FF Staying Overnight (Oneshoot)

image

Title: Staying Overnight
Author: @vhyra_pabbo
Genre: Horror, thriller, etc.
Main Cast: Bae Suzy, Krystal Jung, Choi Jinri, Lee Jieun, Kim Taeyeon, Hyorin Sistar
Sub Cast: OCs
Length: Oneshoot

Warning: Ini adalah cerita yang saya buat murni dari pikiran saya. Cerita ini hanya fiktif belaka. kalau ada kesamaan tokoh, tempat, dan cerita itu merupakan bukan kesengajaan. Ghamsahamnida~ Bow

Happy Reading!

***

Group Chat

Suzy, Krystal, Jinri, Jieun, Taeyeon, Hyorin (Pabbo Club)

Suzy: Yak! Kalian jadi kan menginap di rumahku?
Krystal: Ne! Kalau aku pasti jadi! Aku bosan di rumah!
Jinri: Aku juga.
Jieun: Aku ikut, tapi aku mungkin akan terlambat
Taeyeon: Aku akan membawa makanan!
Hyorin: Mudah mudahan aku yang menang! Kalau aku menang, aku akan menentukan tema menarik untuk kalian hehehe!
Suzy: Ne! Aku tunggu sebelum jam 12 tengah malam, ne? Yang terlambat sudah dianggap kalah

***

Tepat jam 9 malam. Suzy menutup rumahnya rapat rapat. Kedua orang tuanya keluar kota. Dia tak memiliki pembantu. Dan dia anak tunggal.

Suzy memutuskan untuk mengundang sahabatnya di klub Pabbo. Semua anggotanya adalah tetangga Suzy.

Suzy menatap dirinya di cermin. Ia tersenyum.

“Hari ini pasti akan menyenangkan.”

***

Ting tong!

Suzy beranjak dari kasur menuju pintu utama. Dilihatnya di monitor wajah sumringah Krystal. Wanita paling bersemangat di klub ini.

“Yak yak Suzy! Aku membawa cemilan!”

“Masuklah. Kau yang pertama. Padahal belum jam 12.” Suzy terkikik geli.

Baru selangkah mereka menaiki tangga, bunyi bel kembali terdengar.

Suzy melihat tiga wajah yang dikenalnya. Jinri si pemalu. Taeyeon si bossy, dan Hyorin si tomboy.

“Jieun memang selalu terlambat. Huh.” Suzy mendengus. Menutup pintu. Mereka berjalan menaiki tangga menuju kamar Suzy.

Kamar itu cukup luas. Berwarna pink pastel dengan pencahayaan cukup. Pernak perniknya sangat manis. Serba pink khas remaja.

Mereka lalu membentuk lingkaran. Hal pertama yang mereka lakukan adalah bermain kartu.

Suzy keluar sebagai pemenang dan dialah yang memutuskan tema malam itu. Tema yang menentukan apa yang akan mereka lakukan.

“Kenapa kita tak menunggu Jieun?” Kata Jinri malu malu.

“Ne. Bukankah itu sedikit tak adil?” Taeyeon bersuara.

Suzy tersenyum.

“Aku kan sudah bilang, jika salah satu anggota tak datang saat jam 12, maka dia otomatis kalah dan dia harus menerima tema dari si pemenang.” Suzy tertawa penuh kemenangan.

“Yah, padahal Jieun paling jago bermain kartu. Tapi selalu terlambat.” Hyorin mengerucut.

“Ne. Kalau Jieun yang menang, temanya akan baik baik saja. Seperti tema tema yang biasa saat malam natal. Menukar kado dan hal hal manis lainnya.” Krystal ikut mengerucut.

“Kalau Suzy… pasti menyeramkan.” Jinri menutup wajahnya takut.

Suzy tak berkomentar. Dia langsung mematikan lampu. Kini mereka saling tatap dalam kegelapan.

“Kalian tak bisa melihat siapapun kan?” Kata Suzy dengan suara yang sengaja dimistiskan.

Jinri menjerit pelan, yang lain menelan ludah.

“Tema hari ini adalah… cerita horror…” bisiknya.

Tiba tiba angin berhembus ke tengkuk mereka. Suasana aneh mulai menjalar sampai ke ubun ubun.

“Tapi cerita horrornya tak akan sesimpel itu…” Suzy meraba kotak di depannya.

“Di dalam kotak ini, ada benda benda yang tak kalian ketahui.”

“Sebelum bercerita, kalian harus mengambil satu benda dari dalam kotak. Menerkanya dan buat cerita dari benda yang kalian terka.”

“Mengerti?”

Semua berdehem pelan dalam ketegangan.

“Orang pertama yang bercerita adalah yang kalah. Jinri-ah…” Bisik Suzy.

Jinri membuka kotak itu. Meraba raba. Lalu mengambil satu benda.

“Agak kenyal. Dan bisa kugenggam.” Katanya takut.

“Apa itu?” Tanya Suzy.

“Mungkin sebuah boneka kecil yang berbunyi.”

“Baiklah. Kau bercerita tentang itu.”

“Aku… aku berfikir dulu.”

Hening selama beberapa detik. Udara dingin mulai menusuk tulang mereka. Suzy sengaja tak memasang penghangat ruangan agar suasana makin tegang. Musim dingin di bulan Desember. Menjelang natal.

“Ada seorang gadis bernama Hana. Dia baru saja dibelikan sebuah boneka kecil ukuran segenggam tangan oleh ibunya.”

Semua menyimak dengan ekspresi berbeda beda. Tak ada yang bisa melihat mimik mereka di kegelapan.

“Saat Hana memencet perut boneka itu, boneka mungil itu berbunyi.”

“Ana tak suka boneka itu. Dia membuangnya tanpa sepengetahuan ibunya.”

“Dia berkata pada boneka itu sambil mengumpat ‘kau jelek! Kau kecil! Suaramu juga buruk sekali!’ Katanya.”

Semua menelan saliva.

“Tiba tiba boneka itu berbicara. Padahal Hana tak memencet perutnya.”

“Dia bilang apa?” Krystal menyela. Terdengar sangat penasaran.

“Aku mendengarmu…” bisiknya yang sontak membuat semua berteriak. Kecuali Suzy.

“Ah! Kau memang tak pandai membuat cerita, Jinri-ah!” Desis Suzy.

Jinri terkekeh geli.

“Ya, selanjutnya adalah Taeyeon.”

Taeyeon berdehem. Tampak pede dengan cerita yang akan dibawakannya.

“Aku berharap menemukan sesuatu yang menarik di dalam kotak ini.” Taeyeon tertawa pelan lalu membuka kotak itu hati hati.

“Eh… seperti karet. Agak panjang.”

“Jadi itu apa?” Tanya Suzy penasaran.

“Mungkin sebuah bantal.”

Suzy tersenyum.

“Jadi apa ceritamu?”

“Hmmm… pada suatu hari…”

Taeyeon berhenti sejenak.

“Ada seorang gadis bernama Leena.”

“Dia baru saja pindah rumah.”

“Leena memang tidak setuju untuk pindah tapi karena pekerjaan orang tuanya, akhirnya dia harus mengalah.”

“Suatu hari, Leena menelusuri gudang rumah itu.”

“Dia menemukan sebuah benda usang di dalam sebuah kotak.”

“Itu adalah bantal kecil berwarna merah.”

“Leena mengumpat setelah melihat benda itu.”

“Dia bilang kalau bantal itu sangat kotor dan kesepian. Hanya sebuah bantal kotor yang tak berdaya. Dia benci karena Leena tak bisa memainkannya layaknya sebuah boneka.

“Lalu…”

“Lalu?” Lagi lagi Krystal menyela.

“Bantal itu berbicara.”

Jinri mendesis. Hyorin tampak membekap mulutnya.

“Dia bilang…”

Jantung mereka seperti dipompa. Penasaran dengan kalimat selanjutnya.

“Aku bisa melihatmu meski aku tak punya mata.”

“Huaaaah!” Krystal menjerit.

Suzy malah tertawa.

“Hah! Cerita yang sangat payah! Lebih baik kau mati saja Tae!” Umpat Suzy dengan tawa yang tak berhenti.

“Huh! Aku sudah berusaha Suzy-ah! Aku memang tak menyukai cerita horor! Hanya kau yang menyukainya! Hanya kau!” Dengus Taeyeon tak mau kalah.

“Yah sudah. Mianhe.” Suara Suzy terdengar mengejek.

“Gwaenchana…” Taeyeon terkekeh.

“Baik, kita ke pencerita selanjutnya. Hyorin.”

“Hmm baiklah! Aku pasti mendapatkan hal menarik untuk diceritakan!” Hyorin membuka kotak. Menyeleksi benda yang akan diambilnya.

“Ah! Benda keras ini sepertinya bagus!”

“Kira kira itu apa?”

“Mungkin sebuah tongkat.”

“Silahkan bercerita.”

Semua terdiam. Hyorin seperti tengah mempersiapkan cerita yang akan dibawakannya.

“Disuatu tempat, hiduplah dua bersaudara bernama Heehoon dan Heena.”

“Mereka adalah kembar identik. Laki laki dan perempuan.”

“Heehoon yang pria sangat suka bermain boneka, sementara Heena yang perempuan sangat suka olahraga. Terutama golf.”

“Suatu hari, Heehoon mendengar kabar bahwa Heena meninggal karena sakit. Heehoon tak menangis. Dia malah tersenyum.”

“Mwo?” Krystal bergumam.

“Setelah kepergian Heena, Heehoon mulai memainkan tongkat golf Heena. Dia setiap hari bermain golf tanpa bola. Kheundae…”

Semua menahan nafas. Menunggu kalimat selanjutnya.

“Heehoon memakai batok kepala Heena sebagai bola.”

Semua menjerit. Suzy tidak.

“Ya ya ya… ku akui ceritamu cukup menarik. Tapi masih belum bisa membuatku takut.” Kata Suzy enteng.

Hyorin memanyunkan bibirnya. Suzy memang susah dipuaskan kalau masalah cerita horor.

“Oke, selanjutnya… Krystal-ah…” bisik Suzy tepat di kuping Krystal.

“Ne.” Krystal mengaduk aduk kotak itu. Mencoba mencari benda yang pas untuk ceritanya. Dia harus menyenangkan Suzy dengan ceritanya.

“Dapat!”

“Kira kira itu apa?”

“Seperti wig.”

“Wig?” Gumam Suzy.

“Ne. Ah aku punya cerita menarik tentang wig!”

“Lanjutkan!”

“Ada seorang wanita karir berumur 30 an.”

“Dia selalu memakai wig di setiap kerjaannya.”

“Pada suatu hari, dia tidak memakai wig saat kencan.”

“Dia memakai rambut aslinya bertemu dengan seorang pria idamannya di sebuah tempat sepi.”

“Dia bertemu dengan pria itu di situs kencan online.”

“Lalu saat mereka bertemu, pria itu terlihat bingung.”

“Aku sudah ditipu! Katanya.”

“Wanita itu kebingungan. Dia berusaha menjelaskan bahwa foto yang dia pasang sesuai dengan apa yang dilihatnya. Lalu…”

“Lalu?”

“Siapa yanh menyela? Aku seperti mengenal suaranya.” Kata Krystal.

“Jieun?” Taeyeon tampak menerawang.

“Kau sudah datang?” Kali ini Jinri yang bertanya.

“Ne. Mian aku terlambat lagi.”

“Baiklah… silahkan duduk.” Kata Suzy mempersilahkan.

“Ne.”

Krystal terdiam. Semua terdiam.

“Lalu apa Krystal?” Tanya Suzy setelah merasa keheningan yang cukup panjang.

“Lalu pria itu… pria itu… pria itu…”

“Ya?”

“Pria itu mengeluarkan ponselnya. Dia memperlihatkan foto profil wanita itu.”

“Sangat cantik. Fotonya sangat cantik.”

Jantung mereka terpacu. Mereka benar benar penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

“Tapi wanita itu…”

“Wajah wanita itu tidak ada.”

“Wajahnya rata.” Bisik Krystal mengakhiri ceritanya.

Semua memekik. Lingkaran mereka terhambur. Hanya Suzy yang terdiam di tempat.

“Suzy! Nyalakan lampunya! Aku takut!” Jerit Jinri disusul teriakan Hyorin dan Taeyeon yang berusaha mencari tombol lampu.

“Teman teman! Kalian harus duduk! Cerita horornya belum selesai! Masih ada aku!”

“Bagaimana dengan Jieun?” Tanya Krystal.

“Dia tak masuk ke permainan ini karena terlambat, jadi dia hanya boleh mendengar. Arra?”

“N-ne.” Mereka menjawab kompak. Semua kembali ke posisi masing masing.

“Ceritamu menarik Krystal-ah… tapi aku masih bergeming di tempat dudukku.”

Krystal mendengus kesal.

“Oke, akan kumulai ceritaku.”

Suzy memulai pengambilan benda di dalam kotak.

“Benda yang kusuka.” Suzy tersenyum.

“Sebuah botol kurasa.”

Tak ada yang menyela.

“Pada suatu hari, ada seorang gadis manis bernama Jieun.”

“Eh?” Krystal bergumam.

“Dia jago dalam segala hal.”

“Dia terkenal.”

“Tapi dia selalu terlambat.”

“Lalu apa hubungannya dengan botol?” Potong Hyorin.

Suzy berhenti sejenak.

“Jangan sampai menangis ya. Cerita ini sangat menakutkan. Mian Jieun-ah karena aku menggunakan namamu.”

Tak ada jawaban. Semua terdiam. Mereka tahu, cerita cerita Suzy selalu yang paling seram.

“Pada suatu hari, seorang gadis bernama Suzy mengadakan pesta menginap di rumahnya. Dia mengundang semua temannya termasuk Jieun.”

“Jieun bilang dia akan datang terlambat.”

“Benar benar orang sibuk, ne?”

Tak ada jawaban.

“Lalu…”

“Pesta dimulai. Jieun belum datang juga. Dan Suzy memenangkan permainan. Dia yang menentukan temanya.”

“Suzy mulai mematikan lampu dan memulai acaranya.”

“Satu persatu pencerita mulai menceritakan kisah sesuai dengan benda yang mereka ambil. Cukup menarik bukan membuat cerita mendadak seperti itu?”

“Semua cerita cukup menakutkan bagi Suzy, tapi ada hal lain yang lebih menakutkan.”

Deg!

“Ada makhluk asing yang tiba tiba hadir di ruangan itu.”

“Padahal Suzy sudah mengunci pintu dan jendela.”

“Bagaimana makhluk itu bisa masuk?”

“Lalu apa hubungannya dengan botol?” Krystal mulai kesal.

Suzy kembali terdiam.

“Lalu Suzy bercerita tentang botol.”

“Botol berisi darah.”

Deg!

Hening.

Semua terdiam. Mereka bisa mendengar suara jantung masing masing.

“Darah si tamu asing.”

Suzy menyalakan ponselnya. Dia menyoroti semua wajah teman temannya. Mimik mereka sama.

Terbelalak. Mulut menganga. Hanya ada lima gadis di ruangan itu.

Suzy tersenyum.

“Kalian benar benar ketakutan, ne? Apakah ceritaku seseram itu? Kemana Jieun?”

Tak ada yang menjawab. Benda di tangan mereka terjatuh.

Suzy tertawa keras.

“Oh Jinri, benda yang kau dapat itu bukan boneka kecil. Itu adalah bola mata.”

Jinri tercekat.

“Yak Taeyeon! Itu bukan bantal! Itu sebuah tangan.”

Taeyeon melotot menatap potongan tangan itu.

“Hyorin… itu bukan tongkat… itu tulang.”

Hyorin hendak menjerit tapi suaranya seperti tertahan.

“Dan Krystal…” bisa dia lihat wajah pucat berkeringat Krystal.

“Itu bukan wig… itu rambut asli…”

Kedua bola mata Krystal memutih. Dia pingsan di tempat.

Suzy mematikan nyala ponselnya. Hening kembali menusuk tulang. Keadaan semakin dingin.

“Ada yang ingin berkomentar?”

Tak ada jawaban.

“Ah, ponsel ini milik Jieun. Aku menggunakannya untuk membalas chat saat itu.”

“Ada pertanyaan?”

Tak ada jawaban.

***END***

Annyeong!!! Huaaaaah ff absurd lagi! Dan pertama kalinya aku buat ff tanpa kehadiran Myungsoo oppaku tercintah dan segala kunyuk kunyuknya! T.T syedih syekali pemirsyah. Pertama kali pula aku buat ff full horror. Gak ada embel embel romancenya. Maaf gagal permirsah. Jadi mian ya. Anggap aja ini intermezo.

RCL!

Bows

22 thoughts on “FF Staying Overnight (Oneshoot)

  1. Hee?? Jadi jieun udh meninggal? Yg bunuh suzy? Tapi kapan? Dan jieun yg tadi ngomong itu…. Itu udh jadi arwah? Serem bgt suzy elah yawla tu beneran jieun dimutilasi kah
    Udh nangis mungkin kalo aku ada di permainan itu…. Horor bener bener kerasa, untung baca pas pagi 😀

  2. dari awal aku udah nebak kalo yang mereka ambil itu organ/potongan tubuh manusia. tapi aku gak nebak itu punya siapa. terus waktu ada jieun nyela aku udah mikir “Bukannya rumahnya udah dikunci? kok jieun bisa masuk?” akhirnya tahu kalo tebakanku bener, gak semua ketebak sih. zyeon sukanya yang horor nih? kita sama eonni^^ Fighting ne buat cerita kek gini 🙂

  3. Huuaaahhh,,, sereeemmmm. Gw kalo mau baca ff author yg satu ini pasti dah dag dig dug duluan.
    Jadi ceritanya Jieun dah meninggal dan tadi itu arwahnya yg hadir di sana,,?? Trus apakah benda2 seperti rambut, bola mata, tangan, tulang, dan botol berisi darah itu adalah punya jieun? Huuaahh,,, ngeriiiii weh.
    Walupun gak ada romance tapi tetep ngefeel banget. Aku suka aku suka

  4. aku uda curiga sma benda” yg mereka pegang . .
    dan ternyata mmg benar dugaanku organ tubuh omg.hahaha
    kerenn horrornya dapat

  5. huaaaaaaa seremmm banget jadi itu kenapaaa apa iya jieun nya yg dibunuh suzy atau ternyata cuma becanda doang ??aduh aku merinding nih

Tinggalkan Balasan ke adella baechimi Batalkan balasan