat obatan apapun. Jadi, kenapa appa harus memenjarakanmu selama itu? Cukup satu bulan saja. Kheundae, sepertinya sikapmu tidak berubah..”

“Yak! Aku salah! Aku memang bersalah! Dan lagi, Aku menyuruh anda menuntutku atas pembunuhan! Bukan kasus narkoba! Telinga anda pasti sudah rusak!” Bentaknya menjadi jadi.

Myungsoo yang tak tahan lalu menarik suzy keluar. Tuan bae hanya tertawa. Tawa yang sangat jarang terlihat.

“Apa apaan kau!” Bentak suzy ketika mereka telah berada di luar.

“Bisakah kau lebih sopan kepada appamu sendiri huh?! Bagaimana pun juga dia adalah appamu. Ap-pa-mu! Pria yang membuatmu ada di dunia ini!” Myungsoo mengguncangkan bahu suzy.

Suzy terdiam. Ia lalu melepaskan tangan myungsoo di bahunya dan berjalan melewati myungsoo.

“Yak kau mau kemana eoh?!”

“Aku lapar. Aku mau makan ramen” Suzy terus berjalan tanpa menoleh. Hanya menunduk.

“Kkaja!” Myungsoo tiba tiba menarik tangan suzy.

***

“Kau.. jangan terlalu merasa bersalah.. tuan bae hanya tak tega menuntut anaknya sampai dua tahun. Ayah mana yang menginginkan hal itu” ucap myungsoo di sela makannya.

“Kau tau kan aku memang bersalah” balas suzy seraya menatap dua mangkuk ramen yang telah dimakannya. Padahal myungsoo belum menghabiskan ramen pertamanya.

Myungsoo melirik suzy.

“Kau mau tambah lagi?”

Suzy mengangguk datar.

“Satu lagi!” Teriak myungsoo kepada pelayan kedai itu.

Sambil menunggu pesanannya, suzy mulai melanjutkan ucapannya tadi.

“Kau taukan?” Tanyanya lagi.

“Ne” myungsoo melanjutkan makannya. Suzy tersenyum hambar.

Suzy mengambil pistol yang berada di lemari ayahnya. Ia lalu membawanya ke kamarnya secara diam diam.

“Sepertinya alat ini akan membuatku cepat mati daripada alat alat lainnya” gumam suzy seraya tersenyum menyeramkan. Yah, Yeoja itu sudah melakukan beberapa kali percobaan bunuh diri dan tak ada satupun yang berhasil karena eommanya selalu menggagalkannya.

‘Tidak lagi. Eomma tidak akan menggagalkannya lagi. Alat ini sangat ampuh’ pikirnya.

Ia mulai mematik pistolnya.

Cklekk.. cklekk..

‘Sial! Pelurunya tidak ada!’ Umpatnya dalam hati. Ia lalu kembali mengendap endap ke kamar appanya berniat mencari beberapa peluru yang mungkin ditaruhnya di sana.

Wanita parubaya itu melihat gelagat suzy yang mencurigakan lantas membuntuti suzy sampai ia kembali ke kamarnya.

“Suzy! Letakkan senjata itu!” Pekik eomma suzy ketika melihat suzy akan menggunakan pistol itu.

Suzy menggeleng kuat.

‘Sial! Aku lupa mengunci pintu!’ Rutuknya.

“Letakkan!” Wanita itu berusaha mendekati suzy perlahan lahan.

“Mundur eomma! Mundur!” Ancamnya.

“Jangan lakukan itu nak. Jebal..” air mata wanita itu menetes.

Suzy tak peduli dan tetap mematik pistol itu.

Dorrrr!

Tepat di perut wanita itu. Cairan merah kental keluar bebas dan berserakan di lantai putih tersebut.

Mata suzy membulat.

“EOMMAAAA!!”

Suzy lalu berlari keluar mencari pertolongan.

‘Bae suzy pabbo!’ Rutuknya.

“Ige.. pesanannya” suara pelayan itu membuat lamunan suzy terbuyar.

“Gomawo” datarnya.

***

“Kau sudah kenyang?” Tanya myungsoo ketika melihat tiga mangkuk ramen yang berhasil suzy sikat habis.

Suzy hanya membalasnya dengan deheman pelan. Ia lalu beranjak dan melangkah keluar dari kedai itu. Myungsoo buru buru membayar bon nya dan segera menyusul suzy.

“Kau mau kemana?” Ucap myungsoo setengah terengah engah.

“Bukan urusanmu” jawabnya ketus sambil terus berjalan.

“Aku akan mengantarmu. Aku membawa mobil” myungsoo menahan tangan suzy agar ia menghentikan langkahnya.

“Ruangan abu kremasi”

***

Suzy menatap dalam foto seorang yeoja di dalam lemari kaca itu beserta sebuah botol di sampingnya.

Ia ingin menangis namun ditahannya. Ia tak mau siapapun melihatnya menangis. Apalagi ada namja itu di sampingnya—myungsoo yang notabenenya adalah kaki tangan ayahnya. Itu sangat memalukan pasti. Pikirnya.

“Aku baru pertama kali ke tempat ini” gumamnya. Sepertinya suzy berniat mengatakan curahan hatinya. Semacam tak tahan jika dipendam terus terusan.

“Gheurae, kau tak pernah mengunjungi abu siapapun? Termasuk eommamu?”

“Ne” singkatnya seraya meletakkan bunga mawar putih dan merah itu di luar lemari kaca pembatas itu. Ia lalu menangkupkan kedua tangannya untuk berdoa. Mendoakan sahabatnya. Jiyeon.

Myungsoo hanya memandang lirih sosok ceria dihadapannya. Walaupun hanya dalam sebingkai foto. Ia lalu ikut berdoa bersama suzy.

***

“Waeyo?” Tanya myungsoo ketika mereka telah berada di dalam mobil sambil terus fokus ke jalanan.

“Mwo?” Sahut suzy cuek.

“Kenapa kau tak pernah mengunjungi tempat itu?”

“Aku hanya takut”

“Waeyo?”

“Kau taukan penyebab eommaku meninggal?”

“Ne”

“Kau juga tahu penyebab jiyeon meninggal?”

“Bunuh diri kan? Aku membaca surat itu sebelum kau membacanya dan aku menyimpulkan bahwa..”

“Kau salah” potong suzy

Myungsoo sedikit mendongak ke arah suzy dengan tatapan bingungnya.

“Dia di bunuh. Sama seperti eommaku”

Sreeettt.. gesekan ban dan aspal jalanan membuat suara decitan yang cukup memekikkan telinga.

Myungsoo me-rem mendadak mobilnya. Ia lalu membawa mobil itu ke tepi jalanan.

“MWO?!” pekiknya.

“Dia.. dibunuh. Mereka berdua dibunuh”

“Jadi, setelah kau membunuh eommamu, kau membunuh jiyeon lagi? Jadi apa maksud surat itu huh?!” Bentaknya.

“Yak!” Pekik suzy yang sontak menghentikan celotehan panjang myungsoo.

“Aku tidak membunuh jiyeon pabbo! Kheundae, orang lain yang sangat aku kenal. Surat itu seakan memberitahukan semuanya..”

Myungsoo seakan tersadar akan satu hal.

“Ini.. bukan tulisan jiyeon..”

“Gwaenchana? Apa kau sudah mencuci tanganmu sebelum kau menulis surat itu?”

“Minho..oppa.. kau pasti belum mencucinya kan? Bercaknya masih tertempel jelas di kertas yang kau berikan”

Myungsoo mengingatnya. Myungsoo mengingat perkataan perkataan suzy sewaktu di penjara.

‘Jadi.. itu maksudnya..’ batinnya seraya mengepalkan tangannya kuat.

“Siapa namanya? Aku mendengar, kau menyebutnya minho oppa waktu itu, benar kah?” Ekspresi myungsoo nampak geram menatap manik mata suzy.

“Choi minho”

Brakkkk!

Myungsoo memukul stir mobil itu keras.

“Awas kau choi minho!” Pekiknya kencang.

“Jangan sentuh minho oppa! aku yang akan mengurusnya!” Bentak suzy tak kalah garangnya.

“Mwo?! Kau menyuruhku tinggal diam?! Ckk.. aku tidak percaya ini”

“Dia namjachingu ku! Aku mencintainya! Kau tak berhak mencampuri urusan ini! Arra?!”

“Yak! Ini tindak kriminal! Dan lagi, dia telah membunuh orang yang kucintai! Dia tidak pantas hidup tenang!”

“YAK KIM MYUNGSOO!”

“Aku akan membuatmu benci padanya dan aku akan membuatmu menyesal telah melindungi orang seperti dia! Suatu saat, aku pasti melihatmu membuatnya membayar semua ini! Kau yang akan menghancurkannya dengan tanganmu sendiri” Myungsoo menarik persenelingnya dan langsung menancap gas-nya emosi.

“Yak kim myungsoo!”

***

“Appa!” Panggil suzy ketika melihat ayahnya yang baru saja muncul di ruang tamu. Suzy yang terlihat tengah menonton sontak berdiri hendak menghampiri ayahnya yang terlihat kelelahan itu.

“Ne?” Tuan bae masih memasang senyumannya walaupun nampak ia sangat kelelahan.

“Kau harus memecat kim myungsoo!” Teriaknya.

“Ne? Waeyo?”

“Anda sudah pulang rupanya” krystal yang tiba tiba muncul itu lalu membuka jas suaminya dan mengambil tas kerjanya. Ia heran karena suaminya sangat jarang pulang ke rumah. Mungkin karena suzy sudah kembali ke rumah ini, pikirnya.

“Cih..” suzy mendecak jijik.

“Yak neo! Sikapmu itu menjijikan nyonya kryst” ucap suzy sinis.

Plakkk!

“Jaga bicaramu suzy-ah!” Pekik tuan bae tak tahan dengan sikap suzy. Tangan itu berhasil menampar pipi mulus anaknya.

“Ckk.. aku jijik melihat pemandangan ini! Jadi, apakah aku harus menerima ini semua huh? Jawabannya adalah tidak akan pernah!” Suzy berlari meninggalkan ruangan itu menuju kamarnya.

“Mianhae krystal-ssi..” gumam tuan bae.

“Ne. Gwaenchana.. Seharusnya aku yang meminta maaf” krystal memaksakan senyumannya. Ia lalu berjalan menuju kamarnya.

***

Krystal menangis pelan di kamarnya.

“Eottokhae?” Ucap krystal di sela isaknya.

“Seandainya dia tahu. Seandainya semua orang tahu. Kheundae..” gumamnya. Ia masih menangis. Menangisi keadaan hidupnya yang amat buruk.

Tiba tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Krystal segera menghapus kasar airmatanya lalu berjalan menuju pintu.

“Kau lihat suzy? Dia tidak ada di kamarnya!” Ucap tuan bae panik.

“Molla. Tadi kan dia ke kamarnya. Kenapa..” ucapan krystal terhenti.

“Jangan jangan..” ia buru buru mengambil jaket supertebalnya dan bergegas mencari suzy.

“Tuan bae di sini saja. Nanti aku yang akan mencarinya” pesan krystal sebelum ia melangkah keluar.

***

Suzy berdiri termenung di depan sebuah rumah. Ia berniat memencet bel namun ragu.

Sekali lagi ia menggosok kedua tangannya bersamaan untuk mengusir hawa dingin malam itu.

Tiba tiba pintu itu terbuka menampilkan wajah seorang namja yang sangat suzy kenal. Suzy hanya menatap namja itu datar namun penuh amarah.

“Yak! Kau mengagetkanku!” Pekik namja itu.

“Aku kedinginan..” gumam suzy.

“Yak! Kenapa kau tak memencet bel daritadi. Dasar!” Dengus namja itu kesal karena ia khawatir. Ia lalu menarik suzy masuk.

“Kau tunggu di sini. Aku keluar sebentar” namja itu lalu meninggalkan suzy sendirian di ruangan itu.

“Mana bibi Lee?” Gumamnya pasa dirinya sendiri seraya melemparkan pandangannya ke segala arah. Ia lalu berjalan menuju lantai dua.

“Mungkin dia sedang cuti” ucapnya bermonolog sendiri.

Ia lalu membuka kamar namja tadi—minho yang tidak dikunci itu.

Ia melihat botol botol obat berserakan di atas lantai dekat meja berlaci.

“Oppa.. dia tidak tobat juga” gumamnya seraya membereskan obat obatan itu. Ia memasukkan semuanya ke dalam kantung plastik.

Suzy berjalan menuruni tangga disertai senandung kecilnya. Ia berniat mengerjai namjachingunya itu.

Ia membuang plastik itu ke dalam tong sampah alumunium yang berada di taman. Ia lalu menaburkan minyak tanah ke dalam tong itu kemudian mematik sebuah korek api lalu membuangnya ke dalam tong sampah. Api langsung menyambar semua yang ada dalam tong itu.

Suzy tertawa pelan sambil memandangi nasih obat obatan itu.

“Apa yang kau lakukan?” Suara berat minho sontak membuat suzy terperanjat.

“Membuang semua koleksimu. Ah aniya.. kheundae, membakarnya habis” suzy tersenyum tanpa dosa.

“Apa maksudmu?!” Suara minho meninggi.

Suzy mengangkat bahunya lalu bergegas masuk ke dalam.

“Yak suzy-ah!” Minho mengejar suzy sampai ke dalam.

“Koleksi apa?” Minho memegang kedua bahu suzy seraya menatap manik mata suzy tajam.

“Kau menulisnya dalam surat peninggalan jiyeon kalau aku harus menyembuhkan oppa dari overdosis obat obatan” jawabnya enteng. Mata minho langsung terbalalak.

“MWO?!” pekiknya.

Bibir suzy tersungging ke samping.

“Aku masih marah padamu tentang masalah jiyeon. Jangan harap aku akan memaafkan oppa segampang itu. Arra?”

Minho nampak menahan amarahnya.

“Jadi, kalau aku tiba tiba butuh obat itu apakah kau tidak kasihan padaku eoh? Aku akan kesakitan tanpa obat itu. Arra?” Minho berusaha memelankan suaranya walaupun ia sangat marah saat itu. Yah, karena orang itu adalah suzy.

Suzy terkikik.

“Aku akan melaporkan oppa ke polisi!” Ancam suzy.

“Mwo?!”

“Apakah kau akan membunuhku seperti jiyeon jika aku melaporkanmu huh?” Tantangnya.

“Kau.. tak akan melakukannya suzy-ah..”

“Apa tebakanku benar kalau kau membunuh jiyeon karena ancaman itu huh?”

“Suzy-ah..”

Suzy tertawa pelan lalu mengeluarkan ponselnya dari kantung celananya.

“Yeoboseyo..”

Minho melempar ponsel suzy.

“Suzy-ah.. ada apa denganmu huh?!”

Suzy mengepalkan tangannya kuat. Kali ini ia serius.

“Aku marah! Marah! Sangat marah!” Teriak suzy tepat di depan wajah minho.

Minho terdiam. Ia lalu memegang tengkuk suzy dan langsung mendaratkan bibirnya ke milik suzy. Suzy berusaha melepaskan ciuman itu namun minho malah memperdalamnya.

Setelah beberapa lama, akhirnya minho melepaskan tautan itu karena kehabisan pasokan oksigen.

“Kita putus..” kalimat itu langsung terucap dari bibir suzy. Suzy lalu melangkah keluar dari rumah itu namun dengan cepat minho menahan tangannya.

“Ini sudah malam. Kau tidurlah di sini. Aku akan mengabari krystal..”

“Andawae! Jangan kabari siapapun. Aku sebenarnya ingin kabur dari neraka itu”

“Jadi kau menemuiku?”

“Tadinya..” suzy menghempaskan tangan minho kasar.

“Jangan tahan aku lagi! Kita sudah putus!”

“Apa karena jiyeon?! Apa karena aku membunuh jiyeon huh?!” Ucapan minho sontak membuat langkah suzy terhenti.

“Bisa jadi” suzy lalu berjalan meninggalkan rumah itu.

“Aku akan mendapatkanmu kembali suzy-ah! Apapun alasanmu, aku akan menebusnya!”

Suzy tersenyum mendengar kalimat barusan. Sebenarnya, ia masih mencintai namja itu. Hanya saja, namja itu harus berubah. Yah, berubah.

***

“Kau mau kemana suzy-ah?”

Suzy menghentikan langkahnya karena mendengar seseorang memanggil namanya. Ia lalu berbalik menghadap orang itu. Ekspresinya langsung berubah sinis.

“Eomma yang baik” ucap suzy sarkatis.

“Ayo pulang” krystal menarik tangan suzy namun langsung ditepisnya.

“Kau sangat baik sejak menjadi eommaku. Mauka kau mengantarku ke rumah tangan kanan appaku? Kim myungsoo” Ucap suzy sengaja di lembut lembutkan.

“K-kenapa.. kau tak pulang saja?” Krystal sempat tak percaya dengan ucapan lembut suzy.

“Aku tak mau kembali ke neraka! Antarkan aku pabbo!” Nadanya seketika berubah ketus.

Krystal mendesah pelan.

“Kkaja” krystal setuju saja. Toh, myungsoo adalah orang kepercayaan appa suzy dan rumah mereka berdekatan.

***

Suasana canggung menghiasi perjalanan mereka. Suzy asyik dengan musik yang diputarnya. Sedangkan krystal sibuk dengan pikirannya.

“Kau tahu.. sebenarnya aku merasa kau sangat baik sekarang. Padahal dulu kau sangat jahil padaku” suzy membuka suara walaupun masih terselip nada ketus.

Krystal hanya bergumam.

“Aku tidak terlalu suka krystal yang sangat baik karena keharusan seorang nyonya besar bersuamikan mafia” ucapnya tanpa menoleh ke arah krystal. Entah angin apa suzy jadi tertarik berbicara dengan sahabatnya, mungkin bisa dibilang mantan sahabat.

Krystal hanya tersenyum.

“Kau tidak membalasku? Jangan tersenyum seperti itu” ucap suzy sinis

“Jadi aku harus berbuat apa?” Akhirnya krystal membuka suara.

“Kau memang adalah eomma tiriku. Kheundae, aku tak akan menganggapmu eommaku. Kau adalah krystal. Sa.. sahabatku. Dulu. Jadi sebaiknya kau bersikaplah seperti seorang saha.. maksudku seperti seseorang yang seumuran denganku” suzy membuang wajahnya. Hampir saja ia mengucapkan kata itu.

Krystal tertawa hambar.

“Mungkin suatu saat nanti aku akan memaafkanmu..” sambungnya

“Nanti..” gumam krystal

“Jadi bisakah kau bercerita kenapa kau menikahi appaku? Apa karena uang? Jabatan?” Nada ketus masih mendominasi kalimat suzy.

“Nanti..”

***TBC***

Sepertinya ff ini kekurangan komen yah-_- mungkin ceritanya yang agak agak gimana gitu.entahlah-_-
Jadi maaf saja kalau partnya bakal saya kurangi. Mungkin endingnya akan gaje. Saya malas ngelanjutinnya karena penyemangatnya kurang a.k.a (komen readers yg baik hati dan tidak sombong serta rajin menabung) *bwahahaha

Okedeh. Sekian

Jangan lupa RCL
Bow

74 thoughts on “FF JAIL PART 4

  1. ini ff nya sumpah kece abizzz dan gak bisa ketebak
    tadi kukira ibunya suzy meninggal gara2 dibunuh musuh ayahnya suzy atu siapa gitu eeee ternyata di bunuh sama suzy sendiri..

    lanjut ke next part….

  2. huaaa btul kn tebakan aq suzy bkn pemakai, dan krystal eomma tiri suzy.. husaa… kpn myungzy moment yg sweet’a

  3. Entah kenapa aku selalu sedih pas baca soal persahabatan mereka sedih banget TT-TT penasaran sma alasan nya krystal gk mungkin dia beneran mau nikah sma appa nya suzy kalau gk ada alasan atau terpaksa…. aku selalu sedih juga kalau baca tentang ramen :’v

  4. kayanya krystal punya alasan kuat kenapa dia bisa menikah sama appa suzy..penasaran sama alasannya thor..
    kasihan dia kaya yg tertekan gitu..
    dan apa ya yg bakalan di lakuin myung biar suzy jadi benci sama minho?? berharap ada myungzy moment yg lebih banyak 😀

Tinggalkan Balasan ke fifi Batalkan balasan