FF XClub PART 2

image

Title: XClub
Author: @vhyra_pabbo
Genre: Romance, Mystery, Thriller, School Life, etc.
Main Cast: Kim Myungsoo, Bae Suzy, Choi Minho
Sub Cast: Oh Sehun, Kim Jong In, Do Kyungsoo, Kangjun, Jung Soojung aka Krystal, Choi Jinri aka Sulli, OC’s and etc (SubCast dapat berubah sewaktu-waktu)
Length: Chaptered

Warning: Ini adalah cerita yang saya buat murni dari pikiran saya. Cerita ini hanya fiktif belaka. kalau ada kesamaan tokoh, tempat, dan cerita itu merupakan bukan kesengajaan. Ghamsahamnida~ Bow

Happy Reading!

***

Previous Part:

Myungsoo berdiri dari lingkaran itu. Katanya hendak ke toilet. Ia berjalan menelusuri tangga yang saat itu. Tatapannya lurus ke arah tempat waktu itu. Ia masih mencari cari. Sampai seorang gadis pelan pelan turun dari lantai empat. Lantai yang menjadi tempat teater itu memang selalu kosong, kecuali ada pementasan. Dan gadis itu turun dengan payung beningnya. Ia juga mengenakan seragam sekolah seperti saat itu.

Mata Myungsoo mengikuti gerakan gadis itu.

“Hei!” panggil Myungsoo.

Gadis itu tersenyum seperti biasa.

***PART 2***

Myungsoo sudah hendak melangkah, tapi gadis itu malah turun mendatanginya. Langkah langkah percaya dirinya runtuh seketika. Ia melangkah mundur ketika gadis itu sudah ada di hadapannya. Tampak tengah berbisik sesuatu.

“Hai…”

Myungsoo melangkah mundur. Ditatapnya gadis itu heran. Tak mengurangi ketakjubannya. Benar benar mempesona.

“Hai…” gadis itu masih berbisik.

Ada jeda yang tercipta selama sepersekian detik sampai Myungsoo meraih kelima jemari gadis itu. Membawanya turun menuruni beberapa anak tangga. Gadis itu tampak terkejut. Hingga mereka sampai di lantai dua dan berhenti. Myungsoo seperti tengah berfikir.

“Jangan pernah muncul lagi di hadapan teman temanku.” ucapnya tanpa menatap si gadis. Genggamannya perlahan terlepas.

“Atau aku akan membuatmu terkejut.”

Si gadis mengerjap ngerjapkan matanya tatkala Myungsoo berlari meninggalkannya di sana.

Ditutupnya payung itu dan dibuangnya serampangan. Matanya menyipit menatap punggung Myungsoo yang semakin menjauh.

***

“Besok adalah hari ulang tahunku. Dan aku merayakannya bersama teman teman ayahku.” kata Kyungsoo dengan helaan nafas panjang. Minho dan Jong In ikut mendesah. Kecuali Myungsoo dan Sehun yang terlihat biasa biasa saja. Sementara Kangjun ada urusan di luar karena juga ikut dalam organisasi paduan suara.

“Tapi tenang, aku akan mentraktir kalian di kedai Jong-ie.”

Semua bersorak. Myungsoo dan Sehun tidak.

Lalu Kangjun datang dengan tergesa gesa. Nafasnya terengah engah. Diusahakannya berbicara dengan nafasnya yang hampir habis itu.

“Wae? Wae? Duduk dulu pabbo!” dengus Minho kesal. Kangjun menurut. Ia mempersilahkan dirinya duduk di antara Jong In dan Minho. Mengatur nafasnya sedemikian rupa di selipan lingkaran itu.

“Aku bertemu lagi dengan gadis itu di sekolah ini!” pekiknya kemudian. Semua tercengang hebat. Tak terkecuali Myungsoo. Entah mengapa, ia merasa terganggu dengan kehadiran gadis itu di antara para anggota klub. Ia yakin, dia gadis yang sama dan punya motif yang sama. Dan gadis tadi adalah gadis itu.

“Setelah latihan, aku disuruh oleh kakak pembina untuk mengambil peralatan di ruang teater, ternyata dia juga ada di sana. Dan dia hanya menatapku.” Semua menyimak penuturan Kangjun.

“Aku menyapanya dan dia langsung tersenyum padaku.”

“Namanya Bae Suzy.”

Semua terkesiap. Pikiran mereka seperti mengulang ngulang kembali ingatan yang terekam. Saat mereka bertemu dengan gadis masing masing.

“Dan dia pergi begitu saja. Saat aku kejar, dia sudah menghilang.”

Semua berdiam dalam gejolak jiwanya yang masing masing saling berperang.

“Siapa dia?” Myungsoo masuk dalam pembicaraan dengan mimik yang tak tertebak.

“Hanya seorang gadis.” Minho menjawab dengan sorot mata tak biasa.

“Lalu?”

“Namanya ada di buku Skuki Bee. Sebagai tokoh di novelnya.” kali ini Sehun yang tak bisa diam.

“Dan namanya ada di daftar pelanggan kedai ayahku.” Jong in juga menambahkan. Matanya memicing penuh dengan coklat yang juga penuh dimulutnya. Kunyahannya semakin melambat saat ia berfikir.

Semua terdiam.

“Lalu?” Myungsoo memecah keheningan. Ada perasaan tak suka di tatapannya.

Mereka masih diam.

“Yak! Jadi apa yang kalian ingin lakukan pada gadis itu?!” suara Myungsoo meninggi. Membuat semua pasang mata tersentak.

“Bukankah aneh ada nama gadis yang sama di antara kita?” kata Minho dengan keragu raguan di matanya.

“Sebaiknya kalian lupakan saja dia!” Myungsoo memekik seraya berdiri dari sana.

Semua kembali tercengang.

“Yak Myungsoo, bukankah ini sangat aneh?” Minho menghentikan pergerakan Myungsoo.

“Hanya kau yang tak bertemu seorang gadis yang sangat menawan. Aneh kan? Apakah kau menyembunyikan sesuatu eoh?” Minho mendesak, ikut berdiri.

Myungsoo terdiam. Ditatapnya pria pria itu satu persatu. Gelagat yang menyimpan banyak arti.

“Aku tahu, klub ini terbentuk bukan tanpa maksud.” kata Myungsoo dalam, sontak membuat semua terhenyak.

“Apa mau kalian?” Myungsoo seperti mengeluarkan satu pertanyaan diantara rentetan pertanyaan pertanyaan dalam benak mereka.

“Yak Myung-ie!” Kyungsoo menjerit lantang.

Myungsoo tersenyum parau, kemudian beranjak dari sana. Ia berjalan cepat. Menaiki beberapa anak tangga menuju lantai empat.

Sesampainya di sana, ia hanya melihat pemandangan biasa di sejauh mata memandang. Ruangan teater yang sangat luas dengan jejeran kursi merah untuk penonton. Dan panggung bak broadway.

Ia duduk di salah satu sofa sofa merah itu. Menatap ke depan. Matanya kosong. Pikirannya beradu. Ia tak tenang. Benar benar tak tenang.

‘Bae Suzy,’

‘Nama yang …’

***

Seorang gadis dengan rambut panjang bergelombang itu menatap kosong ke arah mannequin, bola bilyard, buku bercover dark, struk belanja dari sebuah kedai, dan kalung salib emas bertuliskan nama seorang pria. Rambutnya berantakan. Ada seseorang yang menyuapinya lembut.

“Kau suka hadiahnya?”

Wanita itu lalu menghempaskan piring dihadapannya.

“Hentikan! Hentikan saja!”

“Apa?” si penyuap itu memandang si wanita tak mengerti.

“Hentikan saja! Aku tak apa!”

“Eh?” Si penyuap tersenyum anggun. Alisnya naik.

“Biarkan saja!”

“Aku sangat menyayangimu… Maka aku harus mengembalikan kebahagianmu…” ucapnya parau seraya mengusap pelan rambut wanita itu. Kusut. Seperti tak terurus.

“Hentikan! Kumohon hentikan!”

“Eonnie memohon?” ia tertawa.

“Hentikan saja! Aku tak mau!”

“Tidak. Aku tidak mau. Aku sudah memulainya. Masalah tak akan lenyap tanpa penyelesaian.”

Wanita itu menjerit seketika.

Si penyuap berdiri dari duduknya. Segera mengganti pakaiannya.

“Aku tau eonnie sangat ingin…”

***

Soojung memasuki sebuah rumah megah dengan van. Ada si ayah di sampingnya. Banyak tamu penting di pesta itu. Pesta yang tidak bisa disebut sebagai pesta ulang tahun. Terlalu megah. Seperti acara pernikahan.

Pria berdasi di tengah ruangan menoleh cepat tatkala hening meraja. Pandangan mereka fokus ke satu titik. Wanita yang baru saja masuk. Gaun putih gading dengan tahta permata mengitari bagian dada gaun. Panjang dan berkelas. Wanita itu acuh. Tak peduli dengan tatapan tatapan mesum para pria. Sementara Kyungsoo turut tak berkutik di tempatnya. Pikirannya ikut berkecamuk. Inikah si gadis permen yang norak itu?

Lalu semua pandangan membuyar begitu Soojung masuk. Semua kembali ke posisi dan pandangan awal. Kembali sibuk dengan kegiatan masing masing. Soojung tak peduli dan langsung berhambur menghampiri Kyungsoo yang masih terbius.

“Yak! Saengil chukkae!” Pekik Soojung seraya menyerahkan kotak besar berwarna pink itu kepada Kyungsoo.

Kyungsoo menarik pandangannya ke Soojung. Mengambil hadiah itu dengan senyum tak ikhlas yang sangat jelas terlihat. Lalu sengaja berlalu dari sana untuk menghindari Soojung. Ia tak suka dengan wanita penggoda itu.

“Yak Kyung-ie!” Soojung mencoba mengikuti Kyungsoo, namun segera diurungkannya. Ada senyum di bibirnya. Dikibaskannya rambutnya dan beranjak dari sana menuju meja sajian.

Di sana, ia melihat seorang gadis yang menjadi pusat pesta. Gadis yang tak tahu siapa yang mengundangnya. Karena pesta ulang tahun ini memang khusus untuk teman teman ayah dan ibu Kyungsoo. Ayah Soojung punya hubungan bisnis dengan ayahnya, sedang gadis itu masih menjadi misteri.

“Hai.” Soojung menyapa gadis itu seraya menyerahkan segelas wine. Gadis itu menerimanya.

Soojung melemparkan senyum sembari meneguk segelas wine. Gadis itu sekali lagi membalasnya.

Sementara Kyungsoo, tak hentinya menatap gadis tak diundang itu. Bukankah tamu hanya boleh masuk jika punya undangan? Sedangkan gadis ini? Dia merasa tak pernah memberikan surat apapun. Bahkan ia tak melihat orang tua gadis itu. Tapi tetap saja, tak terhitung jumlah kadar kebahagiaan Kyungsoo hari ini. Persetan dengan misteri kedatangan tiba tiba gadis itu. Yang penting dia ada. Dan masih setia dalam pandangannya sampai detik ini. Seolah tak bosan. Tak pernah bosan.

Kyungsoo kembali terpana tatkala si gadis permen menghampirinya. Ada sekotak hadiah di tangan. Senada dengan warna gaunnya.

Kyungsoo hampir jantungan begitu semerbak aromanya menusuk paru parunya. Aroma yang makin mengingatkannya dengan seseorang.

Keningnya mengerut seketika. Bahkan saat gadis itu berbicara sepatah kata.

“Chukkae…” suaranya seperti berbisik. Ia benar benar sudah berada dihadapan gadis itu. Dengan kado yang sudah diterimanya.

“Tunggu!” tahannya sebelum gadis itu pergi. Gadis itu berhenti tanpa menoleh.

“Siapa namamu?”

Gadis itu tertawa pelan. Masih anggun.

“Bae…” ada jeda sedetik sampai ia benar benar menyebutkan nama panjangnya.

“Bae Suzy.”

Deg!

Kyungsoo tersentak. Seperti ada sengatan seribu volt yang menghentakkan tubuhnya. Matanya semakin membulat. Nama yang sama dengan gadis yang ditemui Kangjun, dan nama tokoh di buku Skuki Bee, dan nama pelanggan kedai Jong In.

Mungkinkah kebetulan? Atau …

***

Myungsoo masih terdiam di dalam ruang teater saat semua anggota klubnya berkumpul di ruangan rahasia. Entah mengapa, ia merasa nyaman di tempat sepi itu. Meski hanya pemandangan monoton dan keremangan, bisa ia rasakan sensasi perileksasian yang nyata. Matanya terpejam. Menikmati alunan musik psychedelic buatannya. Pikirannya turut bermain peran dalam kegelisahannya meramu beberapa enigma.

Satu panggilan sontak membuatnya berhenti bersenandung. Matanya terbuka telak. Pandangannya kini fokus ke arah gadis yang berdiri di ambang pintu.

“Hai.” dia sekali lagi menyapa. Senyum khasnya tak hilang.

Myungsoo terdiam sesaat. Dia menatap gadis itu penuh tanya. Keningnya mengerut mengaitkan jantungnya yang berdebar dengan kedatangan gadis misterius itu, juga dengan semua kejadian aneh yang dialami teman temannya.

“Kaukah itu? Bae Suzy?” Myungsoo membuka suara.

Gadis itu tersenyum. Memperlihatkan eyesmile nya yang cantik. Langkah langkahnya semakin berani. Tanpa ada balasan kata yang berarti.

“Yak!” Myungsoo memekik pelan. Seolah olah memberikan peringatan bahwa gadis itu harus menjawab pertanyaan berharganya.

Jarak di antara mereka semakin memendek. Diikuti dengan mata Myungsoo yang semakin melebar dan jantungnya yang berdetak tak karuan.

Dengan jarak yang semakin sempit itu, gadis itu malah menyenandungkan beberapa lagu yang berganti ganti. Dimulai dengan nada yang terkesan akustik, lalu metal rock, lalu jazz, lalu slow balada, pop, dan terakhir nada nada psychedelic yang merasuk ke jiwa.

Myungsoo benar benar dibuatnya tercengang. Senandung itu berhenti bersama berhentinya gadis itu tepat di samping kanannya.

“Apakah aku melewatkan sesuatu?” bisiknya tepat di depan daun telinga Myungsoo. Ia sedikit membungkuk karena mensejajarkan posisi duduk Myungsoo.

Myungsoo menahan nafas memburunya. Dia memberanikan diri menoleh. Membalas tatapan maut gadis itu.

Tepat saat wajahnya terputar ke kanan, gadis itu malah melayangkan satu senyum manis yang refleks membuat Myungsoo memundurkan kepalanya.

“Apa maumu?” tanya Myungsoo masih menjaga jarak pandangnya. Ia takut akan terhipnotis dengan keindahan gadis itu.

Lalu dalam keheningan yang tiba tiba tercipta, si gadis malah tertawa. Sentak memecah kebisuan.

Myungsoo makin bingung.

“Apakah aku menakutimu?” tanya gadis itu dengan senyum paling ramah.

Myungsoo segera mengalihkan pandangannya. Ia buru buru beranjak. Kupingnya ia sumpal dengan earphone. Volume musiknya ia keraskan. Ia berlari dari sana. Menyisakan bunyi hentakan sepatu yang semakin menjauh. Bersama gadis itu yang masih membisu di tempat. Senyumnya dengan secepat kilat sirna. Pancaran matanya berubah. Nada nada yang sempat ia senandungkan tadi, kembali ia senandungkan sembari berjalan keluar dari ruangan teater.

***

Myungsoo berhenti berlari begitu sampai di depan ruangan klub. Ia masuk tanpa permisi. Nafasnya terengah engah. Ia tak menyadari semua mata memandangnya. Langsung saja ia naik ke atas sofa dan berbaring di sana.

Semua mata itu memicing. Dan lantas berdiri hendak membangunkan si pemalas Myungsoo.

“Yak apa yang telah terjadi? Kemana saja kau?!” bentak Minho geram. Myungsoo membuka matanya. Dilihatnya keempat temannya. Ah, Kyungsoo tak datang. Kemana dia?

“Kyungsoo, eoddie?” Myungsoo bangkit dan bertanya.

Semua semakin terheran heran.

“Tidak biasanya kau mengkhawatirkan orang.” skeptis Minho. Kangjun menggaruk tengkuknya, Jong In menunduk, sedangkan Sehun menatap pria di depannya curiga.

Myungsoo terdiam sejenak. Ia mengangkat bahunya tak peduli dan hendak tidur lagi sampai kata yang keluar dari mulut Kangjun membatalkan niatnya.

“Kyungsoo masuk rumah sakit.”

“Mwo? Bukankah dia baru saja ulang tahun?”

“Aku juga tak tahu.”

“Makanya kita berkumpul untuk membicarakan kapan kita akan menjenguknya, dan menagih trakiran yang sudah dia janjikan.” tambah Jong In yang langsung mendapatkan sebuah jitakan dari Kangjun. Ia meringis dan memilih diam. Sementara Myungsoo hanya mengangguk menanggapi. Ia tak tahu kabar pasti kronologis kasus Kyungsoo. Yang pasti, semuanya ada hubungannya dengan acara ulang tahun itu.

***

Ia sudah lima belas menit berjalan santai mengelilingi taman rumah sakit. Ia memutuskan untuk keluar mencari angin segar setelah menjenguk Kyungsoo yang katanya jatuh dari tangga.

Pandangannya kini sayu. Ia lelah dengan semua ketidakpastian dan hal hal aneh yang terjadi padanya. Ia suka dengan hidup introvert nya yang dahulu. Ia suka hanya dengan tidur, energinya kembali terisi. Ia senang hanya dengan musik, ia bisa merasakan keindahan dunia. Ia senang hanya dengan klub tak bernama itu, ia bisa merasakan pertemanan yang tak membosankan. Sebagai pria yang tertutup, semuanya sudah cukup rasanya. Tapi sekarang ada hal yang mengusiknya. Gadis misterius berambut panjang. Penyendiri. Ruangan favoritnya adalah ruangan teater. Dan sangat cantik.

Myungsoo memilih duduk di sisi bangku taman. Memandang jauh ke arah petugas yang tengah menyirami bunga bunga. Ia bahkan tak menyadari dengan tamu yang kini duduk di sampingnya.

“Bunga yang indah, ne?”

Myungsoo menoleh cepat. Ia langsung terlonjak.

“Ka-kau…” Myungsoo seperti kehabisan kata kata.

“Jangan takut, aku disini untuk mengambil obat. Kebetulan sekali kita bertemu di sini, ne?” ia tersenyum. Myungsoo masih terkejut. Matanya masih membulat.

“Kau… Kenapa selalu takut denganku, huh?” Gadis itu berdiri dari bangkunya. Melangkah berhadapan dengan Myungsoo.

Myungsoo terdiam. Keringat dingin mulai mengucur deras dari pelipisnya.

“Baiklah. Ayo kita berkenalan secara resmi.” gadis itu menjulurkan tangannya.

“Namaku Bae Suzy.”

Mata Myungsoo kembali membesar.

Deg!

Deg!

Deg!

“Salam kenal, Kim Myungsoo.” Suzy tersenyum. Myungsoo membeku.

Darimana gadis ini tahu namanya?!

Sementara di kejauhan, Minho menatap kedua pasang manusia itu tajam. Ia kenal betul dengan postur wajah itu. Gadis yang ditemuinya di tempat bilyard.

***

Kyungsoo mengeluarkan sebuah kotak dari lacinya setelah semua kawannya pulang. Tinggal dia dan bayangannya. Dengan pintu tertutup dan ruangan yang cukup remang malam itu.

Ia mengeluarkan sesuatu dari dalamnya. Boneka berdarah. Sebelumnya tak ada darah saat Suzy memberinya sebagai hadiah ulang tahun.

Ia ingat. Ia ingat ketika ia melangkah masuk ke kamarnya, sebuah serangan tiba tiba membuatnya pingsan dan entah mengapa ia sudah berada di rumah sakit dengan luka memar dan irisan panjang di lengannya. Mungkin darah di boneka itu adalah darahnya sendiri. Dan entah mengapa, ia mendapati boneka itu sudah berada di lacinya.

Kyungsoo meringis merasakan kepalanya yang mulai terasa nyeri. Ia memutuskan mengembalikan boneka itu ke tempatnya dan tidur.

Saat ia akan berbaring, matanya tak sengaja menangkap sekilas sosok tak pasti yang sedang mengintip di jendela. Kyungsoo terlonjak. Ia hendak berteriak, namun tertahan. Dengan cepat ia berbaring. Menelungkup bersama selimut yang membungkus seluruh tubuhnya. Ia ketakutan. Menggigil.

***

Kyungsoo seharian hanya terdiam di dalam ruangan klub. Ia enggan bermain Truth or Dare dengan keempat temannya, Minho, Sehun, Jong In, dan Kangjun. Sementara Myungsoo menghilang entah kemana.

Kangjun hanya memandang ke arah kaca jendela. Melihat puluhan murid yang bermain di lapangan. Larut akan hayalannya sambil menekan nekan kukunya gemas.

“Yak Kyungsoo! Kau tampak berbeda sejak tadi. Ada apa?” Jong In akhirnya buka mulut setelah keluar dari shaf permainan TOD mereka. Ia menghampiri Kyungsoo dan menepuk pelan bahunya.

“Gwaenchana.” jawabnya lemah.

Jong In makin curiga. Ia lantas mengeluarkan sebatang coklat yang disimpannya di saku dan menyerahkannya ke Kyungsoo.

“Makanlah. Coklat bisa menghilangkan stressmu.” ia ikut duduk di samping Kyungsoo.

Kyungsoo mulai ragu. Ia menatap Jong In sejenak sampai ia benar benar bersuara.

“Apa yang akan kau lakukan jika ada sesuatu yang aneh terjadi padamu, tapi kau benar benar tak tahu apa yang sedang terjadi, huh?”

Jong In sedikit terkejut. Ia meluruskan tubuhnya. Matanya melirik ke arah jendela. Memandang jauh sambil mengingat ngingat sesuatu.

“Mungkin aku akan cuek saja.”

Kyungsoo menghela nafas berat.

“Berbeda dengan Sehun, mungkin dia akan mencari tahu sampai ke akar akarnya. Atau Minho, dia mungkin akan membalas apa yang sudah terjadi. Atau Kangjun, mungkin dia akan mendoakan dirinya. Atau Myungsoo, mungkin dia akan menyembunyikannya.” Jong In menoleh dan tersenyum.

Kyungsoo terdiam sesaat. Ditatapnya kembali kawan kawannya yang sedang bermain TOD satu persatu.

Benar. Mereka mungkin tau kebiasaan masing masing, tapi tak ada yang tahu masa lalu siapapun. Tak ada yang tau keadaan yang sebenarnya dari mereka.

Kyungsoo berdiri dari sana dan segera keluar. Beralasan hendak membeli softdrink di kantin.

***

Kyungsoo melangkah masuk ke kamar mandi. Tak ada aktifitas apa apa. Ia hanya duduk dan merenungi dirinya.

Lalu beberapa pria masuk. Mereka bercengkrama seperti biasa. Awalnya mereka bergosip tentang Minho yang terkenal dikalangan gadis gadis, hingga hal yang paling mengejutkan.

Mereka tahu soal klub rahasianya!

Dan yang tak kalah mengejutkan adalah mereka mengatakan bahwa klub itu beranggota tujuh orang.

Kyungsoo keluar dari toilet. Ia memandang pria pria itu. Ada sepatah kata yang menetes dari bibirnya.

“Anggotanya cuma enam orang.”

Ia berlalu dari sana setelah menyelesaikan kalimat ketusnya. Ia berlari. Ia mulai ketakutan dan merasa ada hal yang tak beres.

***

Myungsoo tertidur di ruang teater. Kosong dan senyap. Hanya ada dirinya dan musik yang mengalun melalui earphone nya. Ponselnya sedari tadi berdering tapi diacuhkan.

Ia tak sadar, seseorang sudah berdiri di hadapannya sedari tadi. Gadis itu mengusap pelan wajah Myungsoo. Ada senyum di bibirnya. Ia lalu memajukan wajahnya. Saat itu pula, mata Myungsoo langsung terbuka sempurna.

Myungsoo terlonjak dan sontak melangkah mundur. Yah, dia Suzy.

Suzy tertawa pelan dan meluruskan duduknya.

“Tidak bergabung dengan teman temanmu?”

Myungsoo menggelang kikuk. Ia tak sanggup menatap mata gadis di depannya ini. Hanya jantungnya saja yang berdegup kencang.

Suzy langsung mencengkram bahu Myungsoo. Matanya lurus menangkap sepasang mata tajam Myungsoo yang kini sayu itu.

“Kau… Dan teman temanmu itu… Kau pikir kalian ditakdirkan bersama dalam klub itu huh?”

Myungsoo terdiam.

“Kau tau ceritanya. Tapi kau tak tau kisahnya kan?”

“Kenapa tak menjawab?”

Myungsoo memundurkan wajahnya.

“Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan huh?”

Ada senyum miring di bibir gadis itu.

“Apa yang sebenarnya ingin aku lakukan?” ia mengulang pertanyaan Myungsoo. Ada seulas senyum tipis yang tercetak di bibirnya.

“Hanya melakukan sesuatu yang menarik.”

“Seperti pertunjukkan sulap.”

“Abrakadabra!”

Jleb!

Myungsoo menelan saliva.

“Tapi ada yang lebih menyenangkan.”

Mata myungsoo membulat sempurna.

“Bam!” Suzy mencoba mengagetkan Myungsoo, tapi tak berhasil. Kening Myungsoo malah mengerut.

Entah keberanian darimana, ia malah menarik Suzy dari sana. Ia berlari sambil menarik Suzy. Gadis itu tak meronta atau membangkang. Ia menikmati alur jalan mereka.

Sampailah mereka di depan ruangan klub. Suzy makin antusias.

“Teman teman!” Mereka sudah masuk. Semuanya berbalik ke arah Myungsoo. Mata mereka seketika membulat.

“Hai.” Suzy mengangkat tangannya. Ada senyum di bibirnya.

Semua terdiam.

“Dia adalah wanita yang kalian temui, kan?” ucap Myungsoo to do point seraya mengangkat tangan Suzy ke udara.

Tak ada yang menjawab. Semua fokus menatap Suzy dan Myungsoo yang saling berpegangan tangan.

“Yak biar kujelaskan! Wanita ini hanya mempermainkan kalian. Entah apa maksudnya. Yang jelas, kalian tak usah terpesona dengannya dan jalanilah saja hidup kalian seperti dahulu.”

Semua ternganga melihat penuturan Myungsoo.

“Lihatlah! Wanita yang kalian temui ini! Apakah kalian tak merasa bahwa ia sengaja ingin menghancurkan klub kita, huh?”

Suzy malah memberikan senyumnya ke masing masing pria di hadapannya. Membuat mereka jadi salah tingkah. Myungsoo makin naik pitam.

Dengan gerakan yang seolah melambat, Myungsoo menarik bahu Suzy dan menangkap wajahnya. Dalam hitungan detik, bibirnya sudah mendarat dimilik Suzy. Semua ternganga tak percaya.

“Yak Myungsoo!” mereka berlima kompak memekik. Sementara Sehun makin membelalakkan matanya. Memperlihatkan urat urat matanya.

“Macam macam dengan temanku, mungkin aku akan melakukan hal lebih. Bae Suzy.” ancam Myungsoo. Gadis itu terhenyak. Semuanya terdiam.

Suzy melepaskan genggaman itu dan berlari dari sana. Sementara yang lainnya masih terdiam membeku di tempat.

Bahkan ketika gadis itu benar benar menghilang, tak ada sepatah katapun yang terucap.

Kangjun dan Jong In memilih kembali ke tempat duduknya, sedangkan Minho, Sehun dan Kyungsoo malah melesat pergi tanpa kata.

Kini tinggal Myungsoo, Jong In dan Kangjun di ruangan itu dalam keheningan.

***

Minho menghirup udara di lapangan. Untuk pertama kalinya ia berbaur dengan yang lainnya saat jam istirahat. Ia duduk di bangku yang tersedia di sudut.

Banyak yang memperhatikannya, karena dia memang populer. Penyandang gelar tak pernah terkalahkan dalam bidang apapun. Choi Minho. Punya adik bernama Choi Jinri, teman Jung Soo Jung.

“Bagaimana bisa gadis secantik dia seolah tak terlihat di sekolah ini, huh? Kemana dia selama ini? Dan mengapa dia muncul dihadapan kami dengan karakter yang berbeda beda?” ia bergumam sambil meremas botol minum di tangannya.

***

Di tempat lain, Sehun menguntit gadis bernama Suzy itu hingga ke ruang teater. Tak ada yang ketinggalan sedikitpun adegan per adegan yang gadis itu lakukan. Persetan dengan bel yang mulai berdering. Ia hanya ingin bersama idolanya untuk saat ini.

Gadis itu terlihat bersenandung sambil bersandar di sofa paling sudut. Menutup mata dan tersenyum. Senyum yang waktu itu. Ini benar benar nyata. Skuki Bee ada di sekitarnya, di sekolahnya.

“Aku tahu kau suka pertunjukkan berdarah, Skuki Bee. Ah, atau kupanggil saja, Suzy huh?” Sehun tertawa jahat.

***

Sementara Kyungsoo, dia tak hentinya memandang sesuatu yang berada dalam tasnya. Boneka berdarah yang sudah bersih. Ia masih tak bisa melupakan gadis unik yang ternyata orang yang selama ini berkeliaran di sekitarnya. Ia selalu membawa boneka itu, walau justru malah mengingatkannya dengan teror demi teror yang dialaminya. Dia hanya bingung, mengapa hanya dia yang menerima teror?

***

Hari ini Jong In tak menjaga kedai dengan alasan kecapaian. Ia memutuskan pulang dan berbaring di kamarnya. Ia mencoba mengingat ngingat rangkaian peristiwa yang terjadi. Lalu dalam satu gerakan kecil, ia menarik ponselnya yang berdering.

Unknown number:

Kau siap?

***TBC***

Annyeong readerdul^^

Mian kalo updatenya luaamaama banget hahaha :v tapi part selanjutnya bakal cepet kok karena udah jadi. mungkin besok kali ya hehe XD Tenang aja ff ini gak panjang kok, paling 5 part aja.

Sorry for typos, mistakes, and etc.

Yosh, RCL yaaaa^^

Ghamsaaa!

Bow~

55 thoughts on “FF XClub PART 2

Tinggalkan Balasan ke aerorabic Batalkan balasan