FF 145 PART 3 [END]

image

Title: 145
Author: @vhyra_pabbo
Genre: Romance, drama, family, friendship, etc.
Main Cast: Bae Suzy and Shinee’s Personil (Choi Minho, Lee taemin, Lee Jinki, Kim kibum, Kim jonghyun)
Sub Cast: Kai, Krystal jung, Choi Sulli, OC’s
Length: Chaptered

Warning: Ini adalah cerita yang saya buat murni dari pikiran saya. Cerita ini hanya fiktif belaka. kalau ada kesamaan tokoh, tempat, dan cerita itu merupakan bukan kesengajaan. Ghamsahamnida~ Bow

Happy Reading!

***

Previous Part:

Minho hanya tersenyum. Ia lalu menahan wajah suzy dengan kedua tangannya lalu mulai memajukan wajahnya.

“Yak min-”

Minho membuat suzy bungkam. Bibirnya sukses melumat bibir suzy lembut.

Suzy terpaku.

***PART 3 END***

Plakkk!

Sebuah tamparan keras mendarat mulus mengenai pipi kiri minho. Minho tersenyum lemah setelah suzy menamparnya. Untuk yang kedua kalinya yeoja itu menamparnya yang juga membuat hatinya sakit.

“Minho-ah.. kita.. adalah.. sahabat kan?” Ucap suzy seraya menunduk. Tangannya terkepal kuat. Namun minho tak menjawab apapun.

“Sahabat..selamanya akan menjadi sahabat. Kau tak bisa merubah takdir itu..” ucap suzy lirih. Minho lalu menggenggam tangan yang suzy kepalkan lalu menciumnya sembari menatap sendu wajah ayu di hadapannya. Suzy sontak mengangkat wajahnya. Ditatapnya minho yang masih mencium telapak tangannya dengan posesif.

“Minho-ah..” ucap suzy lirih.

“Kau.. berlebihan minho-ah..” suzy melepaskan genggaman minho dengan pelan namun minho masih enggan melepaskannya.

Suzy menutup matanya kesal.

“Yak minho-ah!” Teriak suzy kemudian.

Minho melepaskan genggamannya. Ia lalu mengusap pelan pucuk kepala suzy sambil terus tersenyum lemah. Minho lalu meninggalkan suzy sendirian.

De javu

Suzy merasakan kejadian itu pernah terjadi ketika ia memutuskan taemin. Yah, taemin juga meninggalkannya sendirian di tempat yang sama.

Suzy lalu berjongkok seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Oh! Ia tak dapat menghentikan kristal bening itu. Ia terisak pelan dalam keheningan.

***

“Taemin” suara berat seorang namja membuat wajah kuyu taemin terangkat ke atas. Wajahnya kini pucat dan seperti bukan taemin yang dulu lagi. Hanya air putih dan sebungkus roti yang dikonsumsinya selama ini yang diberikan oleh salah satu pesuruh kai.

Wajahnya yang pucat itu kini menampakkan semburat kemarahan setelah melihat namja yang baru saja memanggilnya.

“Apakah kau sudah menyadari apa kesalahan mu huh?” Kai memegang dagu taemin lalu mengangkatnya agar ia dapat melihat wajah merana tersebut.

Namun taemin tetap bungkam. Mungkin ia tak memiliki tenaga lagi untuk berteriak atau mengerang.

“Kenapa kau tak menjawab huh?” Mata kai kini menampilkan tatapan kemarahan. Taemin membalas tatapan itu tak kalah tajamnya.

“Yak!” Kali ini kai tak bisa menahan amarahnya. Ia malah menonjok wajah taemin yang sudah babak belur itu secara membabi buta. Namun taemin tak dapat berbuat apa apa karena ia terikat kuat. Ia hanya bisa menahan rasa sakit akibat pukulan kai. Ditambah lagi dengan memar memar yang belum juga sembuh malah semakin menjadi jadi setelah kai memukulnya.

Nafas kai naik turun. Tangannya kini berhenti melayangkan bogem mentah ke wajah taemin. Mungkin dia sudah cukup puas melihat wajah taemin yang kini babak belur itu.

“Jauh..hi..su..zy..” dengan terbata bata, taemin malah mengucapkan kalimat yang membuat kai semakin tak bisa mengontrol emosinya.

Bukk!

Kai mendorong taemin hingga kursinya terhuyung ke belakang.

Taemin meringis. Ia berusaha agar tak terlihat lemah di hadapan namja laknat itu.

“Kau masih bisa mengatakan itu huh?! Brengsek!” Pekik kai dengan pancaran mata penuh kemarahan.

“Kau.. dan teman temanmu yang bodoh itu berhasil membuatku masuk rumah sakit! Aku tau semua ini karena hasutanmu kan?!”

“Jadi.. karena itu kau membuat ku seperti ini huh?” Gumam taemin sangat pelan. Ia sepertinya tak punya tenaga lagi untuk membentak.

“Aniya! Ada kesalahan yang lebih besar lagi. Dan sepertinya kau sudah lupa. Cih..” Kai menendang tubuh taemin yang kini tergeletak di lantai bersama kursi yang menempel di tubuhnya.

“Mwo guyeo..”

“Sialan! Sebegitu tidak pentingnya kah adikku sampai kau begitu cepat melupakannya huh?!” Kai menendang taemin lagi. Ia muak.

“M-mwo..” taemin berusaha menatap kai yang kini terlihat dua itu. Pandangannya kabur. Oh tidak!

“Yak gara gara kau, kim jong na meninggal!” Pekik kai yang kini mencengkram kerah baju taemin. Kai lalu menatap taemin aneh. Namja itu tampak menutup matanya.

“Yak! Kau kenapa eoh?” Teriak kai takut, namun taemin tak juga bergerak.

“Jung go!” Panggil kai pada salah satu pesuruhnya yang menjaga di luar.

***

“Kenapa tak kau biarkan saja dia mati huh?” Tanya jung go kepada kai yang tampak gelisah itu.

“Aku sudah berjanji pada jong na kalau aku tak boleh membunuh taemin” ia memukul tembok di hadapannya kesal.

Jung go hanya mangut mangut lalu segera meminta untuk pamit.

Dari kejauhan, seorang yeoja dengan kegelisahan yang tampak dari ekspresinya berlari menghampiri kai yang masih betah menatap tembok di hadapannya dengan wajah kesal.

“Oppa!” Panggil yeoja itu dengan suara bergetar. Kai lalu mengalihkan pandangannya ke arah yeoja itu.

Matanya seketika panas melihat yeoja itu—suzy.

“Katanya kau menemukan taemin eoh?! Eoddiga?” Tanya suzy tak sabar. Kai bungkam. Ia hanya menatap yeoja itu tajam namun sayu. Kedua tangannya kini mencengkram kedua bahu suzy. Sementara suzy balik menatap kai dengan tatapan heran. Ada apa dengan namjachingunya ini?

“Oppa?” Suzy merengkuh wajah kai dengan kedua tangannya.

“Jangan.. temui aku lagi” ucap kai kemudian. Ia lalu melepaskan cengkramannya dan berlalu begitu saja dari hadapan suzy.

Mata suzy terbelalak tak percaya. Ia memutar badannya agar dapat melihat punggung kai yang kini berjalan pelan meninggalkannya di koridor rumah sakit itu. Badan suzy melemas hingga terjatuh begitu saja hingga terduduk di lantai yang dingin itu. Ia lantas memegang dadanya yang dirasanya sangat sakit. Nyeri.

“Oppa..” airmata suzy keluar begitu saja. Ia akhir akhir ini sangat sering menangis sehingga ia harus menggunakan eyeliner tebal untuk menutupi mata bengkaknya. Namun, eyeliner itu luntur begitu saja meninggalkan matanya yang semakin sembab.

Ia mencengkram bajunya kuat. Bahkan ia tak mampu untuk berdiri. Siapapun tolong aku!

Tiba tiba sepasang tangan berhasil mengangkatnya hingga sejajar dengan orang itu.

Mata suzy basah karna air mata yang terus memaksa keluar itu, menatap lirih namja di hadapannya. Choi minho.

Namja itu tersenyum simpul padanya seolah olah hal menyakitkannya kemarin tak pernah terjadi.

Badannya lagi lagi menegang ketika sebuah lengan yang memeluk lehernya dari belakang. Suzy hendak menoleh namun orang itu segera membisiki suzy.

“Ini aku.. jinki” jinki lalu menolehkan wajah suzy ke samping agar yeoja itu menatapnya. Mata sipit jinki semakin sipit tatkala ia tersenyum menatap wajah yeoja cantik di hadapannya.

Lagi lagi sebuah tangan berhasil mencapai pucuk kepalanya dan mengusapnya lembut.

“Uljimma..”

Suzy lalu menoleh ke arah namja dengan suara khas nya itu. Namja itu juga tersenyum ke arahnya.

“Kibum-ah..” gumam suzy pelan dengan airmatanya yang masih mengalir.

Tiba tiba seorang namja datang yang langsung menarik suzy dari kerumunan namja namja tampan itu. Namja itu lalu memberikan suzy sapu tangan miliknya dan menariknya untuk masuk ke dalam suatu ruangan.

Minho, jinki dan kibum hanya menatap namja itu gusar.

“Yak jonghyun-ah! Kau mencuri start!” Pekik ketiga namja itu tak terima suzy dicuri begitu saja oleh namja bertubuh paling pendek di antara mereka itu. Jonghyun menoleh sambil menyeringai.

“Yak!” Lagi lagi ketiga namja itu memekik kompak lalu segera berlari menyusul suzy dan jonghyun. Suzy hanya tertawa melihat tingkah sahabat sahabatnya yang dianggapnya konyol itu. Dihapusnya airmatanya dengan saputangan pemberian jonghyun itu dengan pelan. Kesedihannya kini terhapuskan akibat ulah sahabat sahabatnya.

‘Gomawo..’ batinnya dengan senyum yang dikulum.

Namun hatinya masih menyimpan sesuatu yang mengganjal. Sesuatu yang aneh dengan kai. Ia harus menanyakannya langsung. Atau..tidak.

***

“Taemin-ah! Kau tampak kacau dengan plester plester itu! Wajahmu jadi tak tampan lagi” celetuk jinki jahil sembari memegang luka yang ditempeli plester. Taemin meringis lalu memukul pelan tangan jinki.

“Yak!” Pekik jinki tak terima. Taemin lantas menatapnya kesal.

“Apa yang terjadi sebenarnya taemin-ah?” Kali ini suzy yang berbicara. Semuanya lalu berhenti berbuat ricuh dan fokus mendengarkan jawaban taemin.

Taemin menundukkan wajahnya. Dicengkramnya seprei kasur tempatnya berpijak kuat.

“Yak gara gara kau, kim jong na meninggal!”

Taemin kembali mengingat perkataan kai sebelum ia pingsan. Apa yang terjadi pada jong na?

“Yak jawab taemin-ah!” Kibum memukul punggung taemin yang langsung membuat taemin mengerang kesakitan. Padahal kibum hanya memukulnya pelan.

“Yak kau kenapa? Aku hanya memukulmu pelan” ujar kibum tak mengerti. Taemin lalu menggeleng pelan.

Yah, akibat pukulan yang diterimanya secara bertubi tubi oleh pesuruh kai yang memukulnya dengan balok kayu, membuatnya harus merasakan nyeri yang luar biasa saat dokter mengobatinya tadi hingga sekarang nyerinya masih terasa. Kata dokter yang mengobatinya, ada struktur tulang punggungnya yang patah. Makanya, jika saja ia membuka bajunya, maka bisa dilihat plester yang mengelilingi punggungnya.

“Gwaenchana.. aku hanya bercanda” balas taemin seraya menyeringai.

“Yak!” Pekik jinki tak terima. Ia lalu memukul taemin brutal. Taemin lalu mengerang lagi.

‘Aku harus menahannya’ batin taemin. Taemin tersenyum kaku lalu berniat membalas perlakuan jinki. Yang lain malah ikut dalam permainan jinki-taemin—saling pukul memukul.

Suzy menatap taemin aneh. Ia merasa taemin benar benar kesakitan. Sontak, suzy menahan tangan onew agar berhenti memukuli taemin.

“Geumane..” jinki yang terhipnotis oleh tampang suzy yang memelas lantas menghentikan aksi jailnya itu. Yang lainnya pun ikut menghentikan aksinya lalu mulai serius dengan jawaban taemin atas pertanyaan suzy tadi.

“Jelaskan padaku” tuntut suzy kemudian. Taemin menghela nafas berat.

“Aku dirampok” jawabnya asal.

“Mwo? Aneh. Kenapa bisa kau sampai menghilang selama berhari hari huh? Dan kenapa kai mengetahui ini?” Tampaknya suzy mulai curiga dengan jawaban taemin yang tak sesuai dengan ekspresinya. Bahkan ia semakin curiga saat melihat kai tadi.

“Jangan salah paham, kai yang menolongku dari perampok itu”

“Kheundae.. kenapa bisa sampai berhari hari kau menghilang huh?” Celetuk jonghyun kini. Yang lain menimpali.

“Kita sahabat kan? Kau harus berani jujur pada kami taemin-ah..” ucap minho kemudian dengan nada menyindir. Ia belum melupakan peristiwa saat mengetahui ternyata suzy dan taemin pernah berpacaran.

“Ung.. aku menyuruh kai untuk tidak memberitahukan kalian karena aku malu bertemu kalian dengan kondisi babak belur begini. Bisa bisa aku diejek oleh onew” taemin berusaha tertawa senatural mungkin setelah mengucapkan kalimat yang tak sesuai dengan kenyataan itu.

“Yak jawaban macam apa itu huh?” Bantah kibum tak percaya.

“Kheundae, kai malah membocorkannya juga. Aish.. kai tidak bisa dipercaya” lagi lagi taemin berusaha membuat sahabat sahabatnya itu percaya.

“Kheundae..”

“Aku percaya padamu taemin-ah..” suzy memotong ucapan kibum. Ia lalu tersenyum lirih ke arah taemin. Taemin membalasnya tak kalah lirih.

***

Jari lentik yeoja berparas cantik itu sibuk menekan nekan touchscreen ponselnya kesal. Orang yang dihubunginya tak juga mengangkat teleponnya. Bahkan pesan singkat yang beberapa kali dikirimnya tak juga mendapat balasan. Yeoja itu—suzy—lalu bersandar acuh di samping namja bermata lebar itu. Membelakanginya dengan kaki yang di angkat ke kursi taman rumah namja itu.

“Ada apa denganmu suzy-ah?” Namja itu tampak risih melihat suzy yang sedari tadi gelisah memandangi ponselnya tanpa kepastian yang jelas.

“Gwaenchana.. minho-ah..” suzy masih sibuk dengan ponselnya itu.

Suara derap langkah yang bising membuat fokus suzy terbuyar. Matanya lalu melirik ke arah namja namja yang baru saja datang itu—onew, jonghyun, taemin dan kibum. Mereka lalu berlari ricuh menghampiri suzy dan minho yang sedari tadi menunggu mereka.

“Kkaja!” Minho lalu mengajak suzy untuk segera berdiri. Suzy menurut lalu bergegas berjalan bersama dengan sahabat sahabatnya. Mereka berencana untuk berlibur ke kampung halaman mereka di Bucheon. Tempat mereka bertemu dan menjalin persahabatan.

Suzy lalu mematikan ponselnya. Sepertinya namja itu benar benar tak mau menemuinya lagi.

***

Suzy termenung di atas sebuah ayunan yang di dorongnya pelan. Sahabat sahabatnya telah kembali ke rumah masing masing termasuk suzy. Ia masih merenungi dirinya di atas ayunan yang sudah sangat lama berdiri di taman rumahnya yang ada di Bucheon.

Tiba tiba sebuah tangan menepuk punggungnya pelan. Suzy menoleh ke arah orang itu lalu memberikan senyuman simpul nan cantiknya.

Namja itu lalu mendorong ayunan satu satunya yang berdiri di sana dengan pelan. Suzy menikmati sayup angin yang menerpanya ketika ayunan itu mulai terdorong ke depan dan ke belakang.

“Aku ingin bercerita sesuatu” sebuah kalimat membuka pembicaraan antar sahabat itu.

Suzy membalasnya dengan deheman pelan.

“Aku sebenarnya masih mencintaimu suzy-ah..” ungkap namja berpakaian kasual itu jujur.

Suzy tersenyum kecil.

“Sebenarnya, aku juga ingin mengatakan sesuatu” kali ini suzy yang mengucapkan kalimat itu.

“Ne?”

“Mianhae.. saat kau menembakku waktu itu.. aku.menerimamu karena sebenarnya aku hanya ingin menjadikanmu pelarian”

Namja itu tersenyum parau. Ia tahu, suzy tak pernah mencintainya.

“Karena hatiku sakit saat mendengar bahwa..” suzy menghela nafas panjang.

“Bahwa.. minho sudah punya yeojachingu” suzy tertawa hambar.

Namja itu—taemin—menghentikan laju ayunan itu. Ia tersentak. Apakah ia tak salah dengar?

“Maksudmu?” Taemin mulai takut.

“Aku menyukai minho.. kheundae, kita adalah sahabat kan? Bagaimana bisa aku menyukai sahabatku sendiri” lagi lagi suzy tertawa hambar.

Nafas taemin tercekat. Ini bahkan lebih buruk saat ia harus menghadapi kenyataan bahwa suzy berpacaran dengan kai.

“Lalu..kai?” Taemin berusaha mengatur nafasnya yang kini tak beraturan.

“Ah.. itu hanya cara agar aku memutuskanmu. Aku memang jahat dan..egois” suzy menggigit bibir bawahnya untuk menahan kristal bening yang bersikeras keluar dari pelupuk matanya.

Taemin tertawa renyah. Ia tak menyangka ternyata suzy bisa sejahat itu padanya.

‘Apakah kita adalah sahabat? Kenapa dia dengan teganya menghancurkan hatiku hanya karena keegoisannya semata?’ Pikiran taemin kacau. Ia tak bisa terima ini. Mungkin.

“Kau tau.. minho sudah tau kalau kita pernah berpacaran”

Taemin benar benar kacau. Ia tak mau lagi mendengar apapun dari bibir suzy.

“Nappeun..” kata itu keluar begitu saja dari bibir taemin.

“Kheundae.. lama kelamaan aku mulai menyukai kai. Kheundae, perasaanku terhadap minho tetap sama. Jadi, aku berusaha agar aku bisa berhubungan dengan orang yang bukan sahabatku agar.. tak ada orang yang tersakiti lagi karena keegoisanku” suzy menutup wajahnya. Bahunya bergetar.

Taemin mengepalkan tangannya kuat.

“Kheundae.. kai menyuruhku meninggalkannya disaat perasaanku mulai tumbuh. Itu sangat menyakitkan..”

“Ne. Kau pantas mendapatkannya..” entah setan darimana taemin malah membalasnya dengan kalimat kasar tersebut.

“Mianhae..” airmatanya menembus keluar. Oh! Suzy tak dapat menahannya lebih lama lagi.

“Kau mengorbankan ku hanya karena keegoisanmu suzy-ah! dan aku sangat bodoh karena sudah jatuh terlalu dalam ke dalam pesonamu!” Kali ini taemin berjongkok di hadapan suzy. Membentaknya.

Suzy menunduk. Ia tak mampu menatap mata namja itu. Walaupun begitu, ia sangat lega karena bisa mengungkapkan semuanya. Seolah olah beban yang menumpuk dipunggungnya terangkat.

“Mianhae..” suzy terisak kini. Taemin tampak tak tega. Ia meremas rambutnya lalu berdiri dan berteriak sekuat tenaga.

“Sial!” Ia tak tahan lagi. Ia rasa suzy perlu tahu ‘hal itu’.

“Sebenarnya, Aku yang menyuruh kai meninggalkanmu”

Suzy mengangkat wajahnya. Ia menatap taemin yang kini berdiri di hadapannya dengan tatapan tak percaya.

“Tae..”

“Mianhae..” gumam taemin.

@Hospital

Kai menatap taemin yang kini terbaring lemas di kasur putih-putih itu dengan tatapan iba bercampur kesal.

“Dasar lemah!” Umpatnya pada namja yang masih menutup matanya itu.

Perlahan lahan, mata taemin terbuka. Ia sedikit terkejut ketika melihat namja bejat itu tengah duduk di samping tempat tidurnya.

“Kenapa..kau..menolongku huh?” Ucap taemin susah payah.

“Aku sudah berjanji pada jong na. Jangan terlalu geer. Kalau saja jong na tak menitipkan surat sebelum ia bunuh diri, aku pasti sudah membunuhmu” balasnya tajam.

“Apa..yang..terjadi..dengan..jong na?”

“Dia..” kai mengepalkan tangannya.

“..meninggal”

Nampak jelas dari mimik wajah taemin bahwa ia shock. Ia bahkan tak percaya saat kai mengucapkan ketika di gudang tadi.

“Semua karena kau. Dia bunuh diri karena kau. Karena kau memutuskannya begitu saja”

“Bodoh..” gumam taemin.

“Yak beraninya kau!” Kai sontak memajukan badannya dan langsung mengambil kerah baju taemin.

“Aku tak pernah berpacaran dengannya..” belanya.

“Yak!” Kai melepaskan cengkramannya dan kembali duduk.

“Jeongmal.. sebenarnya.. jong na yang mengancam padaku kalau aku tak menerimanya maka ia akan bunuh diri. Aku hanya tertawa menanggapi perkataannya itu dan berkata padanya bahwa aku menolaknya. Aku kira dia hanya bercanda, ternyata..” taemin tak tahu harus berbuat apa. Ia kalut.

“Yak kau tak tau kalau jong na memiliki gangguan mental yang buruk. Anak itu selalu saja mengikutimu sewaktu kau berada di rumah sakit. Saat kau pertama kali bertemu dengannya di sana. Ramah padanya. Dia mulai jatuh hati padamu saat itu”

“Ia selalu bercerita tentangmu dengan penuh semangat. Katanya, kau hanya terpaut dua tahun darinya jadi ia pantas untuk menjadi kekasihmu” kai mendecak.

“Setelah ia bercerita padaku bahwa kau menolaknya karena ada seseorang yang kau sukai, ia bahkan menangis semalaman. Dalam suratnya, ia menyuruhku untuk menghancurkan yeoja yang kau sukai itu. Kheunde, dia melarangku untuk membunuhmu”

“Jadi.. kau.. berniat menghancurkan suzy eoh?!” Taemin mengerahkan seluruh tenaganya untuk membentak namja dihadapannya itu. Ia tak habis pikir dengan permintaan konyol jong na. Apa salah suzy?

“Ne. Sepertinya dia mulai menyukaiku” kai menyunggingkan bibirnya ke samping.

“Brengsek! Yak jauhi suzy! Brengsek!” Teriak taemin. Kai hanya tertawa remeh.

Sepertinya aku juga mulai menyukainya..”

“Yak kumohon.. jauhi suzy.. jangan sakiti dia..kumohon..” taemin menunduk di kasurnya tanda ia bersujud. Ia tak punya daya lagi. Bahkan ia mempertaruhkan harga dirinya.

Kai tampak tercengang lalu segera tersadar. Bisa bisanya namja ini berubah begitu saja?

“Sepertinya sudah cukup aku menyakitimu. Aku sudah puas. Mungkin jong na juga sudah puas melihatmu menderita”

Taemin mengangkat wajahnya.

“Aku akan meninggalkannya” kai lalu beranjak dari kursinya dan berjalan keluar dari ruangan dengan obat obatan yang menusuk indera penciuman itu.

Taemin tersenyum lirih.

‘Mianhae, jong na..’

Suzy tersenyum parau setelah mendengar kisah nyata taemin. Ia lalu berdiri dari ayunannya dan berlalu begitu saja meninggalkan taemin yang masih berdiri di depan ayunan itu.

***

Suzy kembali mengetik beberapa kata kepada seseorang yang dari kemarin tak juga mengangkat telepon dan membalas pesan singkatnya itu. Ia berniat mengirim sebuah e-mail yang cukup panjang kepada namja itu.

From: baesuzy10
To: kaikkamjong
Cc: –
Mianhae.. aku mungkin akan sangat merindukanmu. Aku sudah dengar semuanya dari taemin. Aku tau kau adalah orang yang baik. Hanya saja, karena cintamu pada adikmu, kau malah membuat dirimu sendiri menjadi jahat. Aku sangat menyesal ketika mendengarnya.. dan aku tak bisa juga menyalahkanmu. Mungkin berpisah adalah keputusan yang tepat. Aku berharap kau bisa lebih baik lagi. Lakukanlah hal yang berguna ne? Jika selama ini kau berbuat jahat karena adikmu, maukah kau berbuat baik untukku? Untuk persahabatan kita huh?
Jadi..
Jaga dirimu baik baik, ne? Annyeong..

Di tempat berbeda, seorang namja tersenyum simpul setelah membaca kalimat kalimat itu. Ia terenyak. Dan kini ia sadar, ia telah melukai banyak orang karena keegoisannya. Ia tak mau lagi. Ia harus berubah. Harus.

***

Kelima namja dengan satu yeoja itu tengah asyik menikmati pagelaran yang di adakan di Bucheon saat memasuki pergantian tahun. Acaranya sangat ramai dan meriah. Banyak penjual makanan dan jajanan khas yang berjejer di sepanjang tempat acara itu. Tak lupa juga dengan aktraksi sulap dan permainan lainnya.

“Ayo berfoto!” Jinki mendekatkan diri dengan sahabat sahabatnya lalu membuat selca mereka. Selembar kertas foto langsung tercetak dari kamera itu. Jinki menggoyang goyangkannya sedikit lalu muncullah gambar mereka ber enam dengan senyum yang mengembang.

Taemin lalu membisiki suzy yang tengah asyik dengan jajanannya.

“Rahasiakan semuanya dari siapapun ne?” Bisiknya. Suzy tersenyum lalu memasukkan ddakoginya ke dalam mulut taemin. Ia terkikik geli melihat keterkejutan taemin.

Jinki yang melihat lalu membuka mulutnya lebar lebar. Ia juga mau suzy menyuapinya.

“Shireo! Ige” suzy menyerahkan sebuah cemilan kepada jinki dan menyuruhnya makan sendiri. Sementara yang lain menertawakan jinki yang menyedihkan, Minho lalu menarik suzy ke tempat yang agak sepi dari keramaian pagelaran itu.

***

“Suzy-ah.. aku dengar dari taemin, kalau ternyata kau..”

Suzy buru buru menyumpal mulut minho dengan telapak tangannya.

“Jangan keras keras..” bisiknya sambil menahan malu.

Sialan kau taemin! Kau sendiri yang bilang harus merahasiakan ini! Kenapa malah kau bocorkan! Dasar! Mati kau taemin-ie!

“Gwaenchana.. semua sudah tau..” minho tertawa pelan.

Nafas suzy tercekat. Dadanya berdegup kencang.

Taeminnnnmnn!

“Kheundae..” suzy susah payah mengatur nafasnya.

“Sayangnya, aku yang duluan menyukaimu” ungkap minho kemudian. Suara kembang api yang menyeruak ke atas langit menimbulkan suara gaduh membuat suzy mendekatkan telinganya ke wajah minho.

“Ne?”

“Sarangaheo..” bisik minho. Suzy tersentak.

“Minho-ah.. aku kan sudah bilang.. sahabat akan tetap menjadi sahabat..” ucap suzy parau.

“Kheundae.. mereka sudah merestui kita” minho tersenyum sembari mencubit pipi suzy gemas. Suzy membuang mukanya sambil mengerucutkan bibirnya. Ia tak suka dicubit. Titik.

Minho terkekeh geli lalu segera mengusap sayang pipi suzy itu.

“Mianhae..” ucapnya sengaja di manja manjakan.

“Jadi.. kita sudah resmi eoh?!”

“Mwo?!” Suzy masih enggan menoleh.

“Kita..direstui oleh keempat bocah konyol itu. Jadi kita sudah resmi kan?” bisiknya lagi. Oh tidak! Deru nafas minho membuatnya merinding.

“Kheundae..” suzy menoleh namun..

Bibir minho langsung menyapu bibir suzy lembut.

Eottokhae?!

Walaupun kita bersama, keempat namja itu tak akan berpisah dari kita karena kita adalah satu, kan?

***

“Ngomong ngomong, mereka juga mengatakan kalau mereka berempat menyukaimu tapi sepertinya yang paling tidak ikhlas merestui kita hanya taemin dan jinki” minho tertawa keras yang memecah porak poranda pagelaran. Dilihatnya kembang api yang tak juga berhenti menggelegar di atas langit. Tangannya tak juga terlepas menggenggam yeoja nya yang baru saja ia dapatkan. Yeoja ini miliknya! Ia tak akan melepaskannya! Tak akan!

Bahkan setelah lulus, ia berencana melamar suzy, namun jinki dan ketiga sahabatnya membantah habis habisan. Kata mereka, suzy harus melanjutkan kuliah agar masa depannya cerah. Jadi, minho harus bersabar. Poor minho. Namun ia bisa lega setelah mengetahui suzy juga menyukainya.

“Mwo?!”

“jadi.. mereka benar benar menyukaiku?”

“Ne”

“Yak. Mereka banyak sedangkan suzy hanya ada satu!”

“Salahmu terlahir sangat menarik!”

“Andwae!”

***END***

Hahahahaha gaje gaje gaje-_-
Aneh yah? *Okesip
Aku punya projek baru nih (temanya fantasi, LOL) tapi bakal aku buat setelah JAIL TAMAT.Jadi, tetep di pantengin yah^^ *tebar lope lope*

Jangan lupa di RCL yah^^ karena komen readers sangat membantu dalam proses pembangkitan mood! Hwahahaha!

Bow~

23 thoughts on “FF 145 PART 3 [END]

  1. Aigoooo… selalu penuh kejutan. Aku gak pernah bisa nebak alurnya akan gemana. Ternyata Suzy juga cinta sama minho. Akhirnya MinZy jjang, MinZy yg menang. Horeeeeee… Prookkk proookkkk proookkkk!
    Tepuk tangan, tepuk kaki, tepuk pantat. #Plaaaaaakkk# kkekekeee
    Daebak daebak. Aku suka…

  2. Gak kpikiran akhirnya suzy ma minho..
    Jadii slama ini suzy jgak mncintai minho..
    Wuah part akhirnya trnyata penuh kejutan gak gmpang d tebak ceritax..
    Lnjutan jailx d tunggu thor 🙂

  3. Ff kamu itu bner2 ga bsa ketebak thor, daebak!! Aku kira ending bakalan kaizy keke ditunggu tuh project ff barunyaa. Fighting ^^

  4. Dari sekian namja akhirnya suzy milih Minho. Sempat bingung juga sih -_-
    Katanya suzy pnya perasaan juga sama Kai (?)

  5. Yeey minzy bersatu. Seruu ceritanya tapi kenapa gak dijelasin dari mana suzy denger kalo minho pacaran sedangkan minho lebih dulu sukanya dari pada suzy? Dan yang disukai sulli itu minho ya? Hm.. ya pokoknya ff nya daebak ^^

  6. ahh jd minzy couple dehh.. 😦
    sedih sihh.. q berharap tetap Kaizy couple 🙂
    tapii karna happy end.. nan joha 🙂 (y)

  7. 145.. one for five!
    Suzy akhirnya jadian ma minho juga. Kasihan bgt deh nasib kai, taemin plus sisa sahabat suzy kecuali minho.
    Tapi eon.. ceritanya kurang bgus karena narasinya kurang menjelaskan segala yg ingin author sampein. Habis tu perasaan yg timbul saat aq baca ff ini kurang kuat krn perasaan suzy yg suka gk jelas.
    Bukan maksud ngehina y.. aku cuma mau kasih tahu aj pendapat aq. Walaupun aq sendiri tahu klo nulis itu susah dan kritik memang kelebihan aq

    • Huaaah makasih kritiknya chingu. Tenang aja aku suka dikritik kok XD emang ff ini gaje banget kok tp dengan pedenya aku post XD ya smua ff disni gak kalah gaje kok ama ff ini T.T maaf ya. But skali lagi gomawo ya :*

  8. endingnya penuh kejutan..ngga nyangka ternyata suzy suka sama minho..sedih sih karna taemin yg paling jadi korbannya di ff ini 😥
    kasihan juga cast namja yg lain..but minho tetep jadi juaranya kkk~
    ngomong ngomong krystal n sulli cuma jd cameo ya dsini??

Tinggalkan Balasan Anda, Dear