FF Secret Laboratory PART 8

image

Title: Secret Laboratory
Author: @vhyra_pabbo
Genre: Romance, drama, family,marriedlife, Fantasy, Friendship, Mystery (maybe), etc.
Main Cast: Kim Myungsoo, Bae Suzy, Choi Minho
Sub Cast: Park Jiyeon, Kim jong in, Krystal Jung, Yang Yeoseob, Kangjun, Park Chanyeol, Oh Sehun, Kris Wu OC’s and etc (SubCast dapat berubah sewaktu-waktu)
Length: Chaptered

Warning: Ini adalah cerita yang saya buat murni dari pikiran saya. Cerita ini hanya fiktif belaka. kalau ada kesamaan tokoh, tempat, dan cerita itu merupakan bukan kesengajaan. Ghamsahamnida~ Bow

Happy Reading!

***

Previous Part:

“Suzy-ah.. apakah kau tahu.. akulah yang menjebak suamimu.. pabbo..” gumamnya seperti orang gila, nada bicaranya tidak karuan.

“Gheurae.. apakah aku harus menyetujui untuk membantumu mencari kebenaran foto foto itu huh?” Kris tertawa skeptis. Tampaknya ia sudah sangat mabuk.

***PART 8***

“Jeongmal?! Aigooo! Anakku! Aku akan punya seorang cucu! Cucu dari anakku satu satunya!” Pekik wanita di seberang telepon. Suzy terkikik bahagia mendengar nada antusias dari eommanya. Ia juga mendengar suara ayahnya yang berteriak bahagia membuat rusuh telinganya. Namun ia bahagia.

“Aku juga akan menyampaikannya kepada orang tua myungsoo..”

“Istirahatlah.. aku yang akan memberitahunya. Aku jadi tidak sabar melihatmu besok! Aku akan membuat pesta untuk menyambut cucu pertamaku!”

Suzy hanya tertawa menanggapi perkataan penuh semangat eommanya itu.

“Ne eomma.. annyeong.. jalljayo..”

***

Suzy menatap intens sebuah botol kimia yang berisi cairan dengan mimik serius. Di liriknya arloji di tangannya kemudian. Pukul 04.05 dini hari. Ia sedang berada di dalam laboratorium myungsoo hendak mengembalikan ramuan yang diambilnya untuk mencocokkan dengan ramuan yang lainnya. Setelah yakin bahwa ramuan yang akan dibuangnya adalah benar ramuan perubah, yeoja itu lalu membuang semua botol kimia yang diyakininya adalah ramuan perubah yang tergeletak di atas meja sudut, dengan hati hati. Setelahnya, ia lalu melengos keluar dari ruangan itu kembali ke kamar tidurnya.

Saat melewati sebuah kamar tamu yang tak jauh dari kamarnya, suzy yang merasa mendengar suara berisik dari dalam ruangan itu lantas menghentikan langkahnya. Dengan penasaran yang memuncak, ia melirik di balik pintu yang tidak tertutup rapat itu. Ia mendesah lega setelah melihat ternyata suara bising itu berasal dari suara jiyeon yang tengah tertidur pulas. Suzy menggeleng gemas. Ia lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar.

***

Suzy melirik bingung ke arah myungsoo yang tengah sibuk mencari sesuatu ketika yeoja itu tengah asyik berkutat dengan cermin dan alat make up nya.

“Apa yang kau cari?” Tanya suzy yang tak tahan melihat semburat kegelisahan yang terpancar dari raut wajah suaminya itu.

“Buku catatanku hilang” Sahutnya sambil sibuk membongkar sana sini. Terdengar nada frustasi dari jawabannya. Suzy menyunggingkan seulas senyum di bibirnya.

“Baguslah.. supaya oppa tidak bereksperimen yang aneh aneh lagi..” celetuk suzy rendah.

“Mwo?” Myungsoo menghentikan kegiatan cari mencarinya lalu fokus menatap istrinya dari balik pantulan cermin.

“Seharusnya kau paham maksud ucapanku semalam” balasnya tajam seraya mengoleskan lipstik pink pastel di atas bibirnya.

“Mwoya..” myungsoo tampak acuh lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

“Mianhae.. aku harus buru buru.. aku ada pertemuan dengan uisanim. Aku sudah siapkan sarapan di bawah. Dan.. jangan lakukan itu terus jika oppa tak mau terlambat kerja. Bukankah oppa sudah diterima di perusahaan obat itu huh? Katanya misi di jepang itu sukses” sahut suzy setelah menyelesaikan make up nya. Ia lalu mengambil tas yang sudah di persiapkannya di atas ranjang lalu bergegas pergi.

Myungsoo yang masih sibuk lantas cuek saja ketika mendengar perkataan suzy barusan. Toh, ia merasa tak pernah melakukan hal buruk selama di jepang. Walaupun nada bicara yeoja itu seolah menyindir sesuatu.

“Na kkayo, yeobo..” tak lupa suzy mengecup singkat pipi suaminya yang terlihat masih sibuk itu.

“Jangan pulang malam!” Teriak myungsoo ketika suzy sudah berada di ambang pintu. Yeoja itu hanya berdehem sambil terus melanjutkan langkahnya.

Setelah membuka pintu rumah, ia mendapati sebuah kotak besar di depan pintu. Suzy lalu membaca surat yang ada di atas kotak tersebut.

Eomma sudah dari tadi pagi datang. Kheundayo, sepertinya kalian belum bangun dan eomma tak mau mengganggumu dengan suamimu. Makanya, eomma menaruh hadiah ini di sini. Yang lain masih menunggu, ne? Hehehe. Eomma akan ke sini lagi besok malam karena eomma dan appa ada rapat pertemuan yang tak bisa ditinggalkan. Mianhae chagi.. eomma juga sudah memberitahu orang tua myungsoo dan mereka setuju untuk membuat pesta nanti. Istirahatlah dan jangan lupa perhatikanlah makan dan minummu. Jangan sampai salah ne?

Eomma.

Seulas senyum terukir di bibir suzy. Ia lalu membawa kado tersebut ke dalam dan kembali melanjutkan langkahnya.

***

“Oppa.. kau dimana sekarang?”

“Aku masih di rumah. Mussheun irriya?” Dari seberang telepon, terdengar suara menguap yang cukup mengganggu.

“Aku sudah mendapatkan bukunya. Datanglah di kafe seperti biasa. Aku akan menyerahkannya”

Mata minho langsung terbuka lebar tatkala mendengar perkataan jiyeon barusan.

“Jinjja?! Aku akan ke sana! Wait a moment!”

Tut. Minho langsung mematikan sambungan teleponnya dan buru buru beranjak.

Jiyeon mengumpat pelan kepada ponselnya lalu menaruhnya di atas meja. Di isapnya jus avocado yang dipesannya sambil menatap sebuah buku berwarna hitam di depannya. Di kepalanya kini terbayang perkataan minho tempo hari yang berhasil membuatnya terbius.

“Kenapa oppa menceritakan ini padaku huh?” Tanya jiyeon akhirnya.

Minho lalu mengambil kedua telapak tangan jiyeon dan menatapnya serius.

“Kau mencintaiku kan?”

Jiyeon mengerjapkan matanya.

“Tentu saja oppa..” jiyeon seperti terhipnotis oleh bualan dan senyum palsu minho.

“Aku ingin kau melakukan sesuatu”

“Gugeo mwoya?”

Minho mengeluarkan senyum mautnya sebelum mengatakan maksud sesungguhnya.

“Kau masih menginap di rumah suzy kan?” Tanya minho serius.

“Ne. Kheundae, besok aku akan pulang karena myungsoo sudah kembali dari jepang” jawabnya polos.

“Baiklah.. aku ingin.. kau mengambil sebuah buku berwarna hitam setebal buku diary yang tercantum nama myungsoo di dalamnya. Aku yakin, dia menaruhnya di dalam kamarnya”

“Mwo? Untuk apa?”

“Aku sudah cerita tentang buku myungsoo yang tertulis resep ramuan ramuan yang mungkin hanya myungsoo yang tahu kan?” Jiyeon mengangguk sambil menunggu kalimat selanjutnya.

“Aku akan membuat ramuan dari resep itu untuk.. membalas sakit hatiku kepada suzy karena telah menghianatiku dan memilih namja itu”

“Mwo?!” Jiyeon tersentak.

“Tenang saja.. setelah kau berhasil melakukannya.. maka aku akan segera melamarmu” myungsoo menatap tajam seraya tersenyum ke dalam mata jiyeon. Dikecupnya kedua tangan yeoja yang tampak terbius itu.

“Arrasso.. aku akan melakukannya..” jiyeon tersenyum bahagia membalas senyum palsu namja itu.

***

“Annyeong!” Suzy melambai ceria ke arah seorang dokter yang berpakaian serba putih yang tak lain adalah kris. Hari ini mereka sudah berencana untuk melakukan pengecekan diagnosa penyakit untuk saran melakukan operasi atau tidak.

Kris sedikit kaget melihat keramahan suzy pagi itu.

“Gwaenchana?” Tanya kris heran seraya mengajak suzy duduk berhadapan dengannya.

“Jeongmal gwaenchana.. gheunyang.. aku ingin meminta maaf jika selama ini aku selalu berprilaku buruk padamu. Karena.. ada sebuah kesalahpahaman yang terjadi. Dan.. untuk hal buruk yang aku katakan padamu dulu, sebaiknya kau lupakan saja karena sepertinya aku hanya mengigau” suzy terkekeh malu. Ia berusaha agar tak membocorkan rahasia suaminya itu.

Kris hanya tersenyum kikuk sambil mengangguk.

“Baiklah.. mari kita periksa mendetail tumor yang bersarang di rahimmu. Apakah saran operasi memungkinkan atau tidak” ajak kris kemudian. Suzy mengangguk dan menurut berjalan menuju ruangan diagnosis.

Sesampainya di sana, suzy dipersilahkan untuk masuk ke dalam tabung diagnosis untuk men-scan penyakit yang di derita dan sekaligus mendapatkan informasi dari perkembangan sel tumor yang terjadi. Apakah operasi bisa dilakukan atau tidak.

Kris menatap lesu ke arah suzy yang tampak rileks di dalam tabung itu. Rasanya, ia ingin merawat suzy sendiri—tanpa myungsoo—seandainya diagnosis tak memungkinkan untuk operasi. Sambil menunggu scanning selesai, kris lantas mengambil sebuah amplop di dalam laci meja dan memasukkan benda tersebut ke dalam tas suzy.

***

Jiyeon melambaikan tangannya semangat setelah melihat seorang pria dengan baju kasual tengah berjalan ke arahnya. Pria yang sudah pasti minho itu hanya membalas lambaian jiyeon sambil mengeluarkan senyum palsunya.

“Sudah lama menunggu?” Tanya pria itu basa basi seraya menyerahkan setangkai mawar merah kepada jiyeon. Wanita itu tersipu malu ketika menerima setangkai benda semerbak tersebut.

Minho tersenyum puas melihat ekspresi jiyeon lalu memilih duduk berhadapan dengan jiyeon.

“Mana bukunya?” Tanya minho to do point. Jiyeon tersenyum sejenak seraya menaruh bunga itu di atas meja. Tangannya lalu sibuk memegang buku di hadapannya.

“Ige..”

Terlihat ekspresi sumringah dari minho. Pria itu hendak mengambil buku tersebut namun secepat kilat jiyeon menahannya.

“Waeyo?” Tanya minho bingung bercampur kesal.

“Ingat dengan janjimu tuan choi..” jiyeon masih mempertahankan senyumannya.

“Mwohae? Apakah aku pernah berjanji padamu?”

Mata jiyeon sukses membulat. Senyumnya memudar. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Bahkan ekspresi minho begitu ketus menatapnya.

“Mwo? Apa yang baru saja oppa katakan huh? Oppa bisa menariknya sekarang, aku akan memaafkan-”

“Opso.. aku tidak pernah berjanji padamu, nyonya park..” potongnya skeptis.

“Lalu..” nafas jiyeon seakan tercekat sehingga tak dapat melanjutkan kata katanya.

“Aku tidak mengucapkan janji. Aku hanya mengatakan bahwa aku akan segera melamarmu. Begitu kan?” Minho memiringkan sebelah bibirnya seraya merampas buku itu dari tangan jiyeon. Buku itu terlepas begitu saja akibat kekuatan jiyeon yang melemas.

Jiyeon menunduk sambil menaruh tangannya di atas kedua pahanya dan meremasnya kuat. Rasanya ia ingin menangis.

“Apakah.. itu bukan.. sebuah.. janji huh?” Suaranya terdengar bergetar. Namun tampaknya minho sudah buta, tak peduli dengan kesedihan jiyeon dan malah berdecak.

“Tak ada kata janji di dalam kalimat itu chagi..” balasnya, lagi lagi dengan nada skeptis.

Jiyeon masih enggan mengangkat wajahnya. Tangannya bahkan makin meremas paha yang berbalut kain denim itu.

“Jadi.. kau hanya memanfaatkanku?” Tanya jiyeon datar. Minho yang jengah lalu berdiri dari kursinya.

“Ne. Mian.. aku sudah tak membutuhkanmu lagi..” Minho yang hendak pergi sontak menghentikan langkahnya ketika sebuah suara terdengar menyebut nama suzy.

“Aku akan membunuh suzy..”

Mata minho sukses membelalak. Ia lantas berbalik dan menatap tajam ke arah jiyeon yang masih menunduk.

“Kau sahabat yang sungguh jahat” ejeknya dalam.

Jiyeon lalu mengangkat wajahnya. Ia tertawa pelan.

“Kau ingin membalas dendam kepada suzy kan?”

Minho tak bereaksi malah memilih berbalik dan melanjutkan jalannya.

“Aku yang akan membalaskan dendammu. Kau tak perlu susah payah mengotori tanganmu.. tuan choi..”

Minho tampak tak peduli dan memilih tetap berjalan.

“Pecundang..” gumam jiyeon setelah minho tak tampak lagi. Terdengar isakan kecil di cafe yang sepi itu.

***

“Kau bisa melakukan operasi..” ucap kris setelah melihat statistik di dalam komputer yang terhubung dengan tabung diagnosis itu.

“Jinjja?”

“Ne”

“Syukur-”

“Kheundae..” potong kris dengan mimik serius.

“Operasi itu akan mengorbankan kandunganmu dan.. rahimmu harus di angkat karena tumornya sudah sangat besar bahkan sebentar lagi akan menuju kanker stadium satu..”

Suzy membungkam mulutnya dengan tangan kirinya. Seolah tak percaya dengan penjelasan kris barusan. Sangat menyakitkan. Bahkan lebih menyakitkan dibandingkan dengan berubahnya sifat myungsoo. Ia lalu menurunkan tangannya dan mulai membalas perkataan kris.

“Kau tahu.. saat.. aku memberikan kabar baik ini kepada kedua orang tuaku.. kau tahu? Bagaimana reaksi mereka?” Mata suzy tampak berkaca kaca. Ia lalu menarik nafasnya. Menunduk.

Kris bungkam seribu bahasa. Hanya menatap wanita di hadapannya dengan rasa yang bercampur aduk.

“Suara mereka.. terdengar sangat bahagia.. mereka bahkan.. ingin membuatkanku pesta.. aku..” suzy sudah mulai goyah. Airmatanya perlahan keluar dan sesekali menghapusnya pelan.

“Aku.. tak mungkin menghilangkan senyum mereka begitu saja..” suzy mulai terisak.

“Maka.. aku tak akan.. melakukan.. operasi.. aku..” suzy lalu mengangkat wajahnya. Terlihat berantakan dengan airmata yang melunturkan maskaranya.

“Aku.. akan memberikan.. yang terbaik.. sebelum-” ucapan suzy langsung terhenti tatkala kris tiba tiba mencengkram kedua bahunya. Mata kris terlihat memancarkan kemarahan.

“Aku tak mau kau pergi! Kau tahu resikonya kan?!” Bentaknya kemudian.

Suzy sukses tertegun dengan airmata yang masih mengalir.

“Aku.. tak akan operasi” suzy melepaskan kedua tangan kris dari bahunya dan langsung mengambil tas yang ditaruhnya di atas meja.

“Gomawo atas bantuanmu selama ini. Aku.. meminta maaf atas kata kata kasarku. Dan.. semua kesalahpahaman yang terjadi.. mian.. atas kesalahanku yang terdahulu..” kris tampak bungkam dan malah memalingkan wajahnya. Suzy tersenyum sejenak lalu segera bergegas pergi dari ruangan itu.

Suzy berjalan keluar sambil terus tersenyum dan menghapus kasar airmatanya yang tak juga berhenti.

Setelah suzy menghilang dari hadapannya, kris lalu tertawa aneh. Tangannya terlihat mengepal kuat.

“Andwae!!!!” Teriaknya sekuat tenaga. Ternyata saat suzy mengatakan permohonan maaf, airmatanya terus mengalir tanpa diperintah. Hatinya sangat sakit saat mendengar kalimat itu. Mendengar bahwa orang yang masih dicintainya itu merelakan dirinya mati demi membahagiakan orang orang yang bahagia di atas penderitaannya.

“Andwaeeeee!” Terdengar suara benturan yang keras dari ruangan itu.

***

Jiyeon berjalan pelan menuju kamar yang selama ini ditempatinya di rumah suzy. Ia berniat mengemas barang barangnya untuk segera kembali ke rumahnya. Untungnya, suzy dan myungsoo sudah mempercayakan kunci cadangan rumah mereka kepada sahabat suzy itu, karena rumah tampak kosong.

Setelah selesai mengemasi barangnya, ia segera menutup pintu kamar tersebut dan menguncinya. Namun, tak selang beberapa lama ketika jiyeon berjalan menuruni tangga, ia mendengar seseorang yang datang. Ia lalu bersembunyi setelah mengetahui bahwa orang itu adalah suzy. Matanya langsung memanas setelah melihat suzy berjalan masuk. Diotaknya, muncul niat buruk untuk melakukan sesuatu yang jahat.

Jiyeon lalu melangkah diam diam menuju dapur hendak mengambil sebuah benda tajam yang bisa mengoyak ngoyak daging.

“Karena kaulah.. karena kau.. minho seperti itu.. aku tahu.. minho masih memiliki perasaan padamu.. dan.. kalau aku menyingkirkanmu maka.. tak ada lagi yang bisa namja itu lakukan..” gumamnya dengan intonasi dramatis dan menyeramkan. Ia berjalan menuju kamar suzy sambil memegang sebilah pisau.

Setelah sampai di depan pintu kamar suzy, jiyeon yang hendak membuka pintu lantas menghentikan aksinya setelah mendengar jeritan tangis suzy yang meraung raung. Telinganya lalu ia rapatkan di pintu hendak mendengar jeritan melengking itu.

“WAE?! WAE?!”

Mata jiyeon membulat.

“Mussheun irriya?” Gumam jiyeon bermonolog.

“Kenapa kau harus tumbuh di rahimku huh?! Waeyo?!”

Mata jiyeon makin membulat.

“Tumbuh di rahim?” Gumam jiyeon lagi.

“Kau tahu?! Betapa sakitnya saat aku harus menahan nyeri di perut selama ini huh?!”

“Nyeri.. di perut?” Jiyeon tampak semakin bingung. Pisau di tangannya terjatuh begitu saja.

“Tak apa! Tak apa! Ambillah! ambillah.. mungkin.. ini karma. Karena sifat burukku selama ini. Ne.. aku harus menebusnya..” nada lelah terdengar dari bibir yeoja cantik itu namun tangisannya tak kunjung mereda.

“Kheundae.. bisakah.. aku mengatakan maaf kepada semua orang yang telah aku sakiti huh? Bisakah? Bisakah kau memberiku kesempatan itu huh?”

Tangan jiyeon sudah menggenggam kenop pintu namun detik kemudian terlepas.

Ia lalu mengambil kopernya dan segera berjalan menjauhi kamar itu. Pisau dapur yang tadi dibawanya masih tergeletak di atas lantai depan pintu kamar suzy.

Jiyeon yang sudah berada di atas mobil lalu segera menginjak pedal gas dan pergi dari tempat tersebut. Tanpa sadar, airmatanya mengalir begitu saja. Tanpa isakan. Pandangannya terlihat kosong.

“Mianhae.. suzy-ah.. aku memang bodoh..”

***

“Yeobo! Aku pulang! Aku membawakanmu mie ramen!” Teriak myungsoo ketika sudah berada di dalam rumah sambil menenteng sebungkus mie ramen buatan kedai langganannya. Myungsoo yang sudah sampai di ruang tv malah tak melihat tanda tanda kehidupan di sana.

“Suzy?” Mata myungsoo tampak celingak celinguk mencari keberadaan istrinya itu. Ia lalu memutuskan untuk mencari suzy di kamar.

“Yeobo.. kau di dalam?” Ucap myungsoo dengan nada menggoda. Kakinya lalu tak sengaja menginjak sebuah pisau di depan pintu yang sontak menghentikannya membuka pintu.

“Mwo? Siapa yang-” mata myungsoo langsung membulat dan tanpa aba aba langsung membuka pintu tersebut. Matanya makin terbuka lebar tatkala melihat istrinya terkapar di atas lantai di samping tempat tidur.

“Suzy!” Tanpa sadar myungsoo membuang plastik ramen yang digenggamannya dan memilih mengangkat suzy ke atas tempat tidur.

“Suzy! Irreonna! Gwaenchana?!” Pekik myungsoo panik seraya memeriksa keadaan suhu tubuh suzy dengan punggung tangannya yang di tempelkan di atas kening istrinya.

“Kau demam..” gumam myungsoo cemas.

Myungsoo lalu mengambil ponselnya hendak menelpon dokter namun tiba tiba ponselnya berbunyi. Tertera nama kris di sana.

“Mwo?” Myungsoo melihat nama tersebut dengan mimik tak percaya lalu segera mengangkatnya. Saat yang tepat karena myungsoo sangat membutuhkan dokter walaupun dokter itu adalah kris. Yang terpenting sekarang adalah keadaan suzy.

“Yeoboseyo kris-ssi?’

Terdengar suara meracau dari seberang telepon.

“Kau mabuk?” Tanya myungsoo yang mengetahui bahwa kris sedang mabuk dari nada bicara yang tak seperti orang normal. Myungsoo lalu memutuskan untuk mengabaikan telepon itu dan memilih menelpon dokter lain. Namun, saat akan menelpon, lagi lagi kris menghubunginya.

“Yak ada apa?!” Bentak myungsoo pada akhirnya.

“Kita.. perlu bertemu.. penting.. suzy.. masalah suzy.. berbahaya..”

“Yak kau bicara apa?!”

“Kita.. harus.. bicara.. suzy.. gawat..”

“Apa yang-“

Tutt. Telepon tiba tiba terputus begitu saja.

“Yak kris! Seenaknya memutuskan telepon!” Bentaknya pada ponselnya.

“Apa maksud kris tentang suzy?” Myungsoo kembali menatap wajah istrinya yang tampak lelah dan pucat. Ia lalu memutuskan untuk kembali menelpon dokter lain setelah menelpon kris yang ponselnya tiba tiba tak aktif.

***

Kecelakaan beruntun di jalan pyongyang. Seorang pengendara mobil yang diduga mabuk tanpa sadar menabrak pembatas jalan dan mengakibatkan kecelakaan beruntun bersama pengemudi truk yang ikut menabrak mobil tersebut. Menurut kesaksian pelaku, bahwa si pengemudi truk tengah mengantuk dan tanpa sadar menabrak mobil yang menabrak pembatas jalan. Saat ini, si pengemudi mobil sedang dilarikan ke rumah sakit dan tengah kritis. Sedangkan, si pengemudi truk ditahan karena lalai berkendara.

Myungsoo membaca koran pagi itu ketika ia membolos kerja untuk menjaga suzy di rumah. Karena, semalam dokter menyarankan untuk membawa suzy ke rumah sakit namun yeoja itu bersikeras menolak dengan alasan bahwa hanya demam biasa. Dokter itu belum bisa menyimpulkan apa apa karena tanpa visum, dia tak akan mengetahui penyakit suzy sebenarnya.

Myungsoo lalu menaruh koran tersebut di atas meja dan memilih mengambil buburnya yang sudah matang di dalam dapur. Entah mengapa ia malah menyangkut pautkan kejadian di koran itu dengan kris.

Setelah mengambil bubur di dapur, ia lalu berjalan menuju kamarnya hendak memberikan bubur tersebut kepada suzy. Namun, perasaan tak enak itu kembali merasukinya.

Morning, yeobo..” myungsoo tersenyum sumringah melihat istrinya sudah terbangun dari tidur pulasnya. Ia lalu membantu suzy duduk di atas ranjang dan bersandar di atas kepala tempat tidur.

“Ige mwoya?” Tanya suzy lemas.

“Buka mulutmu..” myungsoo tampak menyuapi suzy tanpa niat menjawab pertanyaan yang sudah sangat jelas barusan. Suzy hanya tersenyum dan menurut.

“Kau tau cara meminta maaf yang mudah dan cepat huh?” Ucap suzy tiba tiba di sela makannya.

Myungsoo langsung menghentikan aksinya.

“Apa.. yang baru saja kau katakan?”

“Lupakan.. suapi aku lagi..” suzy lagi lagi tersenyum seolah tak ada yang terjadi.

Saat akan memasukkan sesendok makanan itu ke dalam mulut suzy, tiba tiba ponsel suzy berbunyi.

“Ambilkan ponselku, jebal..”

Myungsoo menaruh mangkuk bubur itu di atas meja di samping ranjang lalu mengambil ponsel suzy yang juga tergeletak di atas meja itu. Sekilas, ia melihat nama appa tertera di layar monitor.

“Nugu?”

“Ahbouji. biar aku yang angkat”

Suzy hanya mengangguk.

“Ne ahbouji?” Myungsoo langsung melirik ke arah suzy yang dibalas dengan tatapan penuh tanya.

“Suzy eoddiya?”

“Dia ada di kamar bersamaku sekarang. Dia baik baik saja, ahbouji”

“Tolong sampaikan padanya bahwa kris kecelakaan dan sekarang di rawat di rumah sakit Gonganghan Hospital. Arracchi?”

Myungsoo sempat terbelalak namun detik kemudian ia menghela nafas berat.

“Ne.. ahbouji..”

“Aku tutup ne? Jangan lupa kau harus ke sana bersamanya. Kasihan pria itu. Dia sedang koma”

“Ne..”

Myungsoo menahan nafasnya lalu membuangnya perlahan.

‘Ternyata feeling ku benar’ batin myungsoo. Ia kembali melempar tatapannya ke arah suzy. Agak lama sehingga membuat suzy akhirnya membuka suara.

“Ada apa?”

“Kris..” suzy mengangkat alisnya.

“Kecelakaan.. dan.. dia sedang.. koma..” lanjutnya.

“Koma?” Ulang suzy rendah. Badannya tiba tiba melemas yang malah membuatnya pingsan.

“Suzy. Suzy!” Myungsoo mengguncang tubuh suzy dan memeriksa keadaannya.

Ia bisa bernafas lega setelah sadar bahwa suzy hanya pingsan. Myungsoo langsung merutuk dirinya karena telah memberitahukan informasi sedih saat suzy sedang sakit. Namun, ada yang ganjal. Myungsoo merasa suzy tidak hanya sedang demam, mungkin ada penyakit yang lebih berbahaya yang menyerang suzy dan ia sama sekali tak mengetahuinya. Kris lah satu satunya orang yang mengetahui hal itu mengingat dia adalah seorang dokter yang memberitahukan keganjalan itu semalam. Walaupun myungsoo masih belum menangkap penyakit apa itu.

Tiba tiba pikirannya muncul sebuah ide. Tanpa pikir panjang, ia langsung berlari menuju laboratoriumnya. Namun, ia langsung shock setelah melihat laboratoriumnya yang tampak kosong dari ramuan ramuan yang ditaruhnya di atas rak.

‘Jangan bilang.. suzy sudah mengetahui password dari lab ku. Dan.. dia membuang semua ramuanku setelah mengetahui kegunaan ramuan itu?’ Pikir myungsoo. Ia menutup matanya emosi. Namun, ia berusaha menahannya. Kalau saja yang membuang ramuan itu bukanlah suzy, maka saat itu ia sudah meledak.

Myungsoo segera memutar otak. Ramuannya sudah habis dan ia tak mungkin kembali ke pulau terlarang untuk mengambilnya. Tentu membutuhkan waktu yang lama dan ia juga tak mungkin meninggalkan suzy. Bagaimana kalau suzy terbangun dan mendapatinya menghilang? Atau lebih gawat lagi, penyakit suzy kambuh?

Rasa penasaran itu membuatnya memutar otak lagi.

Aha!

Tiba tiba sebuah ide terlintas di otaknya. Myungsoo langsung berlari menuju kamar. Sesegera mungkin mengambil ponselnya dan mencari nomor kim jong in.

“Jong in-ah?”

“Ne. Ada apa myungsoo-ah?”

“Kau sedang berada di rumah huh?”

“Ne. Aku masih sarapan dan sebentar lagi akan berangkat”

“Apakah kau masih memiliki ramuan perubah itu huh?”

“Ng? Ramuan perubah? Apa maks-“

“Kau tak usah mengelak lagi jong in-ah. Aku tahu ramuan perubah itu dari kau juga” Potongnya.

“Mak..sudmu?”

“Saat kita masih kuliah, aku pernah melihatmu berubah menjadi diriku. Dan aku mencari tahu. Ternyata kau memakai ramuan perubah. Saat itulah aku bertekad untuk mencari ramuan itu juga”

“Mwo?!”

“Ne. Aku penasaran.. kau mengetahui ramuan perubah itu darimana dan.. kau menggunakannya untuk apa huh?”

Terdengar desahan nafas dari seberang telepon.

“Kau harus berjanji jangan marah dan.. jangan beritahu siapapun. Arra?”

“Arrasso. Ppali katakan. Aku harus cepat mendapatkan ramuan itu untuk mengetahui rahasia suzy”

“Sebenarnya suzy juga sudah tahu”

“Ne. Arra. Lanjutkan” myungsoo mendengus kesal. Sepertinya ia sudah tahu sekarang, siapa yang telah memberitahu suzy tentang ramuan perubah itu.

“Aku mengetahui ramuan itu dari kakekku yang seorang sejarawan. Saat itu, dia menceritakan padaku bahwa ada sebuah pulau terlarang yang misterius yang hanya bisa dilihat oleh orang orang tertentu”

‘Orang orang tertentu?’ Batin myungsoo bingung.

“Pulau itu menyimpan berbagai macam ramuan yang tak ditemukan dimanapun. Dan.. dia juga menceritakan tentang ramuan perubah. Aku pikir hanya dongeng, makanya aku mendatangi pulau tersebut dan.. ternyata dengan mudah aku mendapatkan ramuan itu” terangnya serius.

“Saat itu aku menggunakannya untuk berubah jadi dirimu karena.. saat itu aku tidak rela suzy memutuskanku karena ternyata dia sudah berpacaran denganmu. Makanya.. aku ingin bersamanya sehari lagi sebelum aku benar benar akan melepaskannya untukmu. Dan yang kedua.. aku menggunakannya untuk menyelamatkanmu saat ada rapat pertemuan yang ternyata kau tak datang karena sedang mengadakan pertemuan ilegal yang dilarang kampus bertepatan dengan rapat kampus yang jika tak hadir maka nilai taruhannya. Aku tahu.. kau lebih membutuhkan nilai itu daripada aku, maka aku meminum ramuan itu untuk berubah menjadi kau..” sambung jong in.

Myungsoo langsung tersentak.

“Kau.. sudah meminumnya.. dua kali?!”

“Ne. Hanya dua kali. Setelah itu, aku tidak menggunakannya lagi. Kheundae, aku masih menyimpan ramuan sisanya di dalam lemariku untuk jaga jaga”

“Astaga! Apakah kakekmu tak pernah mengatakan bahwa jika kau meminum ramuan itu lebih dari satu kali maka.. sifatmu yang baik akan.. berubah menjadi buruk.. dan..”

“Mwo?! Tidak pernah. Dia tidak memberitahukan itu” potong jong in kaget.

“Dan.. kau tak akan menyadari sikap burukmu itu..” tambah myungsoo.

“Mwo?! Jangan jangan.. keadaan krystal..”

“Ada apa dengan krystal?”

“Sudahlah.. aku akan segera ke sana untuk membawa ramuan itu. Nanti kita bicarakan lagi”

Tutt. Telepon terputus.

Selang beberapa menit, bel rumah myungsoo berdering. Pria itu lalu berlari menuju pintu utama. Setelah myungsoo membuka pintu, ia mendapati jong in dengan pakaian rapi ala pengusaha sedang membawa sebuah botol yang berisi cairan.

“Ige. Ambillah. Aku tak akan menggunakannya lagi” ucap jong in seraya menyerahkan botol tersebut kepada myungsoo.

Myungsoo tersenyum simpul.

“Gomawo.. ini yang terakhir aku memakai ramuan itu”

“Arra.. good luck, myungsoo nan chingu” balas jong in sambil menepuk pundak sahabatnya itu.

***

Perlahan tapi pasti, kedua mata yeoja cantik itu terbuka. Matanya semakin terbuka lebar tatkala melihat seorang pria yang diyakininya tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit saat ini.

“Kris? Bukankah.. kau sedang koma?”

“Koma? Kau jangan bercanda. Mungkin kau sedang bermimpi. Bagaimana keadaanmu? Apakah masih sakit?” Bantah kris sembari tertawa renyah.

Suzy menggeleng lalu detik kemudian ia menghela nafas lega.

“Syukurlah.. hanya mimpi. Hmm.. kenapa kau berada di sini? Myungsoo eoddie?”

“Myungsoo menelponku, katanya kau sedang pingsan. Makanya aku datang ke sini untuk memeriksamu”

“Jinjja?” Suzy lalu bangkit dari tempat tidur menuju pintu kamar. Ia tampak menoleh ke kiri dan ke kanan tepat di ambang pintu itu. Setelah dirasanya aman, ia lalu menutup pintu tersebut.

“Perutku terasa ditusuk tusuk” ungkap suzy sambil berjalan kembali ke ranjang.

Kris alias myungsoo berusaha setenang mungkin walaupun sebenarnya ia ingin berteriak ‘mengapa?’.

“Katakan semuanya penderitaanmu terhadap penyakit yang kau alami. Aku mungkin bisa membantu-”

“Aniya! Kau hanya menyuruhku operasi, operasi, dan operasi! Naega shireo! Aku akan tetap mempertahankan bayi ini walaupun harus mengorbankan diriku..” pekik suzy sambil kembali duduk di tepi ranjang.

“Mwo?! Mengor-”

“Tumor di rahim ku ini tak akan mengalahkanku, kris-ah. Sekarang lebih baik kau pulang. Aku tak ingin myungsoo curiga bahwa aku sedang menderita penyakit serius karena kau berlama lama di sini. Katakan padanya bahwa aku hanya demam biasa. Arra?” Potong suzy mantap.

“Mwo?! Neo miccheosso?! Kau mau menutupi penyakit serius itu dariku?!” Pekik kris alias myungsoo tanpa sadar.

Suzy tersentak. Ia sepertinya sudah sadar ada yang aneh. Terlebih lagi ia sudah mengetahui rahasia myungsoo tentang ramuan itu.

‘Sepertinya kris benar benar koma’ Pikir suzy.

“Yeobo.. kim.. myungsoo?” Ucap suzy dengan nafas tercekat.

***TBC***

Mianhae karena postingannya lama beud-_- dan mian juga kalo part ini kurang memuaskan, membosankan atau bahkan membuat kalian emosi*eh
Sip, ff ini bakal tamat di part 9/10. Jadi jangan bosen bosen nunggu ya?/Bukan bosan lagi, udah malas!/#Plak
Mian for typo^_^

RCL!

Bow~

98 thoughts on “FF Secret Laboratory PART 8

  1. Akhhhh…. minho napeun banget kasian jiyeon -,- bagian jiyeon ama minho yg paling menengangkan. Akhhh…. mo baca part sembilan tapi malah di protect -,- di tunggu ff lainnya ya! ^^

  2. Thor aq mnta pw’a yg part 9 yah sklian ama yg kmren2 yg aq mnta lom di ksh thor
    Aish ampe jemuran aq mnta’a blm di ksh juga thor
    Mian ne aq comen’a loncat2 thor jangan marah ne hwaiting

  3. daebakkk … keren … keren … keren …
    myungsoo akhirnya tau penyakit suzy …
    astaga … kasian juga ma Kriss oppa … dia juga terpukul karena Suzy
    semoga happy ending …

    part 9 nya di pasword ya eonni ??
    mmm … bolehkah aku meminta pw nya eonni …??
    jeballl ne… ne …. ne
    penasaran tingkat dewa nih …ckckckkc 🙂
    gomawoyo …

  4. Aaaah jong in sahabat sejati bangeet. Kris walaupun dia rese tapi dia sayang banget sama suzy. Jiyeon kayaknya udah tobat dan mau jadi sahabat yang baik lagi buat suzy. Minho nih yang masih aja belom tobat ckck. Eh iyaa kok kayaknya krystal gak dibahas lagi ya? Berharap happy ending buat myungzy

  5. thor mnta PW part 9 nya dong please tlong krim ke twitter aq 🙂 aq udh follow author kok sama PW ff yg kmrin” please

  6. Kasihan suzy baru mau punya anak malah ada tumor gtu..
    Apa yg bakalan dilakukan myung yah setelah tau suzy punya penyakit berbahaya?

    pengen cepat baca kelanjutannya..
    Minta pw buat part boleh kah thor?
    ini alamat email ku nurfajriah68@yahoo.co.id

  7. Minho bener bener licik deh
    Sampek manfaatin jiyeon
    Suzy gimana ya?
    Kasian kayak makan buah simalakama…
    Serba salah
    Myungsoo kinum lagi ramuan nya….efek nya jadi tambah cepet kan….omo omo

  8. Minho bner” jahat nya, buat apa juga dia ngmbil buku catatan nya myung..
    Gmna prubaham silapnya myung ya klo dia mnum ramyan itu lagi?
    Thor, bleh mnta pw part end nya kan.

  9. Enny mian sebelumnya gag sempat coment di part 7
    kuotaku dah habis tady

    eonny jgn sampai zy eonny meninggal
    andweee
    happy ending pleasee
    omo kris kecelakaan
    kasiank

    pw jebal enny
    aku uda dua kali loh enny bca ff eon tpi belum ada tuh di kasi

    jebal ennyy
    aku tunggu sms oenni di no ini
    085395959471
    jeballl eonny

  10. Yahakhirnya si myung tau suzy sakit apa tp kasian juga uri suzy harus milih salh satu hidup atau mati akkhhh ngerii bayanginnya
    Btw author aku bolehminta pwnya? Maaf aku baru komendipart ini dulu soalnya aku baca langsung part yg paling akhir biasanya kalo boleh ini email aku aadjanie51@gmail.com

  11. sumpah. sialan banget si minho -_- minta di begal …
    akhirnya si mas myung tau kalo suzy sakit.. dan aki mulai menuadari kesalahannya selama ini “yang gak dia sadari”..
    penasaran sama lanjutannya.. aku minta pw ya eon.. hihihi..
    anyakurniadiputri@gmail.com .. oia. aku sekalian minta pw yang three personality.. hihihi

    keep writing eonnn

  12. yah… pada akhirnya gooollll!!! eh apaan sih. akhirnya myungsoo tau tapi ramuan itu… itu kan sangat membahayakan. mungkin. tapi… bagaimana akhir cerita ini? semua digembok dan aku belum mendapatkannya yang satunya bahkan. kalimat yang berantakan.. heehhh..

  13. astaga apa jadinya klo myung minum ramuan itu lebih dari 2x???
    semoga myung baik2 aja deh..akhirnya myung tau penyakit suzy kan…ugh minho nappeun..kasihan jiyie…eh jiyeon mksudnya..
    lanjut part selanjutnya ya..penasaran

Tinggalkan Balasan ke nunui Batalkan balasan