FF Psywar PART 1

image

Title: Psywar
Author: @vhyra_pabbo
Genre: Romance, Mystery, Thriller, Psycological, Sci-Fi, etc.
Main Cast: Kim Myungsoo, Bae Suzy, Choi Minho
Sub Cast: OCs and etc (Sub Cast dapat berubah sewaktu waktu)
Length: Chaptered

Warning: Ini adalah cerita yang saya buat murni dari pikiran saya. Cerita ini hanya fiktif belaka. kalau ada kesamaan tokoh, tempat, dan cerita itu merupakan bukan kesengajaan. Ghamsahamnida~ bow

Happy reading!

***

Nada itu merasuk melalui cela cela gendang telinga menuju sumber pemberi dengar utama. Seperti ikatan yang terus menerus teratur berjalan. Beriringan nada nada itu menjamu si pendengar. Tak pernah bosan. Seolah ia hidup untuk mendengarnya. Diulang ulang.

Gadis itu dikeramaian. Masih berjalan dengan headphone yang menempel di telinganya. Musim dingin. Dengan syal abu abu dan sarung tangan berbentuk tapak kucing. Ia menghembuskan nafasnya. Pekak dengan sekitar. Hanya lagu itu yang menemaninya.

Ia terus berjalan sampai di sebuah pertigaan.

Prank!

Bruak!

Prank!

Pecahan kaca dimana mana. Darah membanjiri tanah. Menusuk.

Mata gadis itu tertutup dan terbuka perlahan. Musik yang masih terputar jelas di ipodnya lalu tiba tiba berhenti. Entah mengapa, sebelum matanya benar benar tertutup, lagu yang terputar adalah lagu yang tak pernah ia dengarkan sebelumnya. Lagu yang bahkan tak pernah ia download ataupun miliki. Lagu yang jelas jelas sangat kelabu. Mengerikan. Membuat bulu kuduknya berdiri seketika. Lagu yang kelam.

***

“Dia masih koma. Belum ada tanda tanda akan bangun.” Kata pria berpakaian putih putih itu kepada wanita parubaya di depannya. Wanita itu langsung menangis sesenggukkan. Menghamburkan tubuhnya ke lantai. Meratap wajah anaknya dengan iba. Banyak luka disana sini. Wajahnya pucat dan tampak mati.

“Suzy… wae? Wae?” Wanita itu bergumam parau. Sang suster langsung membopong wanita itu agar berdiri dan segera menenangkan diri. Ia membawanya ke ruang istirahat. Tapi si wanita tetap bersikeras ingin tinggal di ruangan itu.

“Dia harus istirahat ahjumma agar dia segera siuman.”

“Andwae! Suzy-ku membutuhkanku!” Ia terisak. Memberontak.

“Kheundayo… kalau ahjumma sampai sakit, dia tentu akan sedih.”

“Andwae! Andwae!” Dia tetap bersikeras.

Sang suster menggeleng pelan. Tampak putus asa. Lalu dalam gerakan kecil, ia menyuntikkan obat penenang kepada si wanita. Perlahan tapi pasti, si wanita tertidur pulas. Lantas mereka segera membawa wanita itu ke ruang istirahat.

***

Suzy menatap dirinya yang terbaring koma. Matanya kosong. Dia menjadi roh tak utuh. Seperti berada di antara dua dunia. Tersesat.

“Yo!”

Suzy terlonjak begitu sesosok pria menepuk pundaknya.

“Nugu?”

“Aku adalah malaikat yang memainkan musik saat ajalmu.”

“Ah! Musik mengerikan itu kan?” Suzy mendesis.

“Ne. Mereka menyebutnya musik kematian. Kheundae, karena semasa hidupmu kau adalah manusia yang baik, maka nyawamu masih dalam tangguhan.”

“Jadi? Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Suzy ogah ogahan.

“Aku akan memberikanmu dua pilihan.”

Alis Suzy saling bertaut.

“Kau ingin meninggalkan dunia ini untuk sementara dan hidup di dunia kedua atau pergi begitu saja ke alam baqa-”

“Lalu setelah aku mati?” Potong Suzy tanpa mau basa basi.

“Kau akan langsung menuju alam baqa.”

Suzy tersentak mendengar keempat huruf tak asing itu disebutkan. Sepertinya mengerikan.

“Sial! Lalu apa yang akan aku lakukan di dunia kedua?” Suzy mengernyit menatap malaikat yang ternyata sangat tampan itu.

“Bermain.”

“Konyol sekali!” Suzy mendesis kemudian dengan giginya yang bergertak.

“Cepat katakan keputusanmu! Kita tak punya waktu banyak.”

“Kalau permainannya usai, apa yang akan terjadi huh?”

“Hanya ada dua pilihan. Kau hidup kembali ke dunia nyata.”

“…Atau kembali ke alam baqa.”

Suzy menelan salivanya.

“Mereka menyebutnya dunia paralel.” Malaikat itu tersenyum.

“Dunia paralel?”

Malaikat bersayap hitam itu mengangguk antusias.

“Baiklah. Aku akan ke dunia paralel.”

***

Kulit gadis itu bersinar saat matahari masuk dari celah celah ventilasi. Bulu mata lentiknya bergoyang pelan.

Matanya perlahan terbuka. Ia meringis merasakan kepalanya yang sedikit pusing. Matanya yang lurus ke depan menatap barang barang berwarna putih. Benda benda asing yang bahkan tak ia kenali. Ia terlonjak dan langsung bangkit.

Putih. Putih. Putih. Jendela, horden, dinding, dan perabotan. Semuanya berwarna putih. Bahkan pakaian yang ia kenakan berwarna putih. Bukan rumah sakit. Suzy tahu betul aroma rumah sakit. Ia pernah berada di posisi itu.

“Ini…” Suzy melompat dari kasur. Kakinya yang menginjak lantai menimbulkan bunyi hentakan.

Suzy berjalan menuju jendela. Lantas dibukanya horden putih berenda itu. Memperlihatkan pemandangan kota dari atas situ. Mata Suzy membesar. Rumah rumah dibawah terlihat sangat kecil. Mungkinkah?

“Lantai berapa ini?” Ia bermonolog seraya berlari menuju pintu keluar.

Saat pintu itu terbuka, pemandangan tak biasa menantinya di depan. Seorang pria, dengan tubuh berlumuran darah, memegang pisau, di depannya ada mayat wanita berumur sekitar tigapuluan. Ekspresi pria itu datar. Ia menikmati setiap aksi yang dia lakukan. Menusuk nusuk perut wanita itu meski si korban sudah tewas beberapa saat yang lalu.

Suzy refleks menutup kembali pintunya. Ia membekap mulutnya. Nafasnya naik turun.

“Tunggu dulu!” Ia seperti mengingat sesuatu.

“Inikah dunia pararel yang malaikat itu…” mulut Suzy terbuka lebar. Jidatnya berkerut. Ia lalu melihat sehelai kertas di atas meja rias. Dituntunlah kakinya ke sana hingga tangannya membuka kertas yang ditulis dengan darah itu.

Ini adalah dunia paralel dimana para psikopat berada. Seperti yang aku katakan, ini adalah game. Seperti biasa, game biasanya memiliki tiga nyawa, maka kau diberi tiga nyawa di dunia ini. Jika kau mati sekali, kau masih bisa hidup kembali hingga ketiga nyawamu habis. Dan jika nyawamu habis dalam dunia ini, maka perjalananmu selesai. Kau akan segera ke alam baqa. Tetapi jika kau bisa bertahan selama 40 hari, maka kau bisa kembali ke dunia nyata. Saat ini tubuh aslimu masih berada di dunia pertama. Kau masih koma.

Oh iya, kau adalah satu satunya manusia yang masih bersih dan memiliki jiwa yang suci.

Jika kau ingin kembali, lebih baik kau bertahan di dunia yang keras ini.

Kau hanya perlu mempertahankan nyawamu. Jangan sampai kau terbunuh oleh psikopat psikopat itu.

Dan satu lagi.

Jangan sampai kau jatuh cinta pada mereka.

Atau membuat mereka jatuh cinta padamu.

“Oh tidak!” Suzy meremas kertas itu lalu melemparnya serampangan. Di tutupnya wajahnya kesal. Pasrah. Tanpa rencana. Ia benar benar telah ditipu. Ini lebih mengerikan dari pergi menuju alam baqa.

Ia dikelilingi psikopat.

Mendengarnya saja membuat jantungnya berpacu diatas normal.

“Sial, sial, sial!” Suzy memukul mukul kepalanya. Merasa tolol karena telah menerima tawaran si malaikat maut.

“Kheundae…”

“Kheundae…”

“Kheundae kalau aku berhasil bertahan hidup selama 40 hari maka…” sekilas senyum merekah di bibirnya.

“…aku akan kembali…”

Lalu ia kembali manyun secepat kilat.

“Akh sial!” Suzy menunduk dalam. Mencoba menenangkan pikirannya yang kacau.

“Tidak ada pilihan lain!”

“Baiklah! Kalau begitu aku akan memainkan permainan gila ini sampai selesai!”

***

Bae Suzy
Pramuniaga

Suzy membaca ID card yang tertempel di seragam yang tergantung di lemarinya. Niat awalnya adalah tetap tinggal di rumah selama 40 hari. Tapi sepertinya ia juga butuh makan. Dan seragam itulah penanda pertama identitasnya. Seorang penjaga toko yang entah dimana.

“Malaikat… Malaikat…” Suzy berbisik pelan memanggil manggil sang malaikat pencabut nyawa. Tapi sia sia. Si malaikat tak kunjung datang.

“Sial! Bagaimana caranya aku mengetahui dimana aku bekerja?” Suzy meremas kepalanya. Antara berfikir dan setengah kesal.

“Ah terserah! Aku akan bekerja di supermarket terdekat saja!” Suzy meraih seragam itu tanpa babibu lagi.

***

Mata gadis berusia genap 22 tahun itu awas. Ia beberapa kali memperbaiki roknya yang kelewat pendek dan merutuki setiap hal yang terjadi. Sedari tadi perjalanannya masih aman aman saja. Belum ada tanda tanda kesadisan dari psikopat psikopat di dunia paralel ini.

Saat matanya kancap kemana mana, seseorang tiba tiba menabraknya di depan. Suzy tersentak dan langsung berubah posisi. Tak lupa meminta maaf dan segera pergi. Baru beberapa langkah, orang yang ditabraknya lalu menghentikan langkahnya. Tangannya mencengkram lengan Suzy. Wanita itu sampai meringis. Matanya kini menatap pria itu. Wajahnya merah. Seperti mabuk.

Oh tidak!

Suzy melotot melihat darah di kedua tangan pria itu. Bahkan membekas di seragamnya. Sepertinya pria ini habis membunuh.

Suzy buru buru melepaskan diri dari pria itu dan berlari. Pria itu tak tinggal diam. Dengan langkah sempoyongan, dia mengejar Suzy yang sudah berada di ambang ketakutan.

“Tunggu agassi! Tunggu! Aku tak mungkin membunuhmu! Aku bukan pembunuh!”

Suzy menggeleng cepat. Ia tahu. Ia sangat tahu dunia ini. Dunia para psikopat. Hanya dia yang normal. Jelas pria itu berbohong. Siapa yang akan percaya dengan omongan psikopat?

Suzy terus berlari sampai bertemu pertigaan dan berbelok ke kanan. Meski ia tak tahu arah mana yang tepat, dia tetap memilih kanan. Kanan selalu benar, asumsinya.

Saat ia hendak bersembunyi di area lorong, seseorang tiba tiba menariknya. Ia ingin menjerit namun tangan si penarik dengan cepat membekap mulut Suzy.

“Ssst! Kau aman bersamaku!”

Mata Suzy membesar. Ia tak tahu pria macam apa yang mengatakan kalimat sok itu di dunia macam ini. Suzy lantas menggigit tangan pria itu. Cara terakhir wanita untuk kabur. Pria itu sontak melepaskan bekapannya. Sedikit meringis. Lalu Suzy tak meninggalkan kesempatan. Ia menginjak kaki pria itu dan tanpa melihat sosok si pria, ia berlari pergi.

“Hei agassi!”

Suzy sempat berbalik untuk melihat apakah si pria masih mengejarnya.

Suzy langsung terkesiap. Langkahnya berhenti. Jantungnya yang sedari tadi berdenyut cepat, malah semakin cepat saat ia melihat sosok itu.

“Oppa?!” Suzy menelan ludah.

Pria itu tampak bingung. Lalu dengan gerakan cepat, ia mengangkat  kedua tangannya tanda menyerah.

“Aku tak akan menyakitimu.” Wajahnya polos dan tak berbahaya.

Tanpa kata, Suzy langsung menghamburkan pelukannya. Air matanya menetes begitu saja. Tak terhitung betapa bahagianya dia bisa bertemu dengan orang yang dicintainya.

“M-wo?” Pria itu seperti bingung dengan sikap Suzy.

“Oppa, kenapa kau bisa berada di dunia ini juga?” Suzy menatap lembut tepat ke mata pria yang ternyata sangat tampan itu.

“Apa maksudmu huh? Aku baru saja bertemu denganmu hari ini.”

Jleb!

Suzy refleks melangkah mundur. Ia baru ingat satu hal. Ini adalah dunia paralel. Dunia kedua. Dunia yang tak jauh berbeda dari dunia pertama. Orang orang yang sama, daerah yang sama. Yang berbeda adala kondisi orang orangnya. Yah, itulah dunia paralel.

Itu berarti dia akan bertemu dengan orang orang yang sama dengan dunia pertama, tetapi dengan kondisi berbeda. Mereka tak mengenal Suzy. Dan sifat mereka, tentu saja berbeda.

Suzy menggeleng frustasi. Nafasnya naik turun.

“Gwaenchana?”

Suzy tahu, orang di depannya ini adalah psikopat. Tapi kenapa sikap dan ekspresinya sama saja dengan pacarnya? Seolah olah dia adalah pria tanpa cacat mental.

Kembali Suzy tersentak saat ia tiba tiba teringat satu hal. Bukankah psikopat sangat sulit dideteksi? Pria ini sudah pasti psikopat. Tak peduli sikap dan ekspresinya yang bak orang normal. Tetap saja dia psikopat. Dunia ini memang begitu bukan?

Segera setelah menyadari apa yang sedang terjadi, Suzy langsung berteriak kencang dan segera berlari dari sana. Pria itu tak mengejar lagi. Hanya senyum. Senyum mengerikan yang tiba tiba muncul di bibir pria itu.

***

Suzy meringkuk dibalik selimut. Cuaca siang itu cukup terik. Musim panas di bulan Agustus cukup menghangatkan setiap insan yang beraktifitas siang itu. Suzy, dengan selimut tebalnya, setia bermalas malasan di hari kedua bulan Agustus. Ia akan menerima gaji pertamanya di dunia pararel gila ini. Meski ia baru dua hari menempatinya. Ia memilih tak keluar rumah hari itu. Ia yakin, psikopat psikopat di luar sana sedang merencanakan aksi pembunuhan sadis padanya. Dirinya yang merupakan objek bagi mereka. Satu satunya manusia yang paling waras dan paling nikmat dibunuh ala pemikiran psikopat. Kenikmatan dalam menyiksa adalah salah satu poin penting dalam daftar aksi mereka. Tak perlu buru buru mematikan korban. Memberikan efek psikologis adalah salah satu yang paling mereka sukai. Dan sekarang, Suzy sudah kena dampaknya. Ia sedari tadi berbicara sendiri. Menyusun rencana paling bodoh hingga paling gila. Ia harus tetap hidup. Ia harus kembali.

Tapi jika ia hanya berdiam diri di dalam apartemen yang para kediamannya adalah psikopat, ia akan mati kelaparan dan perjuangannya akan sia sia. Sama saja mati tanpa perlawanan.

Ting Tong!

Suzy terlonjak. Ia panik. Buru buru ia melompat dari ranjang dan berlari ke depan pintu. Matanya membelalak melihat pria kemarin menyapa layar monitornya. Tampak ramah dan bersahabat.

Suzy langsung awas. Ia berulang kali mengingatkan dirinya bahwa pria ini dan semua orang orang yang ada di dunia paralel ini adalah psikopat. Sewaras apapun mereka terlihat.

“A-ada apa?” Suzy menjawab sapaan itu gugup. Tetes demi tetes keringat turun dari pelipisnya. Nafasnya tidak stabil. Denyut jantungnya mulai tak beraturan.

“Aku membawakan makanan. Sebagai ucapan salam untuk tetangga baru.”

Deg!

Suzy dibuatnya terpana. Pria mencurigakan yang mirip pacarnya itu adalah tetangganya. Mungkin ia tinggal di kamar sebelah. Atau bahkan di depannya.

“Aku tinggal di depan kamarmu.”

Mulut Suzy mendadak kering. Entah berapa kubik air liur yang mati matian ia telan. Ia benar benar sedang menghadapi situasi tak biasa bersama pria tak biasa. Psikopat. Penyuka segala berbau penyiksaan. Sadistik.

“N-ne?”

“Tenang. Makanannya tak mungkin kuberi racun.”

Dalam hati, Suzy mengutuk perkataan pria ini. Tentu saja ia tak mungkin meracuninya, mana kenikmatannya jika Suzy mati begitu saja?

“N-ne. G-gomawo.”

“Tak usah gugup begitu. Aku tak akan memakanmu.” Ia tersenyum. Sangat ramah. Tanpa dosa.

“N-ne?” Suzy tertawa renyah. Mencoba memecah kekakuan.

“Ayolah. Aku ingin masuk. Aku ingin menyerahkan makanan ini. Aku tau kemarin kau tidak bekerja di toko kan? Kau pasti belum menerima gajimu.”

Suzy terkesiap. Darimana pria ini tahu?

“Namaku Kim Myungsoo. Aku pemilik toko itu. Tentu saja aku yang menggajimu. Dan aku memiliki gajimu. Langsung di amplop.” Senyum itu tak pudar.

Suzy perlahan melunak. Perlahan lahan ia menekan password pintunya hingga pintu itu benar benar terbuka.

Mereka kini berhadapan. Myungsoo dengan tangan membawa senampan makanan dan Suzy yang hanya mengenakan piyama.

Ada tawa rendah dari pria itu melihat wajah was was Suzy. Seolah olah tengah mengantisipasi sesuatu.

“Tenang saja. Aku tak akan berbuat macam macam.” Myungsoo langsung menyeleweng masuk. Melewati Suzy yang masih mematung di depan pintu. Pria itu dengan entengnya melabuhkan dirinya di atas sofa kulit berwarna coklat yang tergeletak di depan TV. Nampan yang ia bawa ia letakkan di meja.

Melihat Suzy yang malah menatapnya dari jauh, membuat Myungsoo berdiri dari sofa dan menarik Suzy untuk ikut duduk bersamanya.

“Yak! Kenapa kau begitu takut padaku huh?” Ia tersenyum. Senyum ramah seperti biasa.

Suzy bisu. Mendadak kaku. Myungsoo sedekat itu dengannya. Pacarnya di dunia nyata. Dan di dunia ini, dia menjadi psikopat. Terasa sangat aneh baginya berhadapan langsung dengan Myungsoo versi sakit jiwa.

“Sekarang kau harus menghabisi makanan ini, ne? Dan datanglah besok ke toko. Aku kekurangan pegawai. Kalau kau tak datang juga, aku tak akan menggajimu bulan depan.” Ekspresinya tiba tiba berubah drastis. Penuh intimidasi, manipulasi, dan tekanan. Seolah olah jika Suzy melanggar semuanya, hal buruk akan segera terjadi.

Suzy terpaksa mengangguk. Yah, ia harus memainkan game gila ini. Dan ia harus menjadi pemenangnya.

“Aku harus kembali ke kamar. Kau antarkan saja nampannya di depan rumahku. Kau pencet belnya, dan aku akan keluar untuk mengambilnya.”

Suzy segera mengangguk sampai Myungsoo mengatakan kalimat trakhirnya.

“Jangan pergi dulu. Aku ingin menjamumu di rumahku. Itupun kalau kau ingin mengambil gajimu.”

Suzy langsung tersedak.

“Arrasso?” Myungsoo menyentuh kepala Suzy. Ada elusan halus yang gadis itu rasakan. Intimidasi.

Suzy mengangguk.

Pria itu tersenyum lalu beranjak pergi tanpa kata lagi.

Sementara Suzy, di ruangannya sendiri, terdiam. Banyak pertanyaan yang memenuhi benaknya.

***

“Gomawo makanannya, Myungsoo-ssi.” Riskan, Suzy memutuskan duduk di sofa kuning itu. Ruangan yang sangat rapi. Semua barang tertata rapi. Toples toples antik asing yang tergeletak di atas lemari kaca sedikit membuka mata Suzy. Ia penasaran. Apa isi toples buram itu?

“Besok besok kalau kau lapar, bunyikan saja belnya. Aku akan segera keluar dan melayanimu dengan baik.” Ia tersenyum seraya menyerahkan amplop putih berisi sejumlah uang. Kontras dengan matanya yang tak membentuk senyum. Seperti tak tulus.

Suzy mengangguk ragu seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia mengambil amplop itu dengan penuh keragu raguan.

“Ngg, aku harus pergi.” Segera setelah Suzy berdiri, Myungsoo langsung menahan tangan gadis itu. Senyum aneh itu tak juga hilang. Seperti bercampur kecurigaan dan rasa penasaran.

“Jangan lupa bekerja besok, ne?”

Suzy menatap sekilas mimik pria itu, lalu segera mengangguk mantap.

“Aku akan melindungimu.” Bisiknya saat bibirnya mendekati telinga Suzy.

Suzy tersentak dan langsung melepaskan cengkraman Myungsoo.

“Aku pergi dulu.” Suzy keluar dengan sukses kali ini. Ia menghela nafas lega saat ia sudah berada di dalam ruangannya dengan pintu terkunci.

Ting Tong!

Suzy terlonjak. Baru saja ia menyegarkan otaknya dari perang urat saraf. Dan bunyi bel langsung mengagetkannya lagi. Siapapun yang memencet bel adalah orang yang memiliki niat jahat. Psikopat. Semuanya psikopat. Dia sudah mengecapnya di memorinya.

Suzy berjalan ragu. Agak penasaran dengan psikopat selanjutnya.

Saat matanya tertuju ke arah monitor, matanya seketika terbelalak.

“Eomma?!” Nafasnya tertahan. Ia rasanya ingin menangis. Tapi ia segera ingat. Wanita parubaya yang menunggu di luar itu bukanlah ibunya. Dia hanya wanita psikopat yang hidup di dunia paralel yang kejam ini.

“Annyeong tetangga!” Wanita itu tersenyum sangat ramah. Dia membawa rantang. Tradisi lama. Memberikan makanan pada tetangga baru.

Tanpa ragu Suzy membuka pintu. Matanya berkaca kaca. Ia rindu ibunya. Ingin rasanya ia memeluknya sekarang juga.

“Eom- eh mian. Nuguseyo?” Suzy hampir saja keceplosan.

“Aku adalah tetanggamu. Di sebelah kanan.” Wanita itu menunjuk ruangannya.

Suzy melempar senyumannya. Senyum ramah yang sama dengan yang wanita itu berikan.

“Ini. Ada sedikit makanan untuk tetangga baru.” Ia langsung meletakkan rantang itu di tangan Suzy membuat Suzy sedikit tersentak.

“Kapan kapan kau kunjungilah ruanganku. Aku akan melayanimu dengan baik.”

Suzy mengunci kata kata itu. Kata kata yang persis dengan yang Myungsoo katakan.

Suzy mengangguk riskan.

Wanita itu malah menepuk pundak Suzy sambil tertawa.

“Aku ingin mengenalkanmu dengan anakku. Jangan lupa berkunjung ya?”

Suzy sekali lagi mengangguk. Ia masih berdiri di ambang pintu bahkan saat wanita parubaya itu sudah pergi. Ia sedang berperang dengan pemikiran pemikirannya. Apa langkah selanjutnya yang harus dia lakukan? Langkah tepat apa yang akan membuatnya bertahan?

***

Tiga hari sukses ia lalui dan gadis berambut coklat itu berada di dalam supermarket milik Kim Myungsoo. Mengenakan seragam pegawai dan menjaga sebagai kasir. Sedari tadi matanya awas. Sudah beberapa kali orang orang berlalu lalang di sana dan tak ada tanda tanda hal buruk akan terjadi. Kim Myungsoo yang sebagai bos tak menjaga di sana.

Baru saja ia menghela nafas lega. Seseorang yang sangat dikenalnya, setengah berlari masuk ke supermarket. Suzy mengikuti pria yang mengenakan seragam yang sama dengan dirinya itu dengan mata membelalak.

“Minho Uisa..nim?” Kening Suzy berkerut. Pria itu sudah berada di hadapannya dengan senyum lebar dan tangan melambai.

“Yak! Kau pegawai baru ya?” Minho menarik satu permen dari rak dan mengunyahnya perlahan.

Choi Minho di dunia nyata adalah dokter yang menanganinya saat ini. Bukan hanya itu, Minho adalah mantan dokter pribadinya. Suzy sering mengecek kesehatannya setiap bulan di klinik pribadi Minho.

“Minho-ssi?”

Pria itu tertegun sampai ia sadar bahwa tag name nya lah membuat Suzy tahu namanya.

“Ne. Kau kenal ibuku? Dia kemarin membawa rantang ke kamarmu.”

Deg!

Suzy melongo.

“Suzy-ssi, huh?” Minho menunjuk tag name Suzy. Menaikkan alisnya dan tersenyum.

“Ne. Mohon kerjasamanya.” Suaranya melemas. Ia membungkuk 45 derajat sebagai tanda hormat lalu kembali ke belakang kasir. Pura pura membuka komputer hanya untuk membuat dunianya sibuk. Ia benar benar gugup.

Minho sedari tadi terus memperhatikannya dari rak rak makanan. Ia ditempatkan di gudang dan menghitung barang barang yang ada.

Suzy sedikit risih dengan perlakuan Minho. Minho yang dikenalnya adalah pria yang memiliki etos kerja dan profesionalitas tinggi. Dan sekarang, Minho yang dilihatnya adalah pria mesum tanpa tata krama dengan kedua mata besar yang kapan saja dapat mencengkramnya. Dia juga sudah pasti psikopat.

Suasana mulai terasa nyaman sampai seseorang yang dikenalnya, tampak dari dinding kaca terlihat berlari. Terengah engah dan memegang sebuah plastik hitam besar. Ah, Kim Myungsoo. Bosnya. Ia masuk terburu buru. Tepat saat si boss melewatinya, Suzy mencium aroma amis darah dan seperti daging yang membusuk. Suzy terkesiap. Matanya mengikuti kantung yang Myungsoo bawa sampai ke gudang. Apa isi plastik itu? Mungkinkah?

Suzy menelan ludah berkali kali. Siapa yang menjadi korban Myungsoo kali ini?

Setengah jam ia menunggu keluarnya Myungsoo bersama ketegangan yang menyergapnya. Ditambah Minho yang terlihat tanpa beban. Siapapun tahu kantung yang Myungsoo bawa adalah daging busuk. Atau mayat. Dan dia, di antara mereka, terlihat menyedihkan dengan mimik luar biasa takut. Apa yang akan Myungsoo, atau bahkan Minho lakukan padanya? Ia tahu, mereka akan melakukannya perlahan lahan. Bertahap.

“Annyeong, Suzy-ssi. Ah, kau akhirnya datang.” Myungsoo mengelap keringatnya. Tangannya penuh darah. Cairan merah kental itu sampai menempel di wajahnya.

Suzy tercekat.

“Ah, mian. Tadi ada yang ingin mengganggu. Jadi kusingkirkan saja.” Ia tertawa.

Apa yang harus Suzy lakukan? Ikut tertawa? Atau segera berlari?

“M-mwo?” Pura pura bodoh adalah jawabannya.

“Ani-aniya. Hanya hama kecil yang coba mengacau. Dia berani mengganggu mangsaku.” Katanya seraya mengelap semua darah dengan bajunya.

Kiasan. Suzy tahu betul maknanya.

Suzy tertawa hambar.

“Ah, bajuku jadi kotor. Seharusnya aku memakai baju berwarna merah.” Kali ini ia mengecek ponselnya.

Suzy mengikuti gerak gerik pria itu ngeri.

“Ah mian, aku ada urusan. Kau harus datang ke rumahku sebentar malam. Aku membuat makan malam.” Myungsoo mengerlingkan satu matanya dan segera berlalu dari sana tanpa meminta jawaban. Suzy tahu perintahnya adalah hal wajib.

Suzy lalu menyadari makanan apa yang akan Myungsoo sajikan sebentar malam.

Yah, daging “hama” yang dia bunuh.

***TBC**

Annyeong readerdul! Balik lagi muehehe XD bytheway masih pada suka Myungzy kan? ato udah berpindah haluan? Karena banyak banget rumornya nih katanya LEE MINHO (BUKAN CHOI MINHO YA XD) taon depan mau nikah ma URI SUZY TT Jadi apa yang kalian lakukan jika hal itu sampe terjadi? Hahahaha XD

Yosh! maaf atas typo dan kesalahan kesalahan. Kritik dan saran ditunggu. Komen aja kalo udah baca ya, dan likenya! 😉

Gamsahamnida~

*bows

46 thoughts on “FF Psywar PART 1

  1. Anyeong Fhyr?..
    Ukkh kmnna z, bogoshipoyo :* wkwk…

    Eyyy dha ff baru,,, Suzy bsa brthan gk ya slma 40 hri,.. Gila nt smuanya psyco, gk dha yg bkalan nglindungin Suzy nch,,,
    Myung pnya niat jhat m Suzy, aigoo nasib Suzy malng amt :(..
    Spa ya yg jdi mlaikat’a..

    Btw ff yg Suzy jd arts trz mninggl blom dha rncana atw ide bwt dlnjut ya…

    Ttp Semngat ya :D, go go Fighting 🙂

  2. Akhirnya author update kkkk . Udh nunggu2 nih . Penasaran sm endingnya semoga uri suzy tetep hidup .
    Seriusan mau rumornya thor?hufft ku berharap myungzy main drama or cf bareng

  3. Myungzyy disini kalau pun nantiminho suzy nikah juga masih setia sama myungzy dong udah terlanjut cinta sama pasangan ini

    Dan ini ceritanya aku suka yang begini semacam kaya anime mirai nikki main game bunuh bunuhan bedanya kalo mirai nikki yang menang bakalan jadi tuhan tp disini kan ceritanya suzy.kalo bisa bertahan bakalan hidup krmbali uwahh seruuu di tungu lanjutnya

  4. Wahhh ff baru……(Y)
    aigoo baru hari ke tiga di dunia paraler(mian kalo salah nama dunianya) udah sedikit ada tekanan batin,, bagaimna nanti seminggu kemudian? 2 minggu kemudian dan seterusnya??
    Masih suka sama myungzy dong thor (Y) dan untuk kabar minho yg akn menikahi suzy tahun depan, kan belm terbukti kebenarannya jga kan? Yah kalaupun benar, mau gmna lagi? Tpi aku udah terlanjur kepentok sama myungzy. Aku aja kalo ketemu ff yg cast utamanya suzy sama namja lain selain myungsoo, serasa gak srek aja gitu. Gak kayak baca castnya suzy sama myungsoo ajah…. Aigoo kenapa aku malah cerita kayak gini ckck…
    Okedeh, ditunggu yah part selanjutnya authornim……

  5. Aku salah satu dari banyak orang yg masih bertahan dgn myungzy author #susahMoveOn.
    Aku benar” tercengang sama ide jalan ceritanya, bagaimana bisa author sampe kepikiran untuk mmbuat cerita yg seperti itu benar” luar biasa.
    Apa suzy mampu bertahan didunia pararel ini?

  6. aku ttp myungzy shipper kok hihihi…huwaaaa myung menghidangkan daging manusia untuk suzy?,aigoo truz apa yg sebenarnya terjd smoga itu hanya mimpi suzy yg sedang koma…next next

  7. Woaa dunia psikopat…apa yg dialami suzy bener2 mengerikan..😨😨 apa yg akan terjadi selanjutnya..
    Btw dunia nyata boleh suzy minho..di dunia per ff an ttp myungzy😍😍

  8. heeh males bgt dgr ttg LMH dan rencananya itu. aku msh tetap setia dgn myungzy. g peduli mau nikah kek, mau pcran kek.
    ini semua org psyco ya, g ada yg normal. waduh siapa yg g was2 tiap hari kalau tinggal di dunia paralel itu. seakan menunggu waktu untk dibunuh aja. hama yg myung maksud siapa ya? minho? ibunya suzy/minho? aigoo sanggupkah bertahan sampai tiba waktunya..?

  9. uhh ngeriny suzy eonni idup di dunia psyco aku gak bisa bayangin betapa mengerikanny dunia itu, tp myungzy couple ttp jd pasangan

  10. wahhh ada ff suzy ttg psycopath..
    ngeri banget kalo beneran ada kayak gini.
    knp harus ada pilihan hidup didunia paralel dulu? jd penasaran gimana kehidupan suzy sblm meninggal jg selain kehidupan didunia paralel ini
    ya ampun 40 hari suzy harus bertahan di dunia manusia psychopath, lama banget…
    suzy harus gunain nyawanya dg baik

  11. wahhh ada ff suzy ttg psycopath..
    ngeri banget kalo beneran ada kayak gini.
    tapi knp harus ada pilihan hidup didunia paralel dulu? jd penasaran gimana kehidupan suzy sblm meninggal jg…
    ya ampun 40 hari suzy harus bertahan di dunia manusia psychopath, lama banget…
    suzy harus gunain nyawanya dg baik

  12. wahhh ada ff suzy ttg psycopath..
    ngeri banget kalo beneran ada dunia kayak gini.
    tapi knp harus ada pilihan hidup didunia paralel dulu? jd penasaran gimana kehidupan suzy sblm meninggal jg…
    ya ampun 40 hari suzy harus bertahan di dunia manusia psychopath, lama banget…
    suzy harus gunain nyawanya dg baik

  13. wahhh ada ff suzy ttg psychopath….
    OMO g kebayang gimana suzy harus ngejalanin 40 harinya didunia kayak gitu…
    suzy harus gunain nyawanya dg baik
    knp harus ada pilihan utk hidup didunia paralel? jd penasaran jg sama kehidupan suzy sblm koma sampe kecelakaan

  14. omg.
    suzy dikelilingi para psikopat. semoga aja suzy bisa ngelewatin 40 hari gilanya dengan selamat
    mangsanya myungsoo suzy kah.

  15. Waaaaahhhhhhh.
    Suzy dikelilingin sama Psikopat”.
    Semoga Suzy bisa bertahan di dunia Pararel.
    Penasaran
    Aku mau lanjut baca

    FIGHTING

  16. Weww… dunia psikopat 😲
    keren thor… bacanya sampai merinding
    Huhuuu… uri suzy didunia psikopat 😢 suzy eonni smoga berhasil misinya

Tinggalkan Balasan ke Zta Batalkan balasan