FF SHADOW (Oneshoot)

image

Title: SHADOW
Author: @vhyra_pabbo
Genre: Romance, drama, sad etc.
Main Cast: Kim Myungsoo, Bae Suzy, Choi Minho, Park Jiyeon
Sub Cast: OC’s and etc.
Length: Oneshoot

Warning: Ini adalah cerita yang saya buat murni dari pikiran saya. Cerita ini hanya fiktif belaka. kalau ada kesamaan tokoh, tempat, dan cerita itu merupakan bukan kesengajaan. Ghamsahamnida~ Bow

Happy Reading!

***

Yeoja berambut panjang itu berjalan menuju rumahnya dengan kegelisahan yang terus menyerangnya sepanjang perjalanan. Setelah tiba di tempat tujuan, yeoja itu baru bisa bernafas lega. Diliriknya sekali lagi ke belakang. Tak ada siapapun. Ia mendesah pelan lalu bergegas masuk ke dalam rumah.

***

“Mwo?! Penguntit?” Pekik jiyeon heran setelah mendengar cerita yeoja berambut panjang tadi. Yeoja itu bernama bae suzy.

Suzy membalasnya dengan anggukkan bingung.

“Apa kau sudah pernah melihat wajah orang itu?” Tanya yeoja bermata besar itu penasaran.

Suzy hanya menggeleng. Terdengar dengusan kesal dari bibir jiyeon.

“Gheurae, kenapa kau malah menuduh yang tidak tidak eoh?”

“Aku hanya merasakan keberadaannya saja” jawab suzy datar.

“Yah sudahlah.. terserah kau. Sebaiknya kau bekerja cepat sebelum bos killer memarahi kita karena bergosip siang siang bolong begini” ucap jiyeon yang mulai beranjak berdiri dari bangku pegawai yang ia duduki. Senyumnya kini mengembang menyambut pengunjung yang datang di cafe itu.

Suzy lalu berjalan menuju meja tamu hendak mencatat pesanan mereka.

“Mau pesan apa tuan?” Tanya suzy kepada namja berpakaian casual dihadapannya. Wajahnya sangat tampan dengan potongan rambut jabrik nya yang keren. Tinggi badannya semampai. Matanya bulat tak seperti orang korea lazimnya.

Orange caramel” sahutnya seraya menatap suzy sendu. Suzy nampak salah tingkah dipandangi seperti itu.

“H-hanya itu?” Tanya suzy gugup.

Namja itu mengangguk sambil tersenyum. Suzy nampak mencatat pesanan namja itu, lalu bergegas memberikannya ke pada sang penguasa dapur cafe.

***

“Ghamsahamnida” ucap namja itu setelah suzy meletakkan pesanan si pelanggan namja tadi. Lagi lagi namja itu tersenyum. Dengan kaku, suzy membalas senyuman itu.

Suzy segera berjalan menuju jiyeon yang baru saja memanggilnya.

“Kau kenal namja itu?” Bisik jiyeon hati hati.

“Ani. Waeyo?”

“Jinjja? Kenapa dia terus memperhatikanmu dan selalu tersenyum padamu huh?” Tanya jiyeon heran.

“Molla” singkatnya. Suzy lalu merebahkan dirinya di sofa dekat ruang pegawai.

“Apa jangan jangan..” tebak jiyeon pelan.

“Jangan jangan apa?” Suzy nampak tertarik dengan ucapan terpotong jiyeon tadi.

“Dia adalah penguntit itu” sambung jiyeon kemudian dengan ekspresi sok misterius.

Suzy tertawa renyah.

“Kau lucu” ucap suzy datar.

“Yak! Kalau aku benar, kau harus mentraktirku di restauran jepang yang mahal itu ne?” Tawar jiyeon. Suzy nampak menimang nimang.

“Kheundae, kalau ternyata kau salah? Apa bonus yang kudapatkan huh?” Suzy mencoba bernegosiasi untung-sama-untung.

“Aku akan mengajakmu liburan ke hawai” nampak dari ekspresi jiyeon bahwa ia sedang bercanda.

“Hawai? Ani ani. Aku mau ke busan saja. Di sana ada banyak pertokoan dan pusat permainan. Kau harus mentraktirku di sana nanti. Semua kau yang tanggung, eotthae?” Tawar suzy dengan tangan yang sudah siap berjabat tangan tanda deal nya sebuah kesepakatan.

“Ne” jiyeon membalas jabat tangan suzy dengan bibir mengerucut. Ia sepertinya tak rela jika nantinya kalah, tapi dalam benaknya ia sangat yakin. Jadi, apa yang harus jiyeon takutkan?

Suzy tersenyum penuh kemenangan. Ia lalu mengambil ponselnya dan mulai mengirimi namjachingunya itu pesan singkat. Ia tak tahan karena sudah beberapa hari namja itu tak memberinya kabar. Padahal suzy sudah mati-matian tak ingin memberi kabar duluan. Namun rupanya ia tak bisa.

Bogosippo. Kapan kau pulang dari busan eoh?

***

Suzy melangkahkan kakinya pelan dengan mata yang awas. Perasaannya sedari tadi was-was.

Cklekk.. cklekk..

Suzy mendengar suara suara aneh yang mengusik indra pendengarannya. Telinganya siap menangkap suara apa saja yang tengah di dengarnya.

Dengan wajah yang pucat pasi, ia mempercepat langkahnya menuju rumahnya yang tinggal beberapa meter lagi.

Sesekali ia mengecek arloji yang bertengger di tangannya. Pukul 21.00 malam. Saat saat sepi dan lengangnya jalanan menuju rumah suzy.

Suzy membuka pintu pagar dengan cekatan. Tangannya mulai gemetar dan ia tak berani menoleh ke belakang. Ia merasa, penguntit itu sudah berada di belakangnya.

Tanpa mengunci pintu pagar, suzy buru buru berlari menuju pintu rumah dan bergegas masuk tanpa berani melihat ke arah pagar.

Terdengar desahan nafas lega ketika ia berhasil mengunci pintu rumahnya. Tak apa pintu pagar yang tak terkunci, yang terpenting pintu rumahnya aman.

Suzy lalu memberanikan diri melihat sosok itu di jendela. Namun tak ada siapapun di sana. Ia kembali mendesah lega.

Selang beberapa menit, ia kembali terusik dengan sosok itu. Ia kembali merasa sosok itu berada di sekitarnya. Kembali ia mengintip di jendela. Lagi lagi tak ada siapapun.

Tangannya mengepal keras.

“Ada apa ini?” Tanyanya pada dirinya sendiri. Ia ketakutan.

***

Suzy berdiam diri di kamarnya sembari menikmati secangkir teh hangat. Ia menutupi tubuhnya dengan selimut dan bersandar di samping tempat tidurnya dengan mata yang sembab. Wajahnya terlihat kacau.

Ponselnya yang sedari tadi berdering dibiarkan begitu saja.

Pandangannya kosong menatap sebuah botol dengan tulisan nama dari seorang namja. Itu adalah botol abu kremasi si empunya nama itu.

Suzy meminta keluarganya untuk menyimpannya sementara. Karena sepertinya, yeoja itu masih tak rela kehilangan namja yang sangat dicintainya itu. Mereka juga sudah merencanakan pernikahan mereka. Namun kejadian naas itu harus membatalkan semuanya. Sudah seminggu yang lalu namja itu meninggal. Namun suzy baru mengetahuinya tadi malam. Hal itu membuat suzy shock karena keluarga namjachingunya itu tak segera memberitahukannya.

Mereka berkata, suzy akan melakukan percobaan bunuh diri jika ia memberitahukannya dan hal itu terjadi. Tadi malam suzy mencoba mengiris nadinya namun eomma namja itu segera menghentikannya. Hingga sekarang, eomma namja itu masih berada di rumah suzy, sekedar menjaga ‘calon’ menantunya itu.

Kedua orang tua suzy juga sudah meninggal sejak ia berusia 10 tahun akibat kecelakaan. Lagi lagi kecelakaan merenggut orang orang yang dicintainya.

Sejak saat itulah, eomma namja itu yang notabenenya adalah sahabat orang tua suzy berniat merawat suzy. Disanalah ia dipertemukan dengan namja itu. Namja yang ternyata bukanlah jodohnya.

Mata suzy lalu beralih ke cangkirnya yang telah kosong. Tanpa sungkan, ia membuang cangkir itu hingga menimbulkan suara bising yang membuat ahjumma wong—eomma namjachingu suzy—berlari cepat menuju kamar suzy.

Tok..tok..

“Gwaenchana?” Tanyanya cemas. Suzy bungkam dengan mata yang masih menatap cangkir yang telah pecah itu.

“Gwaenchana?!” Ahjumma wong meninggikan volumenya.

Suzy tetap diam seribu bahasa.

“Suzy-ah.. sarangheo..” bisik seorang namja tampan kepada seorang yeoja cantik di sebuah taman.

Suzy mengembangkan senyumannya. Hanya tersenyum.

“Maukah kau menikah denganku?” Namja itu mengeluarkan sebuah kotak yang cukup besar.

“Coklat?” Tanya suzy bingung ketika membuka kotak itu. Isinya penuh dengan coklat mini yang lembut dan lumer.

“Ne. Kau cobalah satu” dengan tersenyum namja itu menatap yeoja dihadapannya sendu.

“Kau.. melamarku dengan coklat?” Tanya suzy sekali lagi dengan wajah yang nampak kesal. Myungsoo mengangguk sambil tersenyum.

‘Ugh oppa tidak romantis’ batin suzy.

Dengan bibir mengerucut, suzy mencoba merasakan coklat asli swiss yang lumer di mulut itu.

“Eotthae?” Tanya namja itu penasaran.

“Enak”

“Coba satu lagi” pintah namja itu lagi. Suzy makin menekuk wajahnya namun ia tetap menurut.

“Eotthae?” Tanya namja itu lagi setelah suzy mengunyah coklatnya.

“Enak”

“Kau coba satu lagi”

“Oppa!” Pekik suzy tak terima. Matanya berkaca kaca sekarang.

Mata namja itu membulat tak mengerti. Apa ia telah berbuat salah? Pikirnya.

“Aku sangat menghargai kau melamarku sekarang. Aku sangat senang mendengarnya. Kheundae, kenapa kau malah memberikanku coklat huh? Apa kau ingin membuatku terlihat gendut di acara pernikahan kita nanti huh?” Sembur suzy tak tahan.

Dengan tampang tak bersalah, namja itu mulai mengunyah satu persatu coklat tersebut. Suzy terlihat kesal karena namja itu mengacuhkannya.

Habis sudah coklat yang ia berikan untuk suzy. Wajahnya terlihat pucat. Ia tak menemukan benda berharga itu di dalam coklat coklat tersebut.

Suzy menahan tawanya. Ia melihat bibir namja itu penuh dengan coklat.

Tawanya seketika meledak.

“W-Waeyo?” Tanya namja itu gugup.

Suzy masih tertawa.

“Mianhae.. sepertinya.. kotaknya tertukar” terang namja itu kecewa.

“Mwo? Musshun irriya?” Tawa suzy terhenti.

“Aku.. ingin terlihat romantis dihadapanmu. Karena itu, aku memesan coklat dengan isi cincin di dalamnya. Kheundae, mungkin saat di toko tadi, kotakku tertukar dengan punya orang yang juga membeli coklat. Karena pada saat itu aku sibuk membuka ponsel saat menerima coklat itu gheurae tak melihat orang yang mengambil coklatku” jelasnya. Ia menunduk kecewa.

Suzy tersenyum. Diangkatnya kepala namja itu perlahan.

“Aku juga berpikir tadinya kau tak romantis”

“Mungkin aku harus mengubah presepsi ku” sambungnya.

“Kheundae, cincinnya.. itu adalah..”

“Gwaenchana.. aku sudah sangat senang kau melamarku” suzy lalu melumat bibir namja itu tanpa aba aba. Namja itu hanya bisa membelalakkan matanya dan mulai membiasakan diri. Yeojanya sudah dewasa. Pikirnya.

Suara ahjumma wong mulai mengusik gendang telinga suzy lagi. Suzy sontak tersadar dari lamunannya.

Suzy lalu beranjak dari tempatnya dan mulai membuka pintu kamar.

“Aigoo! Gwaenchana?!” Pekik ahjumma wong ketika melihat suzy yang nampak seperti tak memiliki semangat hidup lagi.

Ahjumma wong lalu memeluk suzy. Mencoba menenangkannya.

Suzy tak bergeming. Pandangannya masih kosong.

***

“Kau berhenti? Lalu, janjimu tentang penguntit itu kau batalkan huh?” Ucap jiyeon tak terima. Ia sepertinya tak rela jika sahabatnya itu harus berhenti dari kerjaannya dan meninggalkannya sendirian. Makanya ia membuat alasan dengan embel embel ‘janji’ itu. Namun suzy tetap bersikeras untuk berhenti.

“Aku akan mentraktirmu sekarang. Aku menyerah..” balas suzy datar. Mata jiyeon berkaca kaca.

“Gheurae, kau akan kemana huh?” Suara jiyeon bergetar.

“Molla” suzy lalu menarik jiyeon untuk keluar dari cafe.

“Kita akan kemana? Aku minta izin dulu ne?” Sanggah jiyeon kemudian.

“Restauran jepang impianmu itu”

Mata jiyeon tak lagi berbinar mendengar kata restauran jepang itu. Ia masih sedih tentang masalah suzy.

“Ne” jiyeon menatap suzy sendu.

***

Suzy menatap okonomiyakinya datar. Pandangannya lalu teralih ke arah seorang namja yang beberapa hari yang lalu menjadi taruhannya dengan jiyeon.

‘Apa namja itu benar benar penguntit?’ Batin suzy. Namja itu tersenyum ke arah suzy namun suzy malah membalasnya dengan tatapan bingung.

“Shusi ini enak dan.. mahal” bisik jiyeon seraya menyumpit makanan yang dipesannya.

Mata suzy lalu beralih lagi ke okonomiyakinya. Dicomotnya satu potong dengan lahap. Matanya kini basah. Ia terlihat menyembunyikannya dengan berpura pura kepedisan.

“Ahh.. aku terlalu banyak menaruh sambal” gumam suzy seraya mengeluarkan desisan pura-puranya. Ia menangis karena mengenang sesuatu. Sesuatu yang sangat berharga. Okonomiyaki dan namja itu. Namjachingunya.

***

“Ahjumma.. sebaiknya anda pulang saja ke busan. Nan gwaenchana. Aku tak akan melakukan percobaan bunuh diri lagi..ak-”

“Gheurae, kau akan ke mana huh?” Sergah ahjumma wong sebelum suzy melanjutkan penuturannya.

“Aku.. akan pindah ke Gyonggi”

“Kau tak punya siapa siapa disana suzy-ah” ahjumma wong memegang kedua pundak suzy. Suzy tersenyum.

“Aku akan memulai hidup baru di sana. Aku tak mau merepotkan ahjumma lagi. Sudah cukup.. aku menyusahkanmu ketika aku masih kecil” suzy nampak menahan tangisannya.

“Aniya! Kau tak pernah menyusahkanku. Kau harus tinggal denganku ne?” Ajak ahjumma wong.

“Jwosunghamnida.. kenangan di sana.. sangat kental. Aku tak bisa” tolak suzy halus.

Ahjumma wong lantas memeluk suzy dan mulai mengelus punggungnya lembut.

“Jaga dirimu” ucap wanita parubaya itu kemudian. Suzy hanya mengangguk. Air mata yang tertampung kini tumpah.

***

Suzy sedang menunggu bis menuju gyonggi di halte. Suzy menatap ke depan sembari mendengarkan musik dari ipodnya. Matanya lagi lagi menangkap sosok namja yang ditemuinya di cafe dan di restauran jepang itu. Namja itu terlihat berjalan menghampirinya dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya.

Suzy nampak menegang di tempat saat namja itu telah berada di hadapannya. Dengan kaku, suzy mengganti lagu slowmotion yang baru saja terputar dengan lagu yang nge beat agar tak merasa canggung. Namja itu masih setia berdiri dihadapannya.

“Choi minho” ucapnya setelah jeda panjang menghiasi tempat itu.

Suzy mengangkat wajahnya kaku.

“Ne?” Tanya suzy bingung.

“Choi minho” ulang namja itu lagi.

‘Aku tak yakin dia penguntit itu. Aku merasa masih di buntuti’ batin suzy.

“Gheurae?”

“Ahh.. aku punya tugas denganmu” namja itu lalu mengeluarkan sebuah kertas dari sakunya.

Mata suzy seketika membelalak sempurna.

***

Suzy berjalan berdampingan dengan namja itu. Wajah suzy nampak ketakutan. Badannya bergetar.

Namja itu membuka pintu kayu itu perlahan. Nampak namja itu membawa suzy ke dalam sebuah gudang yang pengap dan gelap.

“Suzy-ah..” panggil seorang yeoja yang suaranya sangat suzy kenal.

“Jiyeon?”

Yeoja itu menoleh seraya tersenyum licik.

“Pembunuh” ucap jiyeon tiba tiba.

Mata suzy membulat.

“Mwo?!”

“Pembunuh” mata jiyeon memancarkan aura membunuh.

“Wae?! Yak jiyeon-ah. Kau yang mengirim surat itu eoh?” Tanya suzy tak percaya.

“Ne. Kau sudah membacanya?” Tanyanya remeh. Jiyeon berjalan mendekati suzy.

Plakkk!

“Jiyeon-ah!” Pekik suzy. Ia tak menyangka jiyeon akan menamparnya.

“Oppa.. aku tahu.. eommamu telah menjodohkanmu dengan seseorang. Kheundae, aku hanya ingin mengatakan saranghae” ucap jiyeon mengikuti isi dari surat itu.

“Oppa.. cepatlah pulang. Bogosippo..” ucap jiyeon lagi. Ia membaca semua surat yang suzy kirimkan saat namjachingu suzy bertugas di busan.

“Oppa.. Tak apa aku mengirimimu surat kan? Aku hanya ingin lebih romantis” ucapnya lagi dan lagi. Suzy hanya menatap jiyeon tak percaya.

“Aku adalah yeoja yang dijodohkan oleh ahjumma wong” ujar jiyeon kemudian.

“Wae? Ahjumma merestui kami” balas suzy tak mau kalah.

“Itu karena myungsoo menentang perjodohan kami mati matian. Ahh.. kau juga yang memaksa myungsoo untuk segera menemuimu kan?”

Suzy siap mendengarkan hal paling buruk terjadi.

“Saat itulah ia mengalami kecelakaan naas itu. Saat kau terus menelpon dan mengiriminya pesan singkat. Ia buru buru menemuimu dan malangnya..” jiyeon kemudian terisak.

Badan suzy melemas.

“Kau pembunuh! Aku tak apa kalian menikah asal selalu melihat wajah oppa. Kheundae, sekarang tidak lagi! Aku tak bisa melihatnya lagi!” Teriak jiyeon dengan airmata yang masih berlinang.

“Mi..mian..” gumam suzy. Ia juga menangis.

“Minho!” Panggil jiyeon kemudian sembari menghapus airmatanya. Minho merupakan teman jiyeon. Ia mencintai jiyeon.

“Ne?”

“Bawa dia dari hadapanku. Aku muak melihatnya” pinta jiyeon seraya menatap sinis suzy.

“Hanya ini yang ingin kau tunjukan padaku eoh?” Ucap suzy sarkatis. Ia merasa dikhianati.

“Wae? Aku tak ingin ada yang kita tutup tutupi sekarang. Kita adalah sahabat kan?” Balas jiyeon tak kalah sarkatis.

“Kau pikir, kenapa ahjumma wong menjodohkan myungsoo denganmu huh?” Tanya suzy kemudian.

“Wae?”

“Karena ahjumma sudah menganggapku anaknya. Ia tak mau aku menikahi anaknya karena ia menganggapku lebih dari anak angkatnya. Kheundae, kau liat sendiri kan? Dia merestui kami”

Terdengar bunyi tamparan yang lebih keras dari yang tadi.

“Yak! Jugullae?!” Pekik jiyeon marah.

Suzy mendecak sembari menyentuh bekas tamparan tadi.

“Kau.. sungguh luar biasa.. jiyeon-ah..” ucap suzy kemudian. Minho lalu menarik suzy untuk keluar dari gudang itu.

Jiyeon menatap iba ke arah suzy. Ia lalu berjongkok menenggelamkan wajah di balik lututnya.

Terdengar suara isakan yang menggema dari gudang itu.

***

Suzy berjalan beriringan dengan minho. Angin menerpa wajah mereka lembut menyisakan aura dingin yang menusuk sore itu.

“Kenapa kau patuh pada wanita itu?” Tanya suzy kemudian.

“Aku mencintainya” jawab minho sambil menarik suzy menuju halte tadi.

“Ia hanya ingin mengungkapkan sesuatu yang selama ini dia pendam. Tak bermaksud apa apa” terang minho lagi. Ia berniat menemani suzy menunggu bis.

“Pantas saja kau selalu mengikutinya. Aku kira kau mengikutiku” gumam suzy namun didengar jelas oleh minho.

“Mian.. aku tak bermaksud apa apa. Hanya saja, ia tak pernah mau menatapku”

Suzy terdiam. Ia merasakan sesuatu lagi.

‘Jadi, minho hanya ada saat jiyeon ada. Jadi, yang selama ini membuntutiku?’ Argumen itu terus melayang layang di pikiran suzy.

Bis dari arah kanan sudah nampak. Suzy bersiap siap beranjak dari kursinya.

“Annyeong! Jaga jiyeon ne?” Pesan suzy. Minho mengangguk seraya tersenyum.

Suzy berjalan memasuki bis itu. Nampak minho melambaikan tangannya. Suzy hanya tertawa pelan dan membalas lambaian itu.

***

Suzy tertidur sepanjang perjalanan. Nampak masih membutuhkan satu jam lagi untuk sampai ke tempat tujuannya.

Ia menguap lebar. Matanya lalu menangkap sesosok namja di bangku depan. Hanya rambutnya yang terlihat.

Suzy mengangkat bahu cuek lalu kembali melanjutkan tidurnya ditemani ipod kesayangannya.

Tiba tiba ia merasa jalanan akan menanjak naik. Suzy membuka mata. Di depannya kini nampak wajah seorang namja yang tengah tersenyum menatapnya sendu.

Suzy terbelalak.

“Oppa..” gumam suzy. Ia mengucek matanya tak percaya.

Sosok itu masih ada.

“Oppa..”

BRUAKKKK!!!

Suzy terpelanting ke belakang. Bis itu terbalik saat tanjakan karena penuhnya bis dan banyaknya barang barang.

BRUAKKK!!

Suzy sudah tergeletak tak berdaya di dekat bis itu.

Ada darah segar yang mengalir dari dahi dan pelipisnya.

Mata suzy terbuka dan tertutup perlahan lahan dengan lemah. Dihadapannya kini, berdiri sesosok namja tampan yang dilihatnya tadi. Kim myungsoo. Ia melihat myungsoo tersenyum ke arahnya seraya mengulurkan tangannya.

Suzy nampak semakin melemas.

‘Aku tau sekarang mengapa aku merasa sedang dibuntuti. Oppa mencoba membawaku bersamamu eoh?’ Batin suzy di detik-detik terakhirnya. Ia tersenyum sebentar.

‘Kita akan segera bersama.. eomma, appa.. dan myungsoo..’ batin suzy lagi. Matanya lalu tertutup sempurna. Selamanya.

***END***

Annyeong readers! Oneshoot? Knapa oneshoot? Karena ide untuk buat ff chaptered masih ngambang hahahahahaha. Oneshootnya gaje lagi hahaha *abaikan

RCL NE? kalo dikit yang komen, aku bakal…. *evil smirk*

Ghamsahamnida~BOW

😀

Posted from WordPress for Android

94 thoughts on “FF SHADOW (Oneshoot)

  1. Pas tau namjachingu nya suzy udh meninggal, langsung nebak yg ngebuntutin itu pasti roh nya. Ternyata benar, yeay! Kkk… tapi yg jiyeon itu diluar dugaan hohoho. ..

    Nice story thor, myungzy tetap bersama :”)

  2. Sad end again??Hari ini penuh air mata :'(.Gpp lah malah lebih suka yg sad end apalgi klo lgi galau baca ff yg sad ending,sembab langsung mata.Ditunggu karya selanjutnya

  3. Kirain yang nguntit itu myung, ternyata minho..rohnya myung kadi selama ink ngikutin suzu..ga bersati di dunia, di alam sana pun bersatu, jjang

  4. Gue bingung ini sad end apa happy end😅 … Saking sukanya myung ma Suji dia jadi arwah gentayangan dan buntuti Suzy mulu, MyungZy emang pasangan hidup semati😅

Tinggalkan Balasan ke Iklilah Batalkan balasan